Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek
Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP-PL) Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE. membuka acara Pertemuan Nasional Evaluasi Tahun 2012-2013 dan Perencanaan Tahun 2014 Program PP-PL, di Hotel Mercure Padang (19/6).
Pertemuan dihadiri Gubernur Provinsi Sumbar, para Pejabat Eselon I di Lingkungan Kementerian Kesehatan dan Jajaran Lintas Sektor, para Pejabat Eselon II di Lingkungan Kemenkes, para Kepala Dinas Kesehatan Provinsi se-Indonesia, para pimpinan UPT (KKP/BBTKL-PP) vertikal Kemenkes se-Indonesia, serta para Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Direktur Utama RSUD se-Provinsi Sumbar.
Sasaran yang ingin dicapai, yaitu program PP-PL yaitu program kesehatan dan program Sumber Daya Manusia Indonesia yang sehat dan sejahtera. Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang komprehensif dan bermutu serta upaya promotif dan preventif terhadap masayarakat serta mempersiapkan pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional dengan baik yang dimulai pada 1 Januari 2014, ungkap Prof Tjandra.
Dari hasil evaluasi pelaksanaan Program PP-PL tahun 2012 sampai dengan triwulan I tahun 2013 menunjukkan masih memerlukan perhatian seperti; upaya pencapaian MDGs, Peningkatan Pengendalian Penyakit yang Terabaikan (Neglected Diseases), Implementasi International Health Regulations (IHR) dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular”, ujarnya.
Indikator untuk mencapai MDG yaitu; HIV AIDS, yang belum tercapai adalah persentase penduduk usia 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV-AIDS. Dari target 95% baru tercapai 21,25% pada tahun 2012. Untuk itu upaya promotif guna meningkatkan pengetahuan bagi masyarakat tentang penyakit HIV/AIDS dan mencegah bertambahnya infeksi baru seperti kegiatan Aku Bangga Aku Tahu (ABAT) serta Layanan HIV-AIDS Komprehensif Berkesinambungan (LKB) dapat terus ditingkatkan cakupan wilayahnya, pencapaian angka kejadian Malaria per 1000 penduduk tahun 2012 adalah sebesar 1,69 ‰. Angka ini masih jauh dari target MDG yaitu <1‰, pencapaian proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap air minum layak yang ditargetkan 63% – baru mencapai 41,66% tahun 2012. Demikian juga terhadap sanitasi layak 2012 masih sebesar 56,24% dari target 69%, pencapaian Imunisasi dalam MDGs telah tercapai namun perlu peningkatan cakupan Imunisasi rutin karena: masih terdapat 13 Provinsi yang capaiannya masih dibawah target Renstra untuk Imunisasi dasar lengkap, baru 79,3% desa/kelurahan yang mencapai UCI atau Universal Child Immunization-seharusnya 90%, masih ada 4 Provinsi yang belum mencapai status eliminasi Tetanus Neonatorum. Pencapaian target MDG Indonesia untuk TB sudah on track dalam pencapaian MDG 2015 tetapi insidens TB menurun sangat lambat dan saat ini masih 187/100.000.
Indikator untuk mencapai Pengendalian Penyakit yang Terabaikan (Neglected Tropical Diseases – NTD) Indonesia fokus pada pengendalian filariasis, schistosomiasis, kecacingan, kusta dan frambusia. Ke-5 ini masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia yang berdampak pada produktivitas, ekonomi, dan kehidupan sosial masyarakat. Indikator untuk mencapai Implementasi International Health Regulations (IHR), Indonesia telah mengajukan penundaan sampai dengan tahun 2014 yang seharusnya tahun 2012. Kemenkes kepada jajaran kesehatan Pusat dan Daerah bersama lintas sektor terkait untuk melakukan berbagai langkah dalam memantapkan pelaksanaan IHR baik di pintu masuk negara (entry point) maupun di luar pintu masuk negara. Indikator untuk mencapai Pengendalian Penyakit Tidak Menular, kita telah mengembangkan berbagai kegiatan baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitative, jelas Prof Tjandra.
Dirjen PP-PL berpesan agar para peserta pertemuan untuk dapat melakukan Perencanaan program yang baik berbasis bukti dan data yang valid, akurat, karena sumber pembiayaan yang terbatas, hendaknya anggaran yang tersedia diperuntukkan untuk kegiatan yang merupakan prioritas, serta audit kinerja dimulai sejak proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, serta untuk memantapkan exit strategy pembiayaan kegiatan yang bersumber dari pinjaman dan hibah luar negeri khususnya Global Fund AIDS, TB, Malaria. Agar diupayakan sumber pembiayaan pengganti, khusus untuk biaya operasional. Hal ini menjadi penting untuk menjamin kesinambungan program dan menghindari adanya ketergantungan.
Prof. Tjandra mendukung Bapak Gubernur, seluruh jajaran Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota se-Provinsi dan masyarakat Sumbar atas peran serta dalam Pembangunan Kesehatan demi mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat dan sejahtera.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline <kode lokal> 500-567; SMS 081281562620, faksimili: (021) 52921669, website www.depkes.go.id dan alamat email kontak@depkes.go.id.