Saat ini Kementerian Kesehatan RI tengah bekerja keras memenuhi visi mewujudkan masyarakat sehat yang mandiri dalam suatu sistem kesehatan yang adil dan merata. Pemerintah Indonesia menyambut baik kerjasama lintas sektor pemerintah maupun organisasi non-pemerintah dalam membangun derajat kesehatan masyarakat.
”Kami sampaikan apresiasi kepada ASEAN Foundation yang mendukung visi tersebut. Kami pun terbuka terhadap terobosan maupun ide-ide dalam usaha mencari solusi terbaik untuk menangani masalah kesehatan. Hingga saat ini, Kemenkes dan ASEAN Foundation sedang menjalani sebuah proyek untuk mengendalikan penyakit yang dianggap terlupakan,” kata Menkes dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH saat menghadiri HUT ke-14 ASEAN Foundation, di Jakarta (20/1).
Menkes mengatakan, ASEAN Foundation bekerja sama dengan George Institute dan Roche, telah menginisiasi penelitian yang bertujuan mengatasi peningkatan kesakitan akibat kanker di wilayah ASEAN, termasuk didalamnya mengumpulkan data mengenai beban sosial – ekonomi akibat kanker di negara anggota ASEAN.
“Kami merasa terhormat memiliki kesempatan untuk meluncurkan program ASEAN Cost on Oncology (ACTION) di Indonesia pada Desember 2011 lalu. Diharapkan hasil studi ACTION dapat memberikan data yang terpercaya sebagai instrumen kunci dalam penempatan fokus dan strategi kebijakan kesehatan. Seperti halnya negara-negara lain, di Indonesia kanker telah menjadi beban bagi anggaran kesehatan nasional”, tambah Menkes.
Piagam ASEAN memberikan kewenangan yang jelas bagi ASEAN Foundation untuk mendukung kesadaran yang lebih terhadap identitas ASEAN, interaksi antar sesama, dan kerjasama antar sektor bisnis, organisasi kemasyarakatan, akademisi, dan pemangku kepentingan lainnya. Sektor kesehatan telah muncul pada kegiatan ASEAN Foundation, didanai oleh negara anggota ASEAN dan donor lainnya. Saat ini, disiapkan sistem komunikasi dan informasi pengendalian Flu Burung, termasuk deteksi dan pengendalian kejadian luar biasa Flu Burung di negara ASEAN.
“ASEAN Foundation telah memenuhi mandatnya dalam mendorong kesadaran yang lebih dari interaksi antar manusia dan kerjasama yang erat pada sektor bisnis. Hal ini dibuktikan dengan dukungan yang tidak terhingga saat penyelenggaraan ASEAN Conference on Traditional Medicine di Surakarta, Jawa Tengah, Oktober lalu,” kata Menkes.
Pada acara tersebut Menkes mengungkapkan persetujuannya atas ungkapan Dubes Makarim Wibisono, selaku Direktur Eksekutif ASEAN Foundation bahwa masyarakat ASEAN perlu diberikan panduan dalam menentukan pilihan menuju gaya hidup sehat. Dengan didukung oleh penelitian ilmiah, pengobatan tradisional dapat menjadi alternatif untuk membantu seseorang dalam mengatasi permasalahan kesehatannya. Dukungan masyarakat dan pihak swasta dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut.
Pada akhir sambutannya, Menkes mengucapkan selamat atas hari jadi ASEAN Foundation yang ke-14. Turut hadir pada acara tersebut Menkokesra, Menlu, Sekjen ASEAN, Direktur Eksekutif ASEAN Foundation dan stakeholder yang terdiri dari negara sahabat, organisasi internasional, hingga perusahaan asing.
ASEAN Foundation yang berbasis di Jakarta merupakan organisasi non- profit yang diresmikan pada saat penyelenggaraan KTT ASEAN di Malaysia tahun 1997 silam. Saat ini ASEAN Foundation memiliki lebih dari 100 program kegiatan yang berbasis kesehatan, ekonomi, pendidikan, sains, teknologi dan lain sebagainya, dan dalam kurun waktu tersebut menghabiskan dana lebih dari USD 20 juta atau sekitas Rp 178,9 miliar.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 52921669, Pusat Tanggap Respon Cepat (PTRC): 021-500567 dan 081281562620, atau alamat e-mail info@depkes.go.id,