Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah (RSJPD) Harapan Kita menjadi rumah sakit pertama di Indonesia yang sukses melakukan operasi pemasangan alat pacu jantung permanen tanpa kabel (leadless pacemaker). Sehingga menempatkan Indonesia menjadi negara kedua setelah Malaysia yang menggunakan alat pacu jantung tanpa kabel.
Alat pacu jantung permanen adalah alat yang membantu tubuh manusia untuk memacu jantung saat keadaan jantung berdetak tidak teratur yaitu berdetak lebih lambat dari seharusnya. Gangguan irama jantung akan membuat tubuh tidak memperoleh darah yang cukup sehingga dapat mengakibatkan seseorang kelelehan, mudah pingsan, atau berkunang-kunang, bernafas pendek, kerusakan organ yang vital dan pada akhirnya dapat menuju kematian.
Direktur Utama RSJP Harapan Kita, Dr. dr. Hananto Andriantoro, SpJP(K), MARS, FICA, mengatakan Kemajuan teknologi memungkin adanya penemuan-penemuan baru yang memudahkan kebutuhan hidup manusia, salah satunya adalah alat jantung permanen tanpa kabel (leadless pacemaker). Dengan adanya pemasangan alat pacu jantung jenis terbaru ini akan memberikan kemudahan serta kenyamanan sebab pasien tidak lagi mengenakan kabel dalam pembuluh darahnya.
“Sebelumnya pemasangan alat pacu jantung konvensional dimasukkan dibawah kulit, kemudian kabelnya dimasukkan kedalam pembuluh darah (capiler) dan ini juga berisiko. Sekarang dengan alat baru yang leadless ini membuat pelayanan semakin baik dan patient safety”, ujar dr. Hananto, dalam temu media di RSJPD Harapan Kita, Sabtu siang (1/10).
Kini ukuran dari alat pacu jantung permanen semakin kecil dan ringkas dan tanpa kabel sehingga dapat dipasang dalam jantung tanpa harus melalui kompleksitas kabel yang tertanam dalam tubuh.
Leadless pacemaker memiliki ukuran panjang 25,9mm dan berat 2 gram, alat pacu jantung ini berbentuk seperti peluru ini berfungsi sebagai generator dan penghantar listrik ke otot jantung. Dengan ukurannya tersebut membuatnya memiliki ukuran sepersepuluh dari alat pacu jantung permanen konvensional. Selain itu, kelebihan dari alat ini adalah kemudahan dalam pemasangan karena tidak memerlukan pembedahan yang menghasilkan adanya irisan, luka atau benjolan yang diperoleh pada pacemaker konvensional. Hal ini dikarenakan Pacemaker ini dipasang dalam jantung melalui pembuluh darah vena pada pangkal paha pasien. Setelah dipasang dalam jantung, leadless pacemaker secara perlahan-lahan menyeimbangkan detak jantung melalui hantaran listrik.
“Tujuan dari pemasangan alat pacu jantung permanen tanpa kabel ini adalah untuk menekan dan menurunkan angka kesakitan dan kematian di masyarakat akibat gangguan irama jantung”, tambah dr. Hananto.
Selain itu, dr. Yoga Yuniadi, SpJP(K), FIHA, dari Divisi Gangguan Irama Jantung, RSJPD Harapan Kita menambahkan leadless pacemaker setelah dipasang dalam jantung, alat tersebut dapat diatur dari luar tubuh, seperti pengaturan untuk cepat lambatnya aliran listrik dan besar kecilnya daya. Beliau juga meyakinkan alat ini walau tanpa kabel tapi memiliki daya tahan baterai yang sama dengan alat pacu jantung konvensional.
“Sama seperti alat pacu jantung konvensional, baterai alat pacu jantung baru tanpa kabel ini bisa bertahan hingga 10-12 tahun”, ujar dr. Yoga.
Tentang Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
RSJPD Harapan Kita yang telah berdiri sejak 30 tahun yang lalu merupakan pusat pelayanan kesehatan jantung dan pembuluh darah tingkat nasional. Dimana hampir seluruh kasus penyakit jantung di nusantara dirujuk ke RSJPD Harapan Kita untuk mendapatkan pengobatan yang lebih memadai dibandingkan pelayanan kesehatan daerah. Sebagai Pembina rumah sakit jejaring dari beberapa pusat jantung regional seluruh Indonesia, RSJPDHK telah melakukan berbagai tindak bedah dan non-bedah salah satunya adalah pemasangan alat jantung permanen.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.