Sepanjang masih ada kasus flu burung di unggas maka kemungkinan penularan ke manusia masih ada. Hal ini berarti, meskipun jumlah kasus flu burung di dunia dan Indonesia terus menurun, flu burung masih tetap menjadi ancaman yang harus diwaspadai.
“Puncak jumlah kasus Flu burung di dunia terjadi pada 2006, dimana terdapat 115 kasus di dunia dan 55 kasus diantaranya terjadi di Indonesia. Saat ini, jumlah kasus flu burung terus menurun. Tahun 2011, terdapat 11 kasus di Indonesia, dan 60 kasus di dunia”, ujar Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama.
Program penanggulangan Avian Influenza (AI) dilakukan secara komprehensif baik pada hewan maupun pada manusia. Program penanggulangan yang umumnya dilakukan pada hewan, antara lain biosecurity dan lain-lain. Sedangkan pada manusia, penyuluhan masyarakat dilakukan agar masyarakat menghindari kontak dengan unggas sakit; selalu membiasakan cuci tangan pakai sabun (CTPS), senantiasa menjaga kesehatan, dan segera berobat saat tubuh mulai menunjukkan gejala tanda sakit. Selain itu, kesiapan fasilitas dan kewaspadaan dari para petugas kesehatan juga harus senantiasa dipersiapkan dan ditingkatkan.
Menanggapi kasus flu burung yang baru-baru ini terjadi di Jakarta, saat ini sudah dilakukan penyelidikan epidemiologi (PE) ke lapangan. Mereka yang kontak dengan pasien sedang diawasi dan sudah diberikan profilaksis atau obat pencegahan.
Kasus pasien suspect AI yang saat ini sedang dirawat di pelayanan kesehatan (rumah sakit) akan terus ditangani secara intensif, sambil menunggu kepastian hasil laboratoriumnya. Di samping itu, analisa genetik virus dari kasus flu burung dengan hasil Polymirasea Chain Reaction (PCR) positif, juga dilakukan dengan seksama
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 52921669, Pusat Tanggap Respon Cepat (PTRC): 021-500567, atau e-mail info@depkes.go.id, kontak@depkes.go.id.