Hari ini (3/9) Menkes dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr. PH didampingi Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Kepala Pusat Penanggulangan Krisis (PPK), Kepala Pusat Komunikasi Publik, Direktur Bina Pelayanan Medik Dasar, dan Direktur Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, mengunjungi korban letusan Gunung Sinabung termasuk yang dirawat di RSUD Kabanjahe. Pada kesempatan tersebut, Menkes memberikan bantuan 36 ribu masker, 2 ribu lembar kantong sampah, 400 set Hygiene kit terdiri dari sikat gigi, pasta gigi, sabun mandi, sabun cuci detergent, dll, 270 koli obat-obatan terdiri dari 30 item, dan 4 ton MP-ASI untuk memenuhi kebutuhan 20 ribu Balita selama 10 hari. Selain itu juga diserahkan 3 mistblower, dan 55 liter insektisida untuk lalat serta 100 juta rupiah untuk biaya operasional Dinas Kesehatan setempat.
Rencananya Selasa depan (7/9) akan dikirim lagi 100 liter Insektisida utk lalat, 370 set Hygiene kit, 5000 pollybag untuk sampah.
Sampai dengan tanggal 2 September 2010, sebanyak 8.522 korban akibat letusan Gunung Sinabung, telah mendapat pengobatan di Pos Kesehatan. Kasus terbanyak yang ditangani adalah ISPA (39,1%), Anxietas/ gangguan jiwa ringan (24,0%), Gastritis/ gangguan lambung (16,0%), Konjungtivitis/ mata merah (12,4%), Diare (4,96%), Hipertensi (2,9%), dan Dermatitis/ penyakit kulit (0,7%). Korban rawat inap di RS Kabanjahe sebanyak 65 orang, dengan rincian 35 orang masih dirawat inap dan 30 orang pulang sembuh dengan jenis penyakit yang diderita antara lain ISPA, Dyspepsia/ gangguan pencernaan, Hipertensi, Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD)/ penyakit pernapasan, Diare, TB Paru dan Vulnus laceratum/ luka robek.
Data tersebut berdasarkan laporan PPK Kemenkes RI sampai tanggal 2 September 2010 pukul 10.30 WIB yang dihimpun dari Dinas Kesehatan setempat.
Sejak hari pertama kejadian bencana, Kemenkes telah mengirimkan bantuan logistik berupa 56.000 masker, 20 koli obat-obatan, 4 ton MP ASI, dan 2.000 kantong sampah. Selain itu juga menurunkan 10 orang anggota tim kesehatan untuk membantu tim daerah. Tim terdiri dari perwakilan Pusat Penanggulangan Krisis (PPK), Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL), Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan (Binfar dan Alkes), Direktorat Bina Gizi, Direktorat Bina Kesehatan Komunitas dan Ditjen Bina Pelayanan Medik.
PPK melaporkan, jumlah pengungsi 25.662 jiwa tersebar di 24 titik pengungsian di 9 kecamatan. Di Kab. Karo terdapat 23 titik pengungsian tersebar di 9 kecamatan, yaitu di Kec. Kabanjahe terdapat 11 titik pengungsian dengan jumlah pengungsi sebanyak 12.214 jiwa. Di Kec. Tiga Binanga 2 titik dengan 3.054 pengungsi. Di Kec. Berastagi 1 titik dengan 2.357 pengungsi. Di Kec. Tiganderket 2 titik dengan 1.470 pengungsi. Di Kec. Munte 1 titik dengan 2.500 pengungsi. Di Kec. Kutabuluh 2 titik dengan 1.808 pengungsi. Di Kec. Tigapanah 2 titik 500 pengungsi. Di Kec. Dolat Rakyat 1 titik 258 pengungsi. Di Kec. Merek 1 titik dengan 201 pengungsi. Sementara di Kabupaten Langkat terdapat 1 titik pengungsian di Kec. Seibinge dengan 1.300 pengungsi.
Selain dari Pusat, bantuan juga diberikan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara dan PPK Regional Medan berupa 12.000 masker, 120 kotak MP ASI, obat tetes mata dan ISPA. Selain itu juga mengirimkan tim kesehatan terdiri dari 2 dokter, 1 perawat, 1 sopir dan 3 tenaga umum untuk melakukan Rapid Health Assessment, pengamatan sanitasi lingkungan, observasi kepadatan vektor di lokasi pengungsi dan merujuk pasien ke RSUD Kabanjahe.
Bantuan juga diberikan oleh sejumlah instansi. RSUP Adam Malik mengirimkan tim kesehatan terdiri dari 2 dokter, 4 perawat, dan 2 sopir. RS Elizabeth Medan memberikan bantuan 34 jenis obat-obatan. Dinkes Kabupaten Karo telah mendirikan 20 Pos Kesehatan, menyiagakan 30 dokter, 32 perawat, 6 Puskesmas dan 25 unit ambulans serta mengoperasikan 10 Puskesmas Keliling. Dinsos Kab. Karo member bantuan 14 kotak tetes mata dan 11.096 masker.
Sementara itu Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan (BBTKL) dan Pengendalian Penyakit Menular (PPM) Medan melakukan pemantauan kualitas udara. Pengukuran dilakukan selama 2 hari di 3 titik sampling. Hasil pengukuran menunjukkan pada umumnya kualitas udara masih di bawah ambang batas. Meski demikian perlu diwaspadai penyakit ISPA akibat sebaran partikel debu pada hari pertama letusan gunung serta penyakit kulit dan diare di lokasi pengungsian.