Untuk mengendalikan, mengeliminasi bahkan mengeradikasi Demam Berdarah Dengue (DBD), dibutuhkan kerja sama antara negara-negara anggota ASEAN. Selain itu juga perlu dibentuk jejaring yang bersifat menyeluruh dan melibatkan semua sektor dan jika perlu khusus untuk mengendalikan DBD, ujar Menteri Kesehatan RI, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH, saat membuka ASEAN Dengue Conference di Jakarta, Senin pagi (13/06).
Menurut Menkes, selain upaya tersebut negara-negara ASEAN juga perlu melakukan upaya bersama baik berupa penelitian maupun pilot project seperti misalnya trial atau uji coba vaksin DBD yang saat ini dilakukan di lima negara ASEAN yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina dan Vietnam.
Ditambahkan, DBD merupakan masalah lama yang dihadapi negara-negara anggota ASEAN. Penyakit ini tidak mudah diatasi karena ada vektor atau nyamuk pembawa virus dengue yang tidak mudah diberantas. Oleh karena itu, upaya pengendalian dengue di Indonesia difokuskan pada upaya preventif dan pemberdayaan masyarakat.
“Indonesia sudah memiliki program nasional untuk pengendalian dengue, diantaranya upaya untuk mengendaliakn vektor yang disebut 3M plus. Selain itu, pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan melibatkan semua stakeholder, termasuk swasta. Hal ini dilakukan karena masalah dengue tidak dapat diatasi oleh satu pihak saja”, tegas Menkes.
Pemerintah juga terus berupaya melakukan penelitian dan pengembangan obat yang tepat dan vaksin DBD. Pemerintah berharap dengan adanya vaksin, seseorang bisa kebal terhadap penyakit tersebut. Saat ini, penelitian untuk mengembangkan vaksin DBD terus dilakukan, diantaranya oleh Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia, FK Universitas Airlangga serta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan. Pemerintah Indonesia berharap dalam waktu yang tidak terlalu lama dapat memproduksi sendiri vaksin DBD tersebut.
Kasus DBD di Indonesia pertama kali ditemukan pada tahun 1968 di Jakarta dan Surabaya sebanyak 50 kasus dengan angka kematian mencapai setengahnya karena merupakan penyakit baru. Pada tahun 2010, kasus DBD masih banyak, sekitar 140.000 kasus, namun angka kematian DBD di Indonesia sudah berhasil diturunkan sampai kurang satu persen.
Acuan di kawasan ASEAN
Prof. Tjandra Yoga Aditama, MPH, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan mengatakan, ASEAN Dengue Conference yang dihadiri oleh 150 peserta ini akan merumuskan “Jakarta Call for Action on Combating Dengue”, yang akan menjadi acuan penanggulangan Dengue di kawasan ASEAN.
Jakarta Call for Action akan dicanangkan pada saat Official Launch of ASEAN Dengue Day, tanggal 15 Juni 2011 di Museum Nasional Jakarta.
Konferensi antara lain bertujuan untuk tukar menukar informasi dan pengalaman negara-negara anggota ASEAN dalam pengendalian DBD, kegiatan penelitian, membentuk jejaring regional dan meningkatkan komitmen pemerintah masing-masing negara anggota ASEAN.