CPhl (Convention on Pharmaceutical Ingredients) South East Asia adalah event yang sangat terfokus pada industry farmasi serta membuka peluang mengembangkan jaringan professional bagi para ahli pengembangan obat dan spesialis lain di dalam bisnis farmasi. Lebih dari 200 perusahaan dari Indonesia, China, Eropa, Amerika Serikat, Korea, India, Jepang dan lainnya. China dan India merupakan sumber utama bahan baku farmasi yang berkualitas, khususnya untuk bahan baku obat generik.
Pasar farmasi Indonesia adalah pasar terbesar di negara-negara ASEAN dengan pangsa pasar sekitar 53%. Pasar farmasi di Indonesia adalah sekitar 43 triliun rupiah pada tahun 2011 dan telah meningkat menjadi 10% sampai 15%. Peningkatan ini karena meningkatnya jumlah penduduk dan peningkatan ekonomi lokal yang mengakibatkan peningkatan volume konsumsi obat di negara ini. Akses masyarakat terhadap obat-obatan adalah salah satu tanggung jawab pemerintah yang dalam hal ini terkait dengan ketersediaan bahan baku sebagai komponen utama produksi obat. Persediaan obat dan bahan baku obat berperan penting dalam proses produksi dan penyediaan obat-obatan yang menunjang keselamatan, kualitas dan terjamin efektivitasnya.
Demikian disampaikan oleh Wakil Menteri Kesehatan Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc., Ph.D saat membuka dan meresmikan Pameran bahan baku farmasi terkemuka dan pertama untuk ASEAN di Jakarta Internasional Expo, Kemayoran, Jakarta (10/05).
“Baru-baru ini, 96% bahan baku farmasi yang digunakan di Indonesia masih diimpor dari berbagai negara seperti; Cina, India, Korea, dan negara Eropa” kata Wamenkes.
Wamenkes menambahkan ketergantungan pada impor bahan baku farmasi dapat menyebabkan berbagai permasalahan yang meliputi; pasokan bahan baku farmasi tidak berkelanjutan, obat-obatan yang berkualitas rendah dan harga obat yang tidak stabil.
“Ini dapat memberikan dampak negatif terhadap seluruh ketersediaan obat nasional” ujar Wamenkes.
Wamenkes mengatakan untuk menghindari masalah ketersediaan obat nasional, Indonesia telah melakukan berbagai upaya seperti: membangun kemandirian dalam produksi bahan baku farmasi, memastikan keberlanjutan pasokan bahan baku obat dan menjaga stabilitas harga melalui pembentukan sistem jaringan, serta mengembangkan kerjasama dengan produsen bahan baku obat global dan mengundang para invesment dalam produksi bahan baku obat di negara indonesia.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: (021) 52907416-9, faksimili: (021) 52921669, Pusat Tanggap Respon Cepat (PTRC):