oleh: Prawito
“Banyak sumber kekuatan, namun tak satupun yang bisa menandingi keikhlasan”
“Ini kerjaan kok tak ada selesainya….”
“Tiap hari penyuluhan, periksa pasien, beri obat, menyuapi makan.., terkadang baru mau tidur, sudah panggil lagi, panggil lagi.
Ada saja jemaah yang tersesat, ngak ada habisnya, terus dari pagi sampai pagi lagi..
Semua petugas tak ada waktu libur, termasuk hari jumat, sabtu dan ahad, cuma on call dan harus siap setiap waktu dibutuhkan….
“Butuh libur, butuh piknik, butuh me-time, butuh rehat sejenaaak saja…” Pekerjaan seorang petugas nampak terus, terus berlanjut, tak berkesudahan…
Menanti, sehari, 2 hari, sepekan, 2 pekan, terasa lamaaa…, hingga masa akhir kontrak.
Masih ingat kisah Siti Hajar ?
Ibunda Nabi Ismail ‘alayhi salam ini berlari bolak balik dari Shofa ke Marwah sampai 7 kali. Berharap di padang gurun yang gersang itu barangkali ada air untuk bayinya yang sedang haus.
Ketemukah airnya? Tidak.
Tetapi lari-larinya Hajar yang kelihatannya “sia-sia” itu ternyata menjadi asbab ridhoNya Allah sehingga memancarlah air zamzam yang sampai sekarang tak pernah surut justru dari jejakan kaki bayi Ismail.
Sia-siakah yang dilakukan sang Ibu? Tidak sama sekali ternyata.
Pekerjaan ibu, menyusui, memandikan, ganti popok, menyuapi, and so on.. Memasak, menyapu, mengepel, mencuci, and so on buat yang ga ada ART..
Semua tetek bengek itu seakan terlihat tidak gemerlap, tidak keren, tidak ngeksis. Seakan sia-sia, ga ada hasil. Tapi yang berlelah-lelah itu, bisa jadi asbab ridho Allah…
Bisa jadi yang mengantarkan ke Jannah…
Tidak terlihat mulia dihadapan penduduk bumi tetapi bisa jadi membahana seantero ‘penduduk langit’. Bukankah itu yang lebih penting ?
Bukankah doa ibunda mustajab tanpa penghalang dariNya ?
Demikian pula petugas haji, mari kita seperti ibu, yang sedang menyiapkan segala kebutuhan jemaah haji, semoga menjadi haji yang mabrur.
Tidak ada balasan bagi haji yang mabrur, kecuali surga. Semoga setiap pekerjaan melayani jemaah, bisa jadi asbab masuk dalam surgaNya,
Semoga setiap uluran tangan, sekecil apapun yang mengalir kepada jemaah haji, ini mengalir pula ampunan dariNya,
Semoga setiap tindakan kesehatan yang mengalir kepada jemaah haji, sekecil apapun akan mengalirkan barakah dariNya,
Semoga setiap suapan makanan, yang masuk dan menguatkan tubuh jemaah haji, mengalirkan kelapangan hati dariNya,
Semoga setiap doa untuk kesehatan dan kemabruran jemaah haji, mengalirkan optimesme dariNya,
Bukankah, setiap jemaah haji akan berdoa di raudah dan multazam ? Doa yang akan di ijabah olehNya.
Maka..
Mari buat malaikat Raqib sibuk luar biasa mencatat kebaikan-kebaikan yang kita upayakan untuk jemaah haji.
Boleh jadi, ini kesempatan terakhir untuk melayani jemaah haji, entah karena takdir atau ajal telah menjemputnya, mari berikan layanan terbaik yang kita punya.
Memang, melayani jemaah haji, kalau baik, sudah seharusnya, tapi kalau salah dan khilaf, caci maki luar biasa…
Ikhlas, satu satunya kekuatan yang dapat memaksimalkan pelayanan, dan
Allah sebaik-baiknya pemberi balasan.
Wallahu’alam. Bersambung….