Sehat Negeriku
No Result
View All Result
Selasa, 31/01/2023
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
Langganan Newsletter
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
No Result
View All Result
Sehat Negeriku
No Result
View All Result

Bersama Kita Cegah Pandemi Influenza

Rokom by Rokom
30 Mei 2012
Reading Time: 4 mins read
A A
0
blank
Bagikan di FacebookBagikan di WhatsappBagikan di Line

blankFlu Burung (FB) adalah penyakit bersumber binatang (zoonosis) yang berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) dan pandemik di Indonesia maupun di dunia. Oleh karenanya, baik Indonesia maupun negara di dunia melakukan program pengendalian flu burung dengan seksama. Potensi penularan flu burung dari manusia ke manusia jelas ada, meski sampai saat ini belum terjadi. Dengan demikian, butuh perhatian yang besar dan kerjasama lintas sektoral untuk bersama-sama mengatasi masalah zoonosis.

Demikian disampaikan Direktur Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL) Kemenkes RI, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE saat menutup kegiatan Diseminasi Hasil Pembelajaran Implementing The National Strategic Plan for Avian Influenza (INSPAI) in Framework for Pandemic Preparedness, Selasa siang (28/5/12). Hadir dalam kegiatan tersebut, Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang, dr. Rita Kusriastuti, MSc. dan Perwakilan WHO Indonesia, dr. Graham Tallis.

“Kita tidak bisa memperkirakan kapan pandemi dapat terjadi atau masalah-masalah kesehatan yang dapat ditimbulkan”, ujar Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama.

Prof. dr. Tjandra menjelaskan Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah kasus FB terbanyak, mendapat dukungan pihak Uni Eropa yang disalurkan oleh WHO melalui program dari Implementing The National Strategic Plan for Avian Influenza (INSPAI) dan telah dilaksanakan pada kurun waktu 2007-2011.

“Meskipun program tersebut selesai tahun ini, Pemerintah akan meneruskan dengan program-program yang ada di Kementerian Kesehatan menggunakan sarana yang ada secara maksimal”, jelas Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama.

Lebih lanjut Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama mengatakan, salah satu manfaat dari INSPAI di Indonesia, diantaranya adalah penerapan dasar pemikiran “fair, transparent and equitable” dalam mekanisme virus sharing dan benefit sharing yang disetujui oleh World Health Organization (WHO) untuk dapat diterapkan dalam program kesehatan lainnya. Selain itu, koordinasi lintas unit dan lintas sektoral di bidang penelitian juga dirasa penting untuk dilakukan, mungkin dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) ataupun dengan sektor kesehatan hewan.

“Ini penting untuk kita pikirkan, bagaimana kita dapat mengkolaborasikan berbagai data-data yang ada, baik itu data influenza maupun data masalah kesehatan lainnya, untuk menciptakan sebuah gambaran yang menyeluruh, guna pengambilan langkah penanggulangan secara tepat”, kata Prof. dr. Tjandra Yoga

Pada kesempatan tersebut, Prof dr. Tjandra Yoga Aditama mengharapkan dukungan berbagai pihak, baik yang memiliki keterkaitan langsung dengan kesehatan maupun kalangan terkait lainnya seperti kesehatan hewan, lingkungan hidup, dan wild life, untuk bersama-sama menanggulangi flu burung dan berbagai penyakit zoonosis lainnya.

Masalah flu burung terjadi di banyak Provinsi di Indonesia, karena itu, Prof. dr. Tjandra Yoga mengharapkan agar Pemerintah Daerah bersama masyarakat untuk terus menjaga kewaspadaan tentang kemungkinan kasus flu burung.

“Tetap lakukan langkah-langkah untuk mendeteksi, melakukan surveilans, dan tindakan penanggulangan flu burung di daerah masing-masing”, tandas Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama.

Kegiatan Diseminasi Hasil Pembelajaran Implementing The National Strategic Plan for Avian Influenza (INSPAI) in Framework for Pandemic Preparedness, telah dilaksanakan selama dua hari di Bekasi, Jawa Barat. Kegiatan tersebut dihadiri oleh sekitar 100 undangan yang merupakan perwakilan dari 10 RS Rujukan Flu Burung penerima bantuan pembangunan ruang isolasi; Akademisi; Dinas Kesehatan, Rumah Sakit Umum Daerah, juga para dokter klinik swasta dari berbagai Provinsi di Indonesia.

Pada sesi penutupan, Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (P2B2), dr. Rita Kusriastuti mengatakan Indonesia telah melaksanakan berbagai usaha pengendalian Flu Burung (FB) dan zoonosis lainnya melalui program INSPAI meliputi peningkatan manajemen kasus, perbaikan fungsi laboratorium, sistem surveilans, komunikasi risiko, pembangunan pasar sehat, kesiapsiagaan pandemik, pendanaan berbagai penelitian, serta pembangunan ruang isolasi bertekanan negatif di 10 RS Rujukan Flu Burung.

“Pentingnya pengendalian zoonosis di Indonesia, tidak hanya berfokus pada FB, tetapi juga meliputi berbagai penyakit zoonosis lainnya. Dalam diskusi, dibahas juga berbagai Emerging Infectious Diseases (EID), serta penyakit-penyakit lain yang termasuk New Emerging Disease”, ujar dr. Rita Kusriastuti.

Pada kesempatan tersebut, dr. Rita juga menyebutkan beberapa hal penting yang menjadi pembahasan di dalam kegiatan yang telah dilangsungkan selama dua hari tersebut. Pertama, perlunya penguatan koordinasi dan kolaborasi multi sektor  yang melibatkan pubic health, animal health, wild health dan animal health dalam satu konsep “One Health” dalam rangka pengendalian penyakit zoonosis. Kedua, diperlukan adanya mapping terintegrasi untuk kegiatan  penanggulangan FB dan penyakit zoonosis lainnya, sehingga tidak terjadi multiplikasi kegiatan. Ketiga, pentingnya survilans yang terintegrasi. Keempat, peningkatan kapasitas laboratorium dan para klinisi dalam upaya deteksi penanganan kasus FB, dalam rangka penurunan angka kematian akibat FB. Kelima, pentingnya keterkaitan dan informasi data epidemiologi dan data virologis, baik itu pada manusia maupun hewan, guna pengembangan upaya pengendalian FB dan penyakit zoonosis lainnya. Keenam, penguatan infrastruktur, pemantauan kesehatan dan lingkungan, serta peningkatan kesiapsiagaan pandemi pada sektor esensial.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: (021) 52907416-9, faksimili: (021) 52921669, Pusat Tanggap Respon Cepat (PTRC): <kode lokal> 500-567 dan 081281562620 (sms), atau e-mail kontak@depkes.go.id

ShareSendShare
Rokom

Rokom

Redaksi Sehat Negeriku

Informasi Terkait

blank

Indonesia Bangun Center of Excellence Penyakit Katastropik Wilayah Timur

31 Januari 2023
blank

Penuhi Kebutuhan Nakes, Kemenkes Transformasikan Poltekkes

31 Januari 2023
blank

Sejumlah Penyakit Tropis Ini Harus Diwaspadai

30 Januari 2023
blank

Waspada, 4 Masalah Gizi ini Berisiko Anak jadi Stunting

27 Januari 2023
blank

Prevalensi Stunting di Indonesia Turun ke 21,6% dari 24,4%

25 Januari 2023
blank

Cegah Stunting Pada Anak Dengan Protein Hewani

25 Januari 2023
Next Post
blank

Kontrol TB di Asia Tenggara

blank

BPJS KESEHATAN: Sistem Jaminan Kesehatan di Indonesia

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tweet oleh @KemenkesRI
Berita Utama

Indonesia Sampaikan Kesiapan Kolaborasi dalam Pembahasan Isu Kesehatan Presidensi G20 Tahun 2022

13 September 2021
Berita Utama

Kemenkes Tingkatkan Layanan Kesehatan Gigi dan Mulut Yang Aman Dari Penularan COVID-19

12 September 2021
Berita Utama

Wamenkes Dante Minta Masyarakat Waspadai Lonjakan Kasus COVID-19

11 September 2021
Berita Utama

Belajar dari Pandemi COVID-19, Menkes Ingatkan Pentingnya Perencanaan Pembangunan yang Memperhatikan Aspek Kesehatan dan Lingkungan

11 September 2021

Rekomendasi Artikel

blank

Sertifikat Vaksin & Data Bermasalah? Ini Solusinya

14 Agustus 2021
blank

Terlambat Vaksinasi COVID-19 Dosis Kedua Tidak Akan Pengaruhi Efektivitas Vaksin

3 Agustus 2021
blank

Kemenkes Tegaskan Vaksin Moderna Hanya untuk Booster Nakes dan Publik yang Belum Pernah Menerima Vaksin COVID-19

13 Agustus 2021

Berita Populer

  • blank

    Penerima Vaksinasi COVID-19 dapat Registrasi via WA

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Vaksin COVID-19 Merek Sinovac, AstraZeneca, Pfizer, dan Novavax Tidak Dapat Dipergunakan untuk Vaksinasi Gotong Royong

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pemerintah Tetapkan Batasan Tarif Pemeriksaan Rapid Test Antigen-Swab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Vaksin AstraZeneca Aman, Penghentian Sementara Hanya Pada Kelompok CTMAV547

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Virus Corona Varian Baru B.117, B.1351, B.1617 Sudah Ada di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Sehat Negeriku

Sehat Negeriku adalah kanal berbagi informasi tentang kegiatan Kementerian Kesehatan, baik berupa rilis yang dikeluarkan Kemenkes, dokumentasi foto dan video, maupun tulisan ringan seputar info-info kesehatan.

Jejaring Website Terkait

  • Kementerian Kesehatan RI
  • Biro Komyanmas

Informasi Lainnya

  • Tentang Sehat Negeriku
  • Peta Situs
blank
Infografis

Hari Tanpa Tembakau Sedunia

31 Mei 2019
blank
Infografis

Lebaran Sehat

19 Februari 2019
blank
Infografis

Mudik Sehat dan Aman

19 Februari 2019
blank
Infografis

Lansia Indonesia

19 Februari 2019
blank
Infografis

Sahur Sehat

19 Februari 2019

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
Langganan Newsletter

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.