Kanker Payudara dan Kanker Serviks merupakan kanker yang paling sering dijumpai pada perempuan dewasa ini. Akan tetapi deteksi dini kedua jenis kanker tersebut dapat dilakukan dengan teknologi tepat guna yang murah dan sederhana atau simple. Itulah sebabnya, pengendalian kedua jenis kankertersebut merupakan salah satu program prioritas Pemerintah.
Demikian sambutan Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH,pada acara pembukaan training of trainers deteksi dini kanker payudara dan kanker serviks, di Lingkungan Kemenkes RI (3/10).
Menurut Menkes, dalam pengendalian kanker payudara dan kanker serviks,Pemerintah mentargetkan minimal 80% perempuan usia 30-50 tahun melakukan deteksi dini setiap 5 tahun. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010, jumlah perempuan Indonesia yang berusia 30-50 tahun adalah sekitar 35 juta (35.950.765 orang).
“Sampai dengan tahun 2012 jumlah perempuan yang telah diskrining lebih dari 550 ribu orang (575.503 orang) dengan jumlah IVA (+) lebih dari 25 ribu orang (25.805 orang) atau 4,5%), suspek kanker leher rahim 666 (1,2 per 1000) dan suspek tumor payudara 1.289 (2,2 per 1000). Cakupan deteksi dini ini masih perlu ditingkatkan dengan kerja keras, kerja cerdas, dan inovasi bersama seluruh lapisan masyarakat”, tambah Menkes.
Ditambahkan program nasional deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim ini dicanangkan oleh Ibu Negara Ani Bambang Yudhoyono pada tanggal 21 April 2008, sekitar 5 tahun yang lalu bertepatan dengan peringatan Hari Kanker Sedunia 2008.
Sejak pencanangannya hingga tahun 2013, Pemerintah telah memperluas pelaksanaan deteksi dini kedua kanker tersebut ke 140 kabupaten di 31provinsi, yang dilaksanakan oleh 500 dari 9500 Puskesmas. Saat ini, telah ada 202 pelatih atau trainers yang terdiri dari dokter spesialis obstetriginekologi, dokter spesialis bedah onkologi, dokter spesialis bedah, dandiperkuat oleh 1.192 providers atau pelaksana program terdiri dari dokter umum dan bidan.
Ketidaktahuan masyarakat khususnya kaum perempuan Indonesia pada bahaya kanker payudara dan kanker serviks perlu disikapi dengan peningkatan upaya promotif-preventif. Antara lain dengan melaksanakansosialisasi, advokasi, dan edukasi di berbagai elemen masyarakat. Edukasi akan lebih efektif jika dilakukan lebih awal, antara lain pada siswa sekolah melalui guru-guru mereka dibantu oleh para ahli. Menkes berharap agar YKI, SIKIB, Pertamina, dan POGI beserta berbagai organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi, dan BUMN dapat mendukung pelaksanaan upaya ini.
“Dengan dukungan seluruh lapisan masyarakat program ini diharapkan dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat kedua kanker tersebut” tutur Menkes.
Data pemanfaatan Jamkesmas 2011 menunjukkan bahwa biaya rawat jalanpenderita kanker adalah sebesar 8% dari total pembiayaan Jamkesmas, yaituRp.154,4 milyar. Upaya promotif- preventif dapat menekan terjadinya Kanker Payudara dan Kanker sehingga dapat menekan pembiayaan Jamkesmas.
Dengan deteksi dini menggunakan metode Clinical Breast Examination atauCBE untuk kanker payudara dan metode IVA dan papsmear untuk kanker serviks akan mempercepat penanganan kedua jenis kanker ini, sehingga prognosisnya akan lebih baik dan biaya pelayanan pengobatan juga dapat ditekan. Oleh karena itu, capaian cakupan deteksi dini dan akses masyarakat pada pelayanan deteksi dini ini perlu ditingkatkan dengan sungguh-sungguh dari waktu ke waktu.
Pada kesempatan tersebut, Menkes juga menyampaikan apresiasinyakepada Yayasan Kanker Indonesia (YKI), Solidaritas Isteri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB), Pertamina, dan Perhimpunan Obstetri Ginekologi Indonesia (POGI) yang bersama-sama Kementerian Kesehatan menyelenggarakanTraining of Trainers ini sebagai bagian dari Gerakan Nasional Peduli dan Cegah Kanker Serviks (GNPCKS).
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline <kode lokal> 500-567; SMS 081281562620, faksimili: (021) 52921669, website www.depkes.go.id dan alamat e-mail [email protected].