Sehat Negeriku
No Result
View All Result
Sabtu, 21/06/2025
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Mediakom
  • Majalah
Langganan Newsletter
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Mediakom
  • Majalah
No Result
View All Result
Sehat Negeriku
No Result
View All Result

Dari Hiburan Jadi Kecanduan Judi

Rokom by Rokom
26 Juni 2024
Reading Time: 4 mins read
A A
0
Ilustrasi Kecanduan Judol_Foto Shutterstock

Ilustrasi Kecanduan Judol_Foto Shutterstock

Bagikan di FacebookBagikan di WhatsappBagikan di Line

Judi sebetulnya adalah gangguan kesehatan yang mempengaruhi otak. Perilaku kecanduan judi mirip dengan orang yang mengalami ketergantungan narkotika.

 

Diperkirakan sekitar 0,2-5,3 persen orang dewasa di seluruh dunia menderita gangguan perjudian. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengakui kecanduan judi sebagai sebuah gangguan. Di beberapa negara, perjudian diakui sebagai kegiatan yang legal dan menyenangkan dan jutaan orang terlibat di dalamnya. Perjudian di era modern ini sebagian besar telah dilakukan secara dalam jaringan (daring), termasuk berbagai kegiatan olahraga dan non-olahraga yang dipertaruhkan.

Menurut hasil penelitian industri IBISWorld, ukuran pasar industri kasino dan perjudian daring global mencapai US$ 292,1 miliar pada 2023, meningkat 15 persen dari tahun sebelumnya. Pesatnya perkembangan perjudian online berkontribusi terhadap pendapatan kotor perjudian di negara-negara penyelenggaranya dan diperkirakan tumbuh lebih cepat dibandingkan kasino konvensional.

Banyak orang menganggap judi sebagai bentuk hiburan yang tidak berbahaya bagi kesehatan. Sayangnya, saat Anda menormalisasi perjudian, maka aktivitas ini akan menjadi kecanduan dan gangguan. Seseorang yang kecanduan judi harus berulang kali berjudi untuk mencapai kepuasan melalui pelepasan dopamin.

Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental dari American Psychiatric Association (DSM-5) menganggap gangguan perjudian sebagai kecanduan perilaku. Dalam beberapa hal, gangguan perjudian mirip dengan gangguan penggunaan narkotika. Keduanya mengubah susunan kimiawi otak dan dapat memiliki ciri-ciri penarikan diri dan toleransi.

Para ahli di American Psychiatric Association bersepakat bahwa tidak ada penyebab tunggal dari gangguan perjudian atau kecanduan lainnya. Perubahan struktur kimiawi otak, genetika serta ciri-ciri kepribadian dan kondisi kesehatan mental dapat berkontribusi terhadap perkembangan gangguan perjudian. Orang dengan penyakit mental yang menyertai atau gangguan penggunaan narkotika memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk melakukan perjudian yang berlebihan.

Proses kecanduan terhadap sesuatu terjadi ketika seseorang berulang kali melatih otaknya untuk mendapatkan kepuasan dari suatu tindakan. Individu tersebut juga dapat menerima imbalan dari tindakan tersebut. Dalam kasus perjudian, seseorang dapat melipatgandakan uang yang dipertaruhkan.

Perjudian mempengaruhi pusat imbalan di otak Anda. Manusia secara biologis termotivasi untuk mencari imbalan yang biasanya datang dari perilaku sehat. Saat Anda menghabiskan waktu bersama orang tersayang atau menyantap makanan lezat, tubuh Anda melepaskan dopamin, yang membuat Anda merasakan kenikmatan. Ini menjadi sebuah siklus: Anda mencari pengalaman ini karena ia memberi Anda perasaan yang baik.

Perjudian juga mengirimkan lonjakan besar dopamin di otak. Namun, alih-alih memotivasi Anda untuk melakukan hal-hal produktif, tingkat dopamin yang sangat besar justru berdampak buruk pada pikiran, perasaan, dan perilaku Anda. Hal ini mendorong Anda untuk mencari lebih banyak kesenangan dari perjudian dan mengurangi aktivitas yang lebih sehat. Seiring waktu, perjudian mengubah susunan kimiawi otak dan Anda menjadi tidak peka terhadap dampaknya. Anda kemudian perlu bertaruh lebih banyak untuk menghasilkan efek yang sama.

Pelepasan dopamin adalah hadiah yang diterima para penjudi untuk terus bermain. Hal ini juga terjadi pada norepinefrin (noradrenalin). Sebuah studi oleh Jazaeri & Habil yang diterbitkan dalam Indian Journal of Psychological Medicine pada 2012 dan Institut Pemulihan Kecanduan Illinois menemukan bahwa penjudi patologis memiliki tingkat norepinefrin yang lebih rendah daripada penjudi normal. Dengan demikian, penjudi patologis menggunakan perjudian sebagai cara untuk meningkatkan sekresi norepinefrin.

Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa ada kesamaan biologis antara perjudian dan penggunaan narkotika. Mengingat perjudian adalah perilaku yang berorientasi pada imbalan, maka perjudian dapat diterapkan pada kelinci percobaan di laboratorium. Dalam sebuah percobaan yang dilakukan pada tikus, tikus belajar untuk menghindari pilihan tertentu untuk memaksimalkan keuntungan pelet gula, yang dirancang mirip dengan perjudian. Temuan penelitian lain menunjukkan bahwa lesi apa pun di korteks prefrontal ventromedial otak dapat mempengaruhi kekuatan pengambilan keputusan seseorang. Pola ini juga terlihat pada beberapa hewan.

Gangguan perjudian cenderung diturunkan dalam keluarga, yang menunjukkan adanya hubungan genetik. Studi pada kembar identik juga menunjukkan bahwa faktor genetik mungkin berkontribusi lebih besar terhadap risiko terjadinya gangguan perjudian dibandingkan faktor lingkungan, seperti pengalaman masa kecil yang buruk.

Menurut American Psychiatric Association, seseorang dengan gangguan perjudian perlu berjudi dengan jumlah yang semakin meningkat untuk mencapai kepuasan yang sama seperti sebelumnya. Orang tersebut akan merasa gelisah atau mudah tersinggung ketika mencoba untuk mengurangi atau berhenti berjudi—hal yang mirip dengan orang yang mengalami ketergantungan narkotika. Tanda-tanda lain dari gangguan ini termasuk pemikiran yang berlebihan tentang perjudian, kembali berjudi bahkan setelah kehilangan uang, dan upaya berulang kali dan tidak berhasil untuk berhenti berjudi.

Orang dengan gangguan perjudian akan memilih berjudi ketika mencoba melarikan diri dari tekanan, masalah, atau stres. Bahkan, setelah kehilangan uang karena berjudi, mereka masih sering mengulanginya untuk “balas dendam”. Dalam hubungan sosial, mereka yang kecanduan perjudian akan terus berbohong untuk menyembunyikan sejauh mana keterlibatan dalam perjudian hingga kehilangan kesempatan penting, seperti pekerjaan, prestasi sekolah, atau hubungan dekat dengan orang lain. Bahkan, mereka tidak bisa memecahkan masalah, tetapi mengandalkan orang lain untuk membantu mengatasi masalah keuangan yang disebabkan oleh perjudian.

Masalah perjudian diakui sebagai kelainan yang lebih berbasis kognitif dibandingkan ketergantungan atau penyalahgunaan zat. Griffiths, dalam artikelnya yang tercantum dalam Jurnal Studi Perjudian pada 1995, menyimpulkan bahwa penjudi berlebihan secara khas menunjukkan distorsi kognitif dalam sistem kepercayaan mereka tentang kemampuan untuk menang dalam perjudian, kebutuhan mereka akan kegembiraan, dan keyakinan menyimpang yang menghubungkan bahwa mereka tidak akan dapat berfungsi tanpa kegembiraan yang mereka peroleh dari perjudian.

Distorsi kognitif menciptakan ilusi bahwa mereka memenangi permainan. Hal ini terutama disebabkan oleh ketidakseimbangan antara mekanisme pengambilan keputusan kognitif dan emosional di otak. Kontrol ilusi adalah distorsi lain di antara para penjudi dan ini adalah salah satu alasan utama kegagalan mereka. Distorsi semacam ini untuk meyakinkan para penjudi bahwa mereka dapat menggunakan keterampilan mereka untuk memenangi permainan yang sebenarnya sebagian besar ditentukan oleh peluang. Hal ini dapat dipicu lebih lanjut dengan memberikan pilihan dan membuat orang berpikir bahwa mereka memiliki kendali atas permainan.

Hingga saat ini belum ada obat untuk mengobati gangguan ini, tetapi menggunakan konselor dan berbagai jenis terapi dapat membantu. Seperti yang disebutkan oleh Jazaeri dan Habil dalam hasil risetnya yang dipublikasikan di Indian Journal of Psychological Medicine pada 2012 bahwa terapi perilaku kognitif  (CBT) dapat dilakukan pada penjudi yang kecanduan. Terapi ini berfokus pada perubahan perilaku dan pemikiran perjudian yang tidak sehat, seperti rasionalisasi dan keyakinan yang salah. Ia juga mengajarkan cara melawan dorongan berjudi, mengatasi emosi yang tidak nyaman daripada melarikan diri melalui perjudian, dan menyelesaikan masalah keuangan, pekerjaan, dan hubungan akibat kecanduan judi. Tujuan pengobatan semacam ini adalah untuk “memperbaiki” otak yang kecanduan dengan memikirkan perjudian dengan cara yang baru.

 

Penulis: Redaksi Mediakom

ShareSendShare
Rokom

Rokom

Redaksi Sehat Negeriku

Informasi Terkait

Tantangan Bidan di Masa Pandemi

Tantangan Bidan di Masa Pandemi

26 Juni 2024
Bidan di Daerah

Bidan Desa Harus Serba Bisa

26 Juni 2024
Garda Terdepan Dalam Persalinan

Garda Terdepan dalam Persalinan

26 Juni 2024
Masih Banyak Bidan yang Dibutuhkan_Foto Shutterstock

Masih Banyak Bidan yang Dibutuhkan

26 Juni 2024
Isi Tas Bidan

Mengintip Isi Tas Bidan

26 Juni 2024
Ilustrasi Liburan Sekolah_Foto Shutterstock

Ide Seru Menikmati Liburan Sekolah

26 Juni 2024
Next Post
Olahraga Bagi Ibu Hamil_Foto Shutterstock

Olahraga bagi Ibu Hamil

Ilustrasi Alat Kontrasepsi_Foto Shutterstock

Pilih-pilih Alat Kontrasepsi

Tweet oleh @KemenkesRI
Umum

Berani Tes, Berani Lindungi Diri, Kemenkes Targetkan Eliminasi HIV dan IMS Tahun 2030

21 Juni 2025
Umum

Peningkatan RSUD Buton Utara ke Tipe C, Perkuat Layanan Kesehatan di Wilayah Kepulauan

21 Juni 2025
Umum

Prioritaskan Jemaah yang Sakit, KKHI Makkah Bergerak Cepat Layani Program Evakuasi Tanazul

20 Juni 2025
Berita Utama

Kolegium Kebidanan Luncurkan Kurikulum Baru: Bekal Baru bagi Calon Bidan Indonesia

20 Juni 2025

Rekomendasi Artikel

blank

COVID-19 Kembali Merebak di Luar Negeri, Masyarakat Diminta Waspada

20 Mei 2025
blank

Kini Check In PeduliLindungi Bisa Lewat Website

30 September 2022
blank

Cek Kesehatan Gratis Kado Ulang Tahun Dimulai, Ini 3 Cara Daftar

10 Februari 2025

Berita Populer

  • blank

    Masyarakat Umum Sudah Bisa Booster Kedua

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Besok PeduliLindungi Resmi Bertransformasi Menjadi SATUSEHAT Mobile

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Beri Perlindungan Tambahan, Lansia Diberikan Vaksin Booster Kedua

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sertifikat Vaksin & Data Bermasalah? Ini Solusinya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Penerbitan STR Seumur Hidup Lebih Mudah Lewat Portal SATUSEHAT SDMK

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Sehat Negeriku

Sehat Negeriku adalah kanal berbagi informasi tentang kegiatan Kementerian Kesehatan, baik berupa rilis yang dikeluarkan Kemenkes, dokumentasi foto dan video, maupun tulisan ringan seputar info-info kesehatan.

Jejaring Website Terkait

  • Kementerian Kesehatan RI
  • Biro Komyanmas

Informasi Lainnya

  • Tentang Sehat Negeriku
  • Peta Situs
blank
Infografis

Jadwal Skrining Anda dan Keluarga

Jadwal Skrining Sesuai Siklus Hidup

22 September 2023
blank
Infografis

Hari Tanpa Tembakau Sedunia

31 Mei 2019
blank
Infografis

Lebaran Sehat

19 Februari 2019
blank
Infografis

Mudik Sehat dan Aman

19 Februari 2019
blank
Infografis

Lansia Indonesia

19 Februari 2019

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Mediakom
  • Majalah
Langganan Newsletter

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.