Tidak benar Menkes menyatakan akan membagi-bagikan kondom secara gratis di sekolah-sekolah. Kondom hanyalah solusi terakhir untuk mengurangi dampak buruk dari seks berisiko.
Kenyataan di masyarakat, seks berisiko terjadi di semua umur termasuk pada remaja. Seks berisiko adalah setiap hubungan seks yang berisiko menularkan penyakit kelamin termasuk HIV AIDS, Gonorea, sifilis dan sebagainya maupun berisiko kehamilan yang tidak dikehendaki atau tidak direncanakan (KTD).
Demikian tanggapan Menkes, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH, di Kantor Kementerian Kesehatan, Selasa sore (19/6). Penjelasan tersebut merupakan tanggapan isu pembagian kondom gratis pada remaja sebagaimana yang beredar di masyarakat.
“Kasus HIV/ AIDS dan penyakit kelamin semakin meningkat karena meningkatnya angka seks berisiko di kalangan masyarakat. Meningkatnya seks berisiko dipicu oleh kurangnya iman, rendahnya pengetahuan dan banyaknya stimulan untuk meningkatkan gairah seks”, ujar Menkes.
Menurut Menkes, data Badan Koordinasi Keluarga Berencana (BKKBN) tahun 2010 menyebutkan sekira dua juta aborsi terjadi setiap tahun. Ini menunjukkan adanya hubungan seks berisiko dimana hak setiap bayi untuk hidup disayangi itu tidak terpenuhi.
“Penting sekali pendekatan kesehatan masyarakat dimana kita cegah agar jangan satu pun terjadi kehamilan terjadi yang tidak direncanakan. Karena itu di Kemenkes ada kampanye Aku Bangga aku Tahu (ABAT)”, jelas Menkes, saat konferensi pers Menkes di Kantor Kementerian Kesehatan pasca pelantikan pada minggu lalu, Kamis (14/6).
Pada video berdurasi 5 menit, 14 detik yang diunggah oleh akun Sehatnegeriku milik Pusat Komunikasi pada Rabu, 20 Juni 2012 pukul 19.23 WIB tersebut Menkes menyatakan Kementerian Kesehatan tidak akan membagi-bagikan kondom gratis pada masyarakat umum. Bagi mereka yang berisiko, pendidikan kesehatan reproduksi merupakan solusi utama untuk pencegahan penularan infeksi HIV/AIDS.
“Pendidikan kesehatan reproduksi, bagaimana melindungi diri sendiri. Menghormati kehidupan yang paling penting sebenarnya”, terang Menkes.
Pada kesempatan tersebut, Menkes juga menyampaikan apresiasi kepada masyarakat yang memberikan perhatian terhadap isu tersebut. Menkes juga mengajak seluruh masyarakat memperkokoh iman agar tidak tergoda untuk melakukan perilaku seks berisiko.
“Ini gerakan kita bersama untuk melindungi generasi muda kita baik dari penyakit maupun dari kehamilan yang tidak direncanakan”, tandas Menkes
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: (021) 52907416-9, faksimili: (021) 52921669, Pusat Tanggap Respon Cepat (PTRC): 500-567 dan 081281562620 (sms), atau alamat e-mail kontak@depkes.go.id