Sehat Negeriku
No Result
View All Result
Minggu, 05/02/2023
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
Langganan Newsletter
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
No Result
View All Result
Sehat Negeriku
No Result
View All Result

Menkes Buka Simposium Internasional ke-2 Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Rokom by Rokom
15 September 2015
Reading Time: 2 mins read
A A
0
blank
Bagikan di FacebookBagikan di WhatsappBagikan di Line

Jakarta, 16 September 2015

Selasa pagi, (15/09) Menteri Kesehatan RI, Prof. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M (K) secara resmi membuka Simposium Internasional ke-2 Penelitian dan Pengembangan Kesehatan di Jakarta. Pertemuan yang berlangsung dua hari tersebut bertujuan untuk mendapatkan informasi terkini seputar penelitian dan pembangunan kesehatan yang terkait dengan deteksi, pencegahan dan pegobatan (vaksin, obat – obatan, dan peralatan medis). Selain simposium ini dapat dimanfaatkan sebagai forum komunikasi antara “produsen riset” dan “konsumen riset”.

 

Tahun ini Simposium mengangkat tema “Basic Research and Innovation Breakthrough into Product”, dengan sub tema: (1) Penelitian dan Pengembangan Vaksin (HIV, Hepatitis B, TB, dll), (2) Penemuan Obat (Anti Malaria, Pengobatan Alternatif, Saintifikasi Jamu), (3) Obat Biosimilar (Sel Punca, Eritropoietin) dan (4) Peralatan Medis (Non Invasive Diagnostic, Invasive Diagnostic)

Dalam pidatonya Menkes menyampaikan, untuk mendapatkan produk informasi dan inovasi yang valid dan terpercaya, sebelumnya harus melalui penelitian dan pengembangan kesehatan yang terjaga mutunya secara ilmiah maupun secara etik. Produk informasi dan inovasi tersebut, juga sangat berguna dalam rangka pengambilan keputusan berbasis bukti (evidence based policy).

Beberapa penyakit telah diamanahkan secara global untuk dikendalikan, seperti TB, Malaria, HIV dalam Millenium Development Goal Post 2015. Di Indonesia pada tahun 2013 telah teridentifikasi 23 penyakit yang berpotensi wabah yang di dalam daftar tersebut terdapat juga penyakit yang harus ditangani dalam MDG’s post 2015.

“Sehubungan dengan itu diperlukan penelitian untuk meneliti dan mengembangkan produk untuk deteksi (diagnostik), pencegahan (vaksin), penyembuhan (obat), dan alat kesehatan untuk mengatasi penyakit tersebut” imbuh Menkes.

Agar hasil penelitian  berdaya guna dan berhasil guna, Menkes mengatakan kolaborasi antara penghasil (dalam hal ini adalah para peneliti) dan pengguna (dalam hal ini untuk industri, pemegang program, pelaku pelayanan kesehatan) sangat krusial. Kolaborasi ini bisa dilakukan mulai tahap penetapan agenda riset dan penyusunan protokol penelitian.

“Dengan kolaborasi antara penghasil dan pengguna, kita berharap hasil-hasil penelitian akan lebih banyak dapat dimanfaatkan. Kemenkes bersama seluruh lintas sektor terkait,  melibatkan akademisi, pemerintah baik, Pusat maupun Daerah, industri dan seluruh lapisan masyarakat untuk mewujudkan kemandirian bangsa”, ujarnya.

Sejak tahun 2012, Indonesia telah memulai pendekatan penelitian dan pengembangan produk dilakukan dalam bentuk Konsorsium Riset yang melibatkan akademisi, institusi penelitian milik pemerintah, dan industri untuk mempercepat mendapatkan hasil dengan efisien.

Salah satu contohnya adalah pengembangan bahan baku obat malaria Artemisinin dari tanaman Artemisia annua yang didahului dengan penelitian Riset Tanaman Obat dan Jamu. Untuk sekitar 2 juta kasus Malaria di Indonesia, diperlukan obat Artemisinin sebanyak 900 kg yang dihasilkan dari 450 ton simplisia kering dan diperoleh dari 100 hektar tanaman Artemisia annua.

Dewasa ini obat Artemisinin untuk pengendalian Malaria di Indonesia masih diimpor dari luar negeri. Karenanya,  Kemenkes tengah lakukan terobosan untuk mewujudkan kemandirian penyediaan Artemisinin.

Mengakhiri sambutannya Menkes berharap agar para peneliti dapat meningkatkan perhatian mereka dan peka terhadap berbagai permasalahan pada masyarakat untuk dicarikan solusinya. Kebijakan kesehatan yang dilaksanakan haruslah berbasis bukti dan berbasis hasil penelitian.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline <kode lokal> 1500-567; SMS 081281562620, faksimili: (021)52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.

 

 

Tags: Bukadanindonesiainternasionalke-2KementerianKesehatanmenkespenelitianPengembangansimposium penelitian
ShareSendShare
Rokom

Rokom

Redaksi Sehat Negeriku

Informasi Terkait

blank

Menkes Ajak Masyarakat Berani Deteksi Dini Kanker

4 Februari 2023
blank

Kemenkes dan MD Anderson Cancer Center Jalin Kerja Sama Atasi Kanker

3 Februari 2023
blank

Hasil Sero Survei ke-3 : Antibodi Tertinggi pada Orang yang Booster

3 Februari 2023
blank

Sukseskan Reformasi Rumah Sakit, Menkes Akan Tiru Inovasi Pelayanan Kesehatan di RSUD dr. Iskak Tulungagung

2 Februari 2023
blank

Kemenkes Bersama Komisi IX DPR RI Pastikan Penyiapan Fasilitas Kesehatan di Ibu Kota Nusantara (IKN)

2 Februari 2023
blank

Menkes Budi Minta pokja RCCE Dukung Komunikasi Penyakit Lainnya

2 Februari 2023
Next Post
blank

Kemenkes Kirim Bantuan untuk Tanggulangi Dampak Kesehatan Akibat Asap

blank

Penanggulangan Kabut Asap di Propinsi Riau

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tweet oleh @KemenkesRI
Berita Utama

Indonesia Sampaikan Kesiapan Kolaborasi dalam Pembahasan Isu Kesehatan Presidensi G20 Tahun 2022

13 September 2021
Berita Utama

Kemenkes Tingkatkan Layanan Kesehatan Gigi dan Mulut Yang Aman Dari Penularan COVID-19

12 September 2021
Berita Utama

Wamenkes Dante Minta Masyarakat Waspadai Lonjakan Kasus COVID-19

11 September 2021
Berita Utama

Belajar dari Pandemi COVID-19, Menkes Ingatkan Pentingnya Perencanaan Pembangunan yang Memperhatikan Aspek Kesehatan dan Lingkungan

11 September 2021

Rekomendasi Artikel

blank

Sertifikat Vaksin & Data Bermasalah? Ini Solusinya

14 Agustus 2021
blank

Terlambat Vaksinasi COVID-19 Dosis Kedua Tidak Akan Pengaruhi Efektivitas Vaksin

3 Agustus 2021
blank

Kemenkes Tegaskan Vaksin Moderna Hanya untuk Booster Nakes dan Publik yang Belum Pernah Menerima Vaksin COVID-19

13 Agustus 2021

Berita Populer

  • blank

    Penerima Vaksinasi COVID-19 dapat Registrasi via WA

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Vaksin COVID-19 Merek Sinovac, AstraZeneca, Pfizer, dan Novavax Tidak Dapat Dipergunakan untuk Vaksinasi Gotong Royong

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pemerintah Tetapkan Batasan Tarif Pemeriksaan Rapid Test Antigen-Swab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Vaksin AstraZeneca Aman, Penghentian Sementara Hanya Pada Kelompok CTMAV547

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Virus Corona Varian Baru B.117, B.1351, B.1617 Sudah Ada di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Sehat Negeriku

Sehat Negeriku adalah kanal berbagi informasi tentang kegiatan Kementerian Kesehatan, baik berupa rilis yang dikeluarkan Kemenkes, dokumentasi foto dan video, maupun tulisan ringan seputar info-info kesehatan.

Jejaring Website Terkait

  • Kementerian Kesehatan RI
  • Biro Komyanmas

Informasi Lainnya

  • Tentang Sehat Negeriku
  • Peta Situs
blank
Infografis

Hari Tanpa Tembakau Sedunia

31 Mei 2019
blank
Infografis

Lebaran Sehat

19 Februari 2019
blank
Infografis

Mudik Sehat dan Aman

19 Februari 2019
blank
Infografis

Lansia Indonesia

19 Februari 2019
blank
Infografis

Sahur Sehat

19 Februari 2019

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
Langganan Newsletter

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.