Kementerian Kesehatan RI terus memantau kondisi banjir yang menggenangi beberapa wilayah Nangroe Aceh Darussalam. Respons cepat Dinas Kesehatan Kabupaten dan Provinsi terus berlangsung. Hingga berita ini diturunkan (27/8), meski belum ada permohonan pelibatan nasional, pemantauan ketat oleh Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Regional Medan Kemenkes RI tetap dilakukan.
Demikian pernyataan Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kemenkes RI, dr. Achmad Yurianto melalui surat elektronik kepada Biro Komunikasi dan Pelayanan Kemenkes RI.
Informasi terbaru, banjir menggenangi beberapa Kecamatan di Kabupaten Aceh Besar, meliputi: Kecamatan Lhoknga; Kecamatan Leupeung; dan Kecamatan Lhong. Tidak ada laporan pengungsian.
“Banjir sebelumnya sempat menggenangi rumah warga dengan ketinggian antara 30-50 cm. Saat ini kondisi sudah berangsur normal kembali seiring intensitas curah hujan yang sudah berkurang”, tutur dr. Yuri.
Sementara di Kabupaten Aceh Barat, 24 Desa di 4 Kecamatan terkena dampaknya, antara lain: 7 Desa di Kecamatan Johan; 1 Desa di Kecamatan Sungai; 14 Desa di Kecamatan Woyla Timur; serta 2 Desa di Kecamatan Woyla Barat.
“Tidak ada korban jiwa dan kerugian materi yang dilaporkan”, tambah dr. Yuri.
Wilayah lainnya, yakni Kabupaten Aceh Jaya menggenangi 9 Kecamatan, yaitu: Kecamatan Krueng Sabe; Kecamatan Teunom; Kecamatan Pasie Raya; Kecamatan Panga; Kecamatan Setia Bakti; Kecamatan Darul Hikmah; Kecamatan Sampoi Niet; Kecamatan Indra Jaya; serta Kecamatan Jaya.
“Sebanyak 3.861 rumah terendam dan lebih kurang 5.189 jiwa dari 2.020 kepala keluarga terkena dampak banjir”, tandas dr. Yuri.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI.Untukinformasilebihlanjutdapatmenghubungi Halo Kemkesmelaluinomor hotline (kodelokal) 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.