Sehat Negeriku
No Result
View All Result
Sabtu, 21/06/2025
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Mediakom
  • Majalah
Langganan Newsletter
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Mediakom
  • Majalah
No Result
View All Result
Sehat Negeriku
No Result
View All Result

Penyakit Campak Merebak di Eropa

Rokom by Rokom
31 Oktober 2011
Reading Time: 3 mins read
A A
0
blank
Bagikan di FacebookBagikan di WhatsappBagikan di Line

blankSehubungan dengan berita WHO, bahwa penyakit campak sedang merebak di Eropa, disampaikan beberapa hal sebagai berikut Oleh Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL) Kementerian Kesehatan RI, antara lain :

1. Bagaimana program pencegahan penularan penyakit campak terhadap warga Indonesia di Eropa dijalankan?
Dirjen PP dan PL telah berkomunikasi dengan Kementerian Luar Negeri untuk menginformasikan keadaan di Eropa dan menghimbau masyarakat Indonesia yang berada di sana agar waspada dan bila perlu mengimunisasikan anaknya di fasilitas kesehatan yang ada.

2. Apakah sudah di cek satu persatu negara yang sudah dilakukan atau belum di imunisasi?
Masing-masing negara melakukan program pengendalian penyakitnya sendiri, dan menyediakan pelayanannya di negaranya.

3. Apakah Kemenkes juga sudah mengirim vaksin ke kedutaan besar kita di negara-negara Eropa agar campak itu tidak terbawa dan menyebar di Indonesia?
Mereka yang memerlukan vaksin di suatu negara dapat menghubungi pelayanan kesehatan di negara mereka berada. Kita di tanah air juga melakukan pemantauan terhadap traveler yang berasal dari Eropa yang mungkin sakit demam melalui sistem pemantauan di Kantor Kesehatan Pelabuhan yang merupakan unit dari Ditjen PP dan PL di Bandara

4. Apakah sudah ada catatan mengenai warga negara Indonesia yang tertular campak di sana?
Sampai saat ini belum ada laporan tentang adanya warga negara Indonesia yang menderita campak di sana.

5. Apakah ini wabah campak biasa seperti yang ada di sini ataukah jenis campak yag berbeda? berbahaya kah?
Campak yang ada di Eropa dan Amerika pada prinsipnya tidak berbeda dengan campak yang ada di Indonesia. Campak tersebut dapat dikatakan berbahaya bila disertai dengan komplikasi seperti pneumonia, encephalitis yang dapat menyebabkan kematian dan kecacatan.

6. Mengapa campak ini bisa menyebar lagi padahal program imunisasi khususnya di Eropa sudah bagus?
Program Imunisasi di Eropa dan Amerika cukup bagus, tetapi beberapa tahun terakhir sebagian orang tua merasa tidak perlu lagi melakukan imunisasi karena kasus sudah jarang atau bahkan tidak pernah terjadi, jadi imunisasi memang masih terus dijaga programnya

7. Bagaimana kemungkinan persebarannya di Indonesia?
Indonesia masih merupakan negara yang melakukan reduksi menuju eliminasi penyakit campak, yang berarti, masih dijumpai kasus campak di Indonesia walaupun kita telah berhasil menurunkan kematian akibat campak 90% pada tahun 2010 dibandingkan dengan tahun 2000, dan selanjutnya kita akan berusaha agar dapat menekan lebih jauh yaitu 95% pada tahun 2015.

8. Adakah pengaruh perubahan iklim mempengaruhi perkembangan virus campak?
Perubahan iklim mungkin saja mempengaruhi kondisi virus, tetapi juga lebih mempengaruhi kondisi anak terutama Balita, sehingga pada saat terjangkit campak kemampuan untuk self treatment jadi menurun atau rentan terhadap penyakit.

9. Virus apa yang berperan dalam campak di eropa kali ini?
Virus yang beredar di Eropa tidak terlalu berbeda hanya genotype yang sekarang beredar di Eropa adalah Tipe D4.

10. Bagaimana antisipasi peredaran penyakit campak di Indonesia?
Yang telah dilakukan di Indonesia adalah: a. Menggalakkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti mencuci tangan setelah memegang hidung atau mulut, menutup hidung dan mulut pada saat bersin ataupun batuk, dan lain-lain. b. Memberikan ASI ekslusive (hanya memberikan ASI sampai anak usia 6 bulan) dan makan dengan kandungan gizi seimbang sesuai usia dan lain-lain. c. memberikan imunisasi pada usia 9 bulan dan memberikan dosis ke 2 pada saat Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) kepada anak kelas 1 SD atau setingkatnya. d. Memberikan imunisasi tambahan untuk memberikan kesempatan ke 2 bagi tubuh anak untuk membangun sistem imunitas tubuhnya terhadap campak. e. Melakukan pemantauan atau surveilans kasus baik di puskesmas, RS maupun di mayarakat.

11. Apa saja gejala dari penyakit Campak dan apa terapi yang harus dilakukan?
Penyebab penyakit campak adalah virus yang berasal dari golongan paramyxovirus dengan genus morbilivirus. Gejala yang sering dijumpai adalah demam lebih kurang 3-4 hari diikuti dengan hidung beringus, batuk, adanya bintik-bintik merah di tubuh , dijumpai bercak koplik yang spesifik didapati pada kasus campak. Komplikasi atau penyulit yang sering terjadi pada kasus campak adalah diare sedang sampai berat, pneumonia, infeksi telinga bagian tengah, encephalitis dan kadang-kadang terjadi kerusakan kornea sehingga menyebabkan kebutaan yang permanen. Pengobatan virus tidak ada yang spesifik, tetapi hanya symptomatik atau mengurangi keluhan seperti obat demam, pemberian anti biotik bila terjadi infeksi sekunder dan lain-lain serta yang utama adalah makan dengan gizi seimbang dan istirahat yang cukup.

Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL) Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama

Tags: campak
ShareSendShare
Rokom

Rokom

Redaksi Sehat Negeriku

Informasi Terkait

blank

Mediakom 173

29 Januari 2025
blank

Mediakom 172

23 Desember 2024
blank

Mediakom 171

10 Desember 2024
blank

Mediakom 169

30 September 2024
blank

Mediakom 170

31 Oktober 2024
blank

Mediakom 168

30 Agustus 2024
Next Post
blank

8 Dari 1000 Orang Di Indonesia Terkena Stroke

blank

BPHI Tidak Hanya Berikan Pelayanan Kesehatan Tetapi Juga Bantu Kesempurnaan Ibadah Haji

Tweet oleh @KemenkesRI
Umum

Berani Tes, Berani Lindungi Diri, Kemenkes Targetkan Eliminasi HIV dan IMS Tahun 2030

21 Juni 2025
Umum

Peningkatan RSUD Buton Utara ke Tipe C, Perkuat Layanan Kesehatan di Wilayah Kepulauan

21 Juni 2025
Umum

Prioritaskan Jemaah yang Sakit, KKHI Makkah Bergerak Cepat Layani Program Evakuasi Tanazul

20 Juni 2025
Berita Utama

Kolegium Kebidanan Luncurkan Kurikulum Baru: Bekal Baru bagi Calon Bidan Indonesia

20 Juni 2025

Rekomendasi Artikel

blank

COVID-19 Kembali Merebak di Luar Negeri, Masyarakat Diminta Waspada

20 Mei 2025
blank

Kini Check In PeduliLindungi Bisa Lewat Website

30 September 2022
blank

Cek Kesehatan Gratis Kado Ulang Tahun Dimulai, Ini 3 Cara Daftar

10 Februari 2025

Berita Populer

  • blank

    Masyarakat Umum Sudah Bisa Booster Kedua

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Besok PeduliLindungi Resmi Bertransformasi Menjadi SATUSEHAT Mobile

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Beri Perlindungan Tambahan, Lansia Diberikan Vaksin Booster Kedua

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sertifikat Vaksin & Data Bermasalah? Ini Solusinya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Penerbitan STR Seumur Hidup Lebih Mudah Lewat Portal SATUSEHAT SDMK

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Sehat Negeriku

Sehat Negeriku adalah kanal berbagi informasi tentang kegiatan Kementerian Kesehatan, baik berupa rilis yang dikeluarkan Kemenkes, dokumentasi foto dan video, maupun tulisan ringan seputar info-info kesehatan.

Jejaring Website Terkait

  • Kementerian Kesehatan RI
  • Biro Komyanmas

Informasi Lainnya

  • Tentang Sehat Negeriku
  • Peta Situs
blank
Infografis

Jadwal Skrining Anda dan Keluarga

Jadwal Skrining Sesuai Siklus Hidup

22 September 2023
blank
Infografis

Hari Tanpa Tembakau Sedunia

31 Mei 2019
blank
Infografis

Lebaran Sehat

19 Februari 2019
blank
Infografis

Mudik Sehat dan Aman

19 Februari 2019
blank
Infografis

Lansia Indonesia

19 Februari 2019

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Mediakom
  • Majalah
Langganan Newsletter

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.