Jakarta, 1 April 2022
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengukuhkan Prof. Dr. Moesjijanti Yudiarti Endang Soekatri, M.C.N. sebagai Guru Besar bidang Ilmu Gizi di Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II, Jumat (1/4) di gedung Kemenkes, Jakarta. Menkes Budi meminta profesor yang kerap disapa Prof. Santi itu untuk ikut andil turunkan kasus stunting hingga 14 persen.
Dalam orasi ilmiah dengan judul ‘Peran Ahli Gizi dalam Eradikasi Stunting Melalui Gerakan OVON (One Village One Nutritionist)’ Prof. Santi memberikan perhatiannya pada penurunan angka stunting di Indonesia.
Ia menjelaskan, untuk jangka pendek stunting dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas, serta menghambat fungsi kognitif. Sementara dalam jangka panjang stunting tidak saja berpengaruh pada fisik yang pendek tapi juga berisiko terhadap penyakit degeneratif serta menurunkan kesehatan reproduksi.
“Singkatnya stunting adalah gangguan pertumbuhan disertai dengan hambatan perkembangan pada masa kandungan ibu. Proses terjadi stunting bersamaan dengan hambatan pertumbuhan dan perkembangan organ vital lainya seperti otak, jantung, dan ginjal,” katanya.
Akibatnya, stunting tidak saja menyebabkan gagal tumbuh tapi juga bisa mengalami gangguan metabolisme tubuh yang menyebabkan risiko menderita penyakit tidak menular di masa yang akan datang.
Dalam penelitiannya, Prof. Santi menyebut salah satu cara menurunkan stunting adalah dengan pendampingan bagi keluarga berisiko stunting. Pendampingan tersebut dilakukan oleh tenaga profesional di bidang gizi dan kesehatan.
“Selama 3 bulan keluarga dengan risiko stunting didamping oleh nutrisionis dengan 9 kali kunjungan lapangan melibatkan bidan desa, kader, Nakes, dan Puskesmas setempat,” ucap Prof. Santi.
Pendampingan melibatkan 2.790 anak Baduta, 518 ibu hamil, 144 ibu hamil kekurang energi kronik (KEK), dan 840 ibu menyusui yang punya anak bayi 0-6 bulan.
Hasil menunjukkan keadaan yang cukup baik. Rerata Baduta dengan gizi pendek turun 6%, anak Baduta dengan gizi kurang menurun 3%, rerata ibu hamil dengan KEK turun 7,1%.
“Hal ini membuktikan bahwa pendampingan selama 3 bulan terhadap keluarga berisiko stunting memberikan bukti (adanya penurunan kasus stunting) bukan janji,” tutur Prof. Santi.
Menanggapi hal tersebut, Menkes Budi mengaku bangga memiliki profesor di bidang ilmu gizi.
“Saya sangat bangga karena banyak teman-teman di Kemenkes tidak henti mencari ilmu dan mengembangkan kemampuannya,” kata Menkes Budi.
Dengan pendalaman di bidang gizi, lanjutnya, Prof. Santi dapat ikut andil dalam upaya mengejar target penurunan kasus stunting di Indonesia hingga 14%.
“Jadi Prof. Santi jangan kaget kalau nanti diajak video conference malam-malam atau week end untuk bantu bagaimana caranya kita mempercepat penurunan angka stunting ke angka 14 persen, kalau bisa lebih turun lagi,” kata Menkes Budi.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id (D2).
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik
drg. Widyawati, MKM