Keberhasilan pencapaian MDG di suatu wilayah menggambarkan keberhasilan Pemerintah Daerah dalam mensejahterakan rakyatnya.
MDG memiliki 8 target. Untuk mencapai target 1C tentang menurunkan prevalensi gizi kurang pada anak balita, pemerintah melakukan intervensi 1000 hari Periode Emas, pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada anak gizi kurang dari keluarga miskin, tata laksana pada semua balita yang mengalami gizi buruk serta meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui Gerakan Nasional Sadar Gizi. Saat ini masih ada 15 provinsi prevalensi gizi buruk dan gizi kurang di atas angka nasional. Sementara masih ada masalah stunting (pendek) dengan prevalensi 35,8%.
Demikian sambutan Menkes yang dibacakan Wakil Menteri Kesehatan Prof. Ali Ghufron pada acara puncak pekan MDGs di Sumatera Barat (16/4). Hadir pada acara ini Menteri Koordinator Kesra, HR. Agung Laksono, Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi, Utusan Khusus Persiden untuk MDGs, Prof. Dr. Nila F. Moeloek, Gubernur Provinsi Sumatera Barat, Irwan Prayitno, Ketua DPRD Provinsi Sumatera Barat, H. Ir. Yultekhnil, MM, dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, dr. Rosnini Savitri.
Menkes menjelaskan pula upaya mencapai target MDG 4 tentang menurunkan angka kematian Balita adalah dengan meningkatkan persalinan oleh tenaga kesehatan, kunjungan neonatus, pelayanan sesuai standar, mengatasi masalah emergency ibu dan bayi baru lahir melalui puskesmas Pelatihan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) dan Rumah Sakit Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) serta pemberdayaan keluarga dan masyarakat akan perawatan dan pola asuh yang benar pada bayi dan balita.
Sementara untuk mencapai target MDG 5 tentang menurunkan angka kematian ibu menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup, adalah dengan meningkatkan pemberdayaan keluarga dan masyarakat melalui penerapan buku kesehatan ibu dan anak (KIA), program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi, kemitraan bidan dan dukun; meningkatkan persalinan tenaga kesehatan dan persalinan di fasilitas kesehatan; mengatasi masalah emergency melalui puskesmas PONED dan rumah sakit PONEK serta Audit Maternal Perinatal yang bertujuan untuk mencegah terulangnya penyebab kematian maternal dan neonatal.
Untuk mencapai target MDG 6 tentang pengendalian HIV AIDS dilakukan strategi peningkatan sosialisasi, meningkatkan akses pengobatan HIV/AIDS, dan implementasi program PMTCT. Hal ini dilakukan karena masih kurangnya masyarakat yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS.
Untuk mencapai target 7C tentang menurunkan separuh proporsi rumah tangga tanpa akses terhadap air minum yang aman dan fasilitas sanitasi, dilakukan pemberdayaan masyarakat. Hal ini sejalan dengan 8 prioritas pembangunan kesehatan” kata Menkes.
Dalam pencapaian visi serta mengimplementasikan misi Kemenkes, Pembangunan Kesehatan tahun 2010-2014 difokuskan pada delapan fokus prioritas yaitu; peningkatan kesehatan ibu, bayi, Balita dan KB; perbaikan status gizi masyarakat; pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular diikuti penyehatan lingkungan; pemenuhan, pengembangan, dan pemberdayaan SDM kesehatan; peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, keamanan, mutu dan penggunaan obat serta pengawasan obat dan makanan; pengembangan Sistem Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas); pemberdayaan masyarakat, penanggulangan bencana dan krisis kesehatan; dan peningkatan pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier.
Pada kesempatan tersebut Menkes menyampaikan apresiasi atas inovasi dan kreativitas Pekan MDGs yang diselenggarakan Provinsi Sumbar yang menyajikan berbagai jenis kegiatan dan lomba di bidang kesehatan di seluruh kab/kota.
Menkes mengatakan dalam kegiatan yang bertemakan ”Melalui Pekan MDGs Kita Tingkatkan Kepedulian Terhadap Kesehatan” akan menggali potensi, melihat peluang dan tantangan serta meningkatkan pengetahuan, menumbuhkan kesadaran dan kepedulian semua stakeholders untuk berkontribusi dan berperan dalam upaya percepatan pencapaian MDGs tahun 2015.
Menkes berharap Pekan MDGs bukan sekedar kegiatan serimonial, namun sebagai penggerak komitmen bersama semua stakeholder terkait di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat Sumatera Barat yang lebih baik lagi.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: (021) 52907416-9, faksimili: (021) 52921669, Pusat Tanggap Respon Cepat (PTRC):