Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan mengutamakan upaya promotif – preventif – termasuk Program Imunisasi yang terbukti sangat efektif untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi atau PD3I.
Keberhasilan Program Imunisasi di Indonesia telah terbukti sejak beberapa dasa-warsa terakhir ini. Sukses yang telah dicapai antara lain adalah; keberhasilan dalam pembasmian atau eradikasi cacar pada tahun 1974 – suatu penyakit menular sangat cepat menyebar dan banyak menimbulkan kesakitan, kecacatan, dan kematian, penderita polio sudah tidak ditemukan lagi di Indonesia sejak tahun 2006 dan diharapkan pada tahun 2018 seluruh dunia dapat bebas polio, penurunan lebih dari 90% angka kesakitan dan kematian akibat penyakit Difteri, Pertusis atau Batuk 100 hari, Tetanus, dan Campak bila dibandingkan dengan 20 tahun yang lalu.
Dari hasil Surveilans penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, memperlihatkan penurunan secara signifikan jumlah kasus dari 3 penyakit, bila dibandingkan antara data tahun 1990 dengan data tahun 2011. Penyakit tetanus dari 1.427 kasus turun menjadi 114 kasus, untuk pertusis dari 30.000 kasus telah berhasil diturunkan menjadi 1.941 kasus, dan untuk penyakit dipteri dari 2.200 kasus turun menjadi 806 kasus.
Demikian disampaikan oleh Menteri Kesehatan RI dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH pada acara pembukaan Seminar Imunisasi Nasional dalam rangka memperingati Pekan Imunisasi Dunia yang dihadiri oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Ketua Tim Penggerak PKK Pusat, para Ketua Pengurus Besar Profesi IDI, IDAI, IBI, dan PPNI serta para pejabat eselon I, II dan III Kemenkes RI, (27/3) di Jakarta.
Secara global diperkirakan 2-3 juta kematian per tahunnya berhasil dicegah karena penyakit difteri, campak, pertusis, pneumonia, polio, rotavirus diare, rubella, dan tetanus melalui imunisasi. Tetapi, masih ada sekitar 22 juta bayi di dunia yang belum mendapat imunisasi lengkap dan sebesar 9,5 juta adalah di wilayah Asia Tenggara atau South East Asian Region, termasuk di dalamnya anak-anak Indonesia. Situasi ini yang mendorong langkah global dalam meningkatkan kesadaran masyarakat dunia melalui pelaksanaan Pekan Imunisasi Dunia.
Pekan Imunisasi Dunia sudah dilaksanakan di beberapa negara sejak tahun-tahun lalu, di Indonesia baru pertama kali dilakukan tahun ini, mulai tanggal 22 sampai 28 April 2013. Oleh karenanya Kemenkes berupaya mengisi acara ini dengan berbagai kegiatan yang bertujuan meningkatkan kepedulian masyarakat tentang pentingnya imunisasi. Pekan Imunisasi Dunia merupakan momentum untuk menggalang dukungan dan kerjasama sama dalam menyukseskan pelayanan imunisasi dengan melakukan penyebarluasan informasi baik melalui press briefing, media workshop, talkshow, atau seminar seperti yang kita laksanakan sekarang baik di Pusat maupun di daerah, jelas Menkes.
Pada kesempatan itu pula Menkes meminta dukungan agar jajaran kesehatan di rumah sakit dan puskesmas termasuk jajaran kesehatan di TNI-POLRI dan swasta, untuk memberikan pelayanan imunisasi dasar bagi bayi dan anak usia < 3 tahun yang status imunisasi dasarnya belum lengkap pada waktu bayi. Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline