Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Dirjen PP dan PL) Kemenkes RI Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K), MARS, DTM&H, DTCE, menyampaikan capaian kinerja Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, pada acara temu media dalam rangkaian Hari Kesehatan Nasional (HKN) Ke-49, di Jakarta (13/11). Capaian kinerja yang diangkat meliputi upaya pengendalian penyakit menular, penyakit tidak menular (PTM), pengendalian HIV-AIDS, TB, DBD, H5N1. Selain itu juga dipaparkan mengenai cakupan imunisasi, Neglegted Disease, dan penyehatan lingkungan.
Dalam paparan disampaikan bahwa penyakit terbagi dua, yaitu penyakit menular dan Penyakit Tidak Menular. Kategori penyakit menular yaitu penyakit yang ada dalam kategori MDGs; penyakit yang sering ditemui seperti diare dan Infeksi Saluran Nafas Atas (ISPA); Neglected seperti kusta, dan Emerging/Re Emerging contohnya Flu Burung. Sementara kategori penyakit tidak menular yaitu kanker, jantung dan pembuluh darah, kanker, paru kronik, diabetes melitus dan metabolik, penyakit kronis dan degeneratif lainnya, serta penyakit akibat kecelakaan dan cidera.
Menurut Prof. Tjandra penyakit disebabkan oleh faktor risiko bersama yaitu merokok, mengkonsumsi alkohol, kurang aktivitas fisik, dan stres.
Mengenai pengendalian HIV-AIDS, sampai dengan September 2013 jumlah HIV positif dengan stadium masih rendah/belum AIDS yaitu 20,397 sedangkan AIDS mencapai 2763. Ini berarti Kemenkes berhasil menemukan kasus lebih dini bila dibandingkan dengan tahun 2005 yaitu jumlah penderita AIDS 4,987, artinya pasien yang datang sudah dalam keadaan AIDS. Sedangkan jumlah orang dengan HIV yaitu 8,59.
Jumlah ODHA (orang dengan HIV dan AIDS) yang mendapat ARV sampai dengan September 2013 berjumlah 36483, angka tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2005 sebesar 2381.
Dalam hal pengendalian Tuberculosis (TB), penemuan kasus TB mencapai 84,4% hal ini lebih besar dari yang ditargetkan dalam MDGs sekitar 70%. Sementara prevelensi TB juga terus menurun. Dari 442 per 100.000 penduduk pada tahun 1990 turun menjadi 297 pada tahun 2012.
Atas keberhasilan penurunan kasus TB itu, Presiden RI memberikan apresiasinya pada pidato kenegaraan tanggal 16 Agustus tahun 2013. Selain itu, Pemerintah Indonesia (Menteri Kesehatan) juga mendapatkan penghargaan Chmapion Award For Exceptional Work in The Fight Againts TB atas keberhasilan program TB dalam pencapaian MDG.
Dalam pengendalian Malaria, terjadi penurunan Annual Paracite Incidence (API) dari 4.68 tahun 1990 menjadi 1,69 pada tahun 2012. Salah satu upaya pencegahan Malaria adalah dengan mendistribusikan kelambu berinsektisida ke daerah endemis Malaria dan ke wilayah Kawasan Timur Indonesia (KTI) juga sudah membentuk Malaria Center.
Untuk Demam Berdarah (DBD) angka kematiannya turun sangat tajam, dari 40% pada tahun 1968 menjadi kurang dari 1%. Sedangkan kasus Chikungunya di Indonesia sebanyak 83533 pada tahun 2009 turun menjadi 2602 pada tahun 2012. Kemudian angka kesakitan akibat diare per 1000 penduduk berjumlah 423 pada tahun 2006 turun menjadi 214 pada tahun 2012. Kasus Flu Burung (H5N1) mencapai angka 55 pada tahun 2006 turun menjadi 3 pada tahun 2013.
Neglegted Disease salah satu contohnya adalah kaki gajah. Capaian Kabupaten/Kota yang melaksanakan POMP Filariasis sebanyak 60 Kab/Kota pada tahun 2005 meningkat menjadi 140 Kab/Kota pada tahun 2013.
Pencegahan yang dilakukan dengan imunisasi. Capaian Desa UCI di Indonesia berjumlah 72% tahun 2002 naik 79% pada tahun 2012. Cakupan imunisasi Campak di Indonesia dibawah 5% pada tahun 1983 naik 100% pada tahun 2013. Cakupan Imunisasi BCG di Indonesia mencapai 50% tahun 1983 naik menjadi 100% pada tahun 2012. Cakupan Imunisasi Polio di Indoensia dibawah 5% pada tahun 1983 naik menjadi 100% pada tahun 2012. Dan tidak ada kasus polio di Indonesia sejak tahun 2006.
Indonesia sudah dinyatakan WHO statusnya Tetanus Maternal Neonatal (TMN) di 3 regional Indonesia, yaitu meliputi ± 88,7% Kab/Kota (97,4% penduduk) Indonesia. Sementara itu presentase penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) yang ditanggulangi < 24 jam, pada tahun 2009 target 63 dengan capaian 56, dan sampai dengan Oktober 2013 target 90 dengan capaian 73.
Penyehatan lingkungan, presentase penduduk dengan akses air minum layak berjumlah 37,33 pada tahun 1993 naik menjadi 58,05 pada tahun 2012. Presentase penduduk dengan akses sanitasi yang layak berjumlah 24.81 pada tahun 1993 naik menjadi 57.6 pada tahun 2012. Presentase penduduk yang sudah stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) mencapai 20% pada tahun 2007 meningkat menjadi 80% pada tahun 2010.
Pemeriksaan Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan yang sudah diperiksa berjumlah 58.77 pada tahun 2010 naik menjadi 70.12 pada tahun 2012.
Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PPTM), salah satunya dengan meningkatkan jumlah Posbindu. Pada tahun 2011 jumlah Posbindu adalah 3,314 naik menjadi 7,225 pada tahun 2013.
Regulasi PPTM yaitu diatur dalam Peraturan Pemerintah RI nomor 109 tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan, Inpres nomor 4 tahun 2013 tentang Program Dekade Aksi Keselamatan Jalan, dan Peraturan bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri nomor 188/Menkes/PB/I/2011, Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok (KTR).
Selain itu regulasi PPTM juga diatur dalam Permenkes nomor 30 tahun 2013 tentang informasi kandungan gula garam dan lemak dan pesan kesehatan pada pangan olahan dan pangan siap saji. Permenkes RI nomor 28 tahun 2013 tentang Pencantuman Peringatan Keseahtan dan Informasi Keseahtan pada Kemasan Produk Tembakau. Serta Permenkes RI nomor 40 tahun 2013 tentang Peta Jalan Pengendalian Dampak Konsumsi Rokok bagi Kesehatan.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline <kode lokal> 500-567; SMS 081281562620, faksimili: (021) 52921669, website www.depkes.go.iddan alamat e-mail kontak@depkes.go.id.