Tim dokter RS Anak Bunda Harapan Kita Jakarta melakukan operasi tahap pertama terhadap bayi Siti Arahmah (10 hari), asal Riau yang terlahir dengan kelainan bawaan jantung berada di luar rongga dada. Operasi dilakukan untuk menutup sementara jantung dengan menggunakan bahan sintesis.
Di Indonesia, angka kejadian ini mencapai 8 kasus dari 1 juta kelahiran hidup. Keadaan ini memiliki risiko tinggi sebab jantung tidak tertutup selaput jantung (lapisan pericardium) dan kulit, sehingga memudahkan timbulnya infeksi dari luar.
Demikian pernyataan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan, Kemenkes, dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS didampingi tim dokter RSAB Harapan Kita saat jumpa pers di gedung RSAB Harapan Kita Jakarta.
“Tim dokter akan menunggu sampai kondisi bayi stabil sehingga bisa dilakukan tindakan selanjutnya”, ujar dr. Supriyantoro.
Tim medik yang menangani, terdiri dari tim RSAB Harapan Kita, meliputi tim dokter anak neonatologi, dokter jantung anak, dokter anestesi, dokter bedah plastik dan perawat. Sementara dari tim RS Jantung Harapan Kita, terdiri dari tim dokter jantung anak, tim dokter bedah kardiovaskuler, tim dokter anestesi dan perawat.
Sementara itu, Direktur Medik dan Keperawatan dr. TB. Firmansyah B. Rifai, SpA sebagai juru bicara tim dokter RSAB Harapan Kita, mengatakan kesulitan pada kasus ini dikarenakan tidak adanya rongga di dalam dada. Tim dokter sulit melakukan tindakan memasukkan jantung ke dalam tubuh.
Menurut dr. TB. Firmansyah, bahan sintesis yang digunakan untuk menutup sementara jantung, berasal dari kardium sapi. Bahan ini suatu jaringan hidup yang diharapkan mampu bersinergi baik dengan jaringan hidup yang ada di dalam jantung bayi.
“Tim dokter akan terus melakukan pemantauan. Jika jaringan tersebut tidak berfungsi sebagaimana mestinya maka akan diganti dengan bahan sintesis buatan lainnya yang tetap disesuaikan dengan kondisi bayi”, tambah dr. TB. Firmansyah.