Pertumbuhan penduduk dan pembangunan ekonomi yang pesat, memberikan tekanan yang sangat besar pada sumber air tawar kita yang langka, dan tekanan tersebut terus meningkat.
Sumber air tawar terus berkurang karena pencemaran hasil dari pembuangan kotoran domestik, limbah industri, limbah padat, dan aliran dari limbah pertanian ke sungai-sungai, dan danau-danau kita. Suhu tinggi yang disebabkan oleh perubahan iklim, dan curah hujan yang berlebihan, akan memperburuk kelangkaan air.
Hasil Riskesdas 2010 menunjukkan tingkat pemakaian air per orang per hari diperkotaan sangat tinggi, yakni 40,6% penduduk perkotaan mengkonsumsi air >= 100 ltr/orang/hari. Sementara 34,3% penduduk perkotaan mengkonsumsi air kemasan/ air isi ulang sebagai sumber air minum, tertinggi dari kelompok pendapatan tinggi yaitu sebesar 47,9% penduduk perkotaan. Data tersebut menunjukkan air sebagai sesuatu yang berharga untuk kehidupan yang layak, namun dengan penggunaan yang tidak hemat.
Kementerian Kesehatan bersama instansi lintas sektor terkait, merespon kebutuhan tersebut dengan melakukan berbagai program/ upaya/ inovasi, antara lain melalui upaya penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat perdesaan dan pinggir perkotaan. Dalam 3 tahun terakhir (2008-2010) telah dibangun Sarana Air Minum di lebih dari 4.500 Desa/ Kelurahan dengan penerima manfaat lebih dari 6 juta jiwa.
Dalam rangka upaya pengendalian pencemaran terhadap sumber air, telah dilakukan upaya-upaya percepatan melalui program percepatan pembangunan sanitasi permukiman (PPSP) yang ditargetkan pada 330 Ibu Kota Kabupaten Kota selama dalam tahun 2010-2014. Hingga saat ini telah selesai disusun 41 Strategi Sanitasi Kota (SSK). Untuk daerah perdesaan dilakukan upaya peningkatan prilaku higienis dan peningkatan akses sanitasi dasar (Jamban Keluarga) melalui kegiatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Dalam tahun 2011 telah dilaksanakan di 2510 desa yang memberi akses kepada 2,9 juta jiwa dan tahun 2011 direncanakan di 5500 desa.
Tema yang diangkat dalam Hari Air Sedunia (World Water Day 2011) adalah Water for Cities, Responding to The Urban Challenge diterjemahkan menjadi tema nasional Air Perkotaan dan Tantangannya.
Diharapkan momentum memperingati Hari Air Sedunia ini, dapat digunakan untuk melakukan kampanye hemat air setiap hari dimanapun kita berada. Jika kita berhemat air setiap hari, maka akan ada air yang cukup bagi kita semua. Mari kita belajar untuk mengurangi – menggunakan kembali – mendaur ulang dan – menyelamatkan hari ini untuk hari esok. Mari kita bekerjasama untuk hari esok yang lebih sehat, juga untuk semua makhluk hidup di dunia ini.
Prof dr Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE
Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL)
Kementerian Kesehatan RI