Sehubungan dengan kondisi alam di musim penghujan yang disertai angin kencang dan gelombang laut tinggi di wilayah Banten sejak awal tahun 2013, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL) Kemenkes RI, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE, menyampaikan beberapa hal penting berdasarkan laporan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) kelas II Merak, Banten.
Melalui surat elektroniknya kepada Pusat Komunikasi Publik, Sabtu (12/1), Prof. Tjandra menginformasikan bahwa masyarakat harus selalu berhati-hati terhadap kondisi alam di musim penghujan, khususnya angin kencang dan gelombang tinggi di sekitar Pelabuhan Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP), Perairan Selat Sunda. Angin bertiup dari arah barat menuju barat laut dengan rata-rata kecepatan sekitar 19-56 km/jam. Sementara gelombang laut dengan ketinggian antara 2-5 meter.
“Dalam kondisi seperti itu, tiga dermaga yang biasanya dioperasikan, yaitu dermaga 1,2, dan 3. Dermaga 4 dan 5 tidak dioperasikan karena belum ada pemecah gelombang”, ujar Prof. Tjandra.
Angin kencang dan gelombang tinggi seringkali menyebabkan kecelakaan. Pada 4 Januari 2013 lalu, kapal MT. Trichem Bonita, Indonesia, dengan bobot sekitar 736 GT, terseret angin sehingga terdampar di pantai Merak Beach Hotel. Kondisi 14 orang anak buah kapal (ABK) sehat dan selamat. Sampai berita ini diturunkan, masih menunggu untuk ditarik kembali ke Perairan Merak.
Prof. Tjandra menambahkan bahwa angin kencang dan gelombang tinggi juga mengakibatkan kapal lambat bersandar hingga 8 jam.
“Pada 10 Januari 2013 pukul 23.15 WIB, penumpang Kapal Ferry yang mengalami sakit jantung mengalami hambatan saat hendak dirujuk karena kapal sulit bersandar, hingga persediaan oksigen hampir habis. Dengan sigap, petugas medis dari KKP dengan pihak ASDP mengambil tindakan pertolongan yaitu mengirimkan tabung oksigen menggunakan kapal Tug Boat, sehingga pasien tersebut tertolong dan selamat”, jelas Prof. Tjandra.
Sementara itu, Prof. Tjandra menegaskan bahwa di wilayah kerja KKP kelas II Merak-Banten, khususnya Pelabuhan Penyeberangan Merak tidak terjadi banjir.
“Kondisi banjir terjadi di ruas jalan Tol Merak-Tangerang, tepatnya di daerah Kragilan atau Ciujung, kurang lebih sekitar 27 km dari pelabuhan”, tandas Prof. Tjandra.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jendral Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline