Inovasi harus lebih ditingkatkan dalam upaya eliminasi malaria di Kalimantan-Sulawesi, agar lebih cepat dari target tahun 2020.
Demikian disampaikan Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP&PL) Kemenkes RI, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE, saat menutup pertemuan Monitoring and Evaluation The Global Fund to Fight AIDS, Tuberculosis and Malaria (M&E–GFATM) round 8 Malaria, regional Kalimantan-Sulawesi yang diselenggarakan di Kuta, Bali (12/01/2012).
Prof. dr. Tjandra menyatakan, peringkat ekonomi Indonesia dalam GFATM terus meningkat, sehingga bukan tidak mungkin akan masuk ke kelompok negara yang tidak membutuhkan bantuan. Namun, di sisi lain, sumber keuangan GFATM sedikitnya mulai terpengaruh dengan situasi ekonomi di Eropa dan Amerika. Karena itu, exit strategy dengan menyediakan dana negara/daerah, perlu diperhatikan.
Dalam pertemuan tersebut, dibicarakan pula mengenai rencana Hari Malaria Sedunia, yang diperingati pada tanggal 25 April 2012, direncanakan akan diselenggarakan di Kalimantan Tengah. Selain itu, adanya pembahasan mengenai dampak lubang-lubang akibat penambangan batubara di Kalimantan Timur, yang berdampak terhadap tempat perindukan nyamuk.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 52921669, Pusat Tanggap Respon Cepat (PTRC): 021-500567 dan 081281562620, atau alamat e-mail info@depkes.go.id, kontak@depkes.go.id.