Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani, menyampaikan agar masyarakat hendaknya mulai membudayakan hidup sehat dengan melakukan langkah kecil melalui perubahan pola hidup yang lebih sehat, agar selalu sehat dan tentu menjadi lebih sehat dari saat ini.
Perubahan tersebut dapat dilakukan mulai dari hal-hal kecil dan rutin dalam keseharian, seperti dalam hal pola makan misalnya mengganti menu sajian rapat dengan makanan yang lebih sehat, misalnya buah dan sayur serta membiasakan melakukan aktifitas fisik seperti peregangan di sela-sela kesibukan pekerjaan.
“Kalau setiap hari makanan yang dihidangkan pada rapat-rapat itu adalah makanan yang sehat seperti ini, kita juga akan sehat karena mengurangi karbohidrat dan lemak serta pastinya nggak jadi gemuk (baca: obesitas)”, tutur Puan Maharani dalam sambutannya pada kegiatan penyerahan alat pengukur tekanan darah mandiri (tensimeter scanner) secara simbolis kepada lima Menteri dan Pimpinan Lembaga di Ruang Auditorium Utama Kantor Kemenko PMK, Jakarta Pusat (22/2).
Pola makan merupakan perilaku paling penting, karena kuantitas dan kualitas makanan dan minuman yang dikonsumsi akan mempengaruhi asupan gizi sehingga akan mempengaruhi kesehatan individu dan masyarakat. Gizi yang optimal sangat penting untuk pertumbuhan normal serta perkembangan fisik dan kecerdasan bayi, anak-anak, serta seluruh kelompok umur. Gizi baik membuat berat badan normal atau sehat, tubuh tidak mudah terkena penyakit infeksi, produktivitas kerja meningkat serta terlindung dari penyakit kronis dan kematian dini. Agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari berbagai penyakit kronis atau penyakit tidak menular terkait gizi, maka pola makan masyarakat perlu ditingkatkan kearah konsumsi gizi seimbang, karena keadaan gizi yang baik dapat meningkatkan kesehatan individu dan masyarakat.
Dukungan nyata juga disampaikan Menko PMK, Puan Maharani, bahwa beliau menginstruksikan agar di Kemenko PMK akan dipasang pemberitahuan bagi pegawai untuk melaksanakan peregangan dua kali di sela waktu kerja, yakni pukul 10.00 WIB dan 15.00 WIB.
“Saya akan instruksikan akan ada semacam weker untuk peregangan setiap pukul 10.00 dan 15.00 WIB, seperti dulu panggilan anak sekolah untuk masuk ke kelas, kalau ini weker untuk bangkit dari kursi dan melakukan peregangan”, imbuhnya.
Seperti kita ketahui, peregangan di antara waktu bekerja merupakan pembiasaan aktivitas fisik di tempat kerja untuk melancarkan sirkulasi darah sehingga membantu mengendurkan ketegangan syaraf dan melatih otot agar lebih kuat sehingga tidak mudah lelah saat bekerja. Upaya yang dilakukan merupakan bagian dari implementasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di perkantoran. Hal ini sejalan dengan amanat UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan yaitu, upaya kesehatan kerja wajib diselenggarakan pada setiap tempat kerja agar dapat bekerja secara sehat agar tidak menimbulkan penyakit bagi diri sendiri dan masyarakat sekitar.
“Peregangan ini penting. Memang betul, kadang ketika kita terlalu asyik mengerjakan pekerjaan duduk dari pagi sampai sore, tiba-tiba saat berdiri wis mboyo’en (pegal pinggangnya). Melakukan peregangan itu ternyata enak juga ya, Bu Menkes”, tandasnya.
Di tengah acara, Menko PMK, Puan Maharani, beserta para menteri dan pimpinan lembaga serta seluruh undangan pun turut melakukan senam peregangan yang dicontohkan oleh peraga.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat,Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline (kode lokal) 1500-567,SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.