Pada Kamis (03/05) sekitar pukul 07.00 WIB Jenazah Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih tiba di Kantor Kementerian Kesehatan. Jenazah selanjutnya diusung Garnisun menuju ruang Leimena untuk memberikan kesempatan para pelayat maupun karyawan Kemenkes memberi penghormatan terakhir.
Prosesi diawali dengan penyerahan jenazah Almarhumah oleh pihak keluarga yang diwakili suami ibu Endang, Renny Mamahit kepada negara yang diterima Menkokesra Agung Laksono.
“Atas nama negara dan bangsa Indonesia menerima jenazah almarhumah. Selanjutnya jenazah saya bawa untuk dimakamkan di San Diego Hills,” ujar Agung Laksono.
Selanjutnya dengan upacara semi militer, jenazah diantar dengan iringan tabuhan drum menuju ambulance yang mengantarkan Almarhum ke peristirahatan terakhir di pemakaman San Diego Hills, Karawang.
Sekitar pukul 11.00 WIB jenazah tiba di San Diego Hills dan diterima langsung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selaku inspektur upacara pemakaman.
“Kita kehilangan seorang putri terbaik bangsa, salah seorang pejuang kemanusiaan yang gigih. Kita hadir disini untuk memberikan penghormatan terakhir melalui upacara kenegaraan sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan dari Negara dan Pemerintah atas jasa, dharma bhakti serta pengabdian almarhumah kepada Negara dan Bangsa”, kata Presiden di depan lebih dari 1.000 pelayat yang hadir.
Dalam sambutannya Presiden menyampaikan bahwa sepanjang hayatnya, almarhumah mengabdikan diri sepenuhnya untuk masyarakat, bangsa dan negara. Setelah menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kedokteran Univerasitas Indonesia almarhumah memulai karir sebagai dokter di RSUP Pertamina diakhir tahun 1970-an. Almarhumah Endang sempat pula menjadi Kepala Puskesmas di Waipare sebuah wilayah terpencil di Nusa Tenggara Timur selama beberapa tahun. Selanjutnya menapaki karirnya dalam penelitian dan pengabdian di bidang kesehatan setelah menempuh pendidikan pasca sarjana di Amerika Serikat. Perjalanan karir almarhumah terus menanjak sebagai peneliti senior, dan setelah meraih gelar doktor kesehatan masyarakat semakin mendedikasikan diri sebagai pejabat struktural Kemenkes.
Lebih lanjut Presiden menyampaikan, almarhumah juga pernah dipercaya oleh pemerintah Republik Indonesia untuk mewakili Indonesia pada Lembaga Internasional World Health Organization (WHO). Almarhumah adalah pegawai negeri sipil yang berdedikasi tinggi, setia, dan tulus mengabdi kepada dunia kesehatan Indonesia.
“Kerja keras pengabdian loyalitas dan tanggung jawab yang tinggi adalah nafas keseharian almarhumah” tambahnya.
Pada upacara tersebut, Presiden membacakan kata-kata Ibu Endang dalam Pengantar buku yang berjudul “Berdamai dengan Kanker” sebagai berikut:
“Saya sendiri belum bisa disebut sebagai survivor kanker. Diagnose kanker paru stadium 4 baru ditegakkan lima bulan yang lalu. Dan sampai kata sambutan ini saya tulis, saya masih berjuang untuk mengatasinya. Tetapi saya tidak bertanya, “Why me?” Saya menganggap ini adalah salah satu anugerah dari Allah SWT.
Sudah begitu banyak anugerah yang saya terima dalam hidup ini: hidup di negara yang indah, tidak dalam peperangan, diberi keluarga besar yang pandai-pandai, dengan sosial ekonomi lumayan, dianugerahi suami yang sangat sabar dan baik hati, dengan dua putera dan satu puteri yang alhamdulillah sehat, cerdas dan berbakti kepada orang tua. Hidup saya penuh dengan kebahagiaan.”
“So …. Why not? Mengapa tidak, Tuhan menganugerahi saya kanker paru? Tuhan pasti mempunyai rencanaNya, yang belum saya ketahui, tetapi saya merasa SIAP untuk menjalankannya. Insya Allah. Setidaknya saya menjalani sendiri penderitaan yang dialami pasien kanker, sehingga bisa memperjuangkan program pengendalian kanker dengan lebih baik.”
Bagi rekan-rekanku sesama penderita kanker dan para survivor, mari kita berbaik sangka kepada Allah. Kita terima semua anugerah-Nya dengan bersyukur. Sungguh, lamanya hidup tidaklah sepenting kualitas hidup itu sendiri. Mari lakukan sebaik-baiknya apa yang bisa kita lakukan hari ini. Kita lakukan dengan sepenuh hati.
Dan jangan lupa, nyatakan perasaan kita kepada orang-orang yang kita sayangi. Bersyukurlah, kita masih diberi kesempatan untuk itu.”
“Demikianlah kata-kata Almarhumah yang penuh nilai, keimanan dan pelajaran ini,” lanjut Presiden.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: (021) 52907416-9, faksimili: (021) 52921669, Pusat Tanggap Respon Cepat (PTRC):