Jakarta, 30 Mei 2017
Hampir semua jemaah haji Indonesia pada saatnya mereka berangkat ke Tanah Suci merupakan kelompok lanjut usia (Lansia), padahal mungkin saja status kesehatannya jauh lebih bugar pada saat mendaftar. Hal ini menjadi tantangan besar bagi Kementerian Kesehatan RI yang memiliki tangung jawab besar untuk menjaga kebugaran para jemaah saat menjalankan ibadah. Mengingat saat ini masa tunggu untuk masuk ke dalam kuota ibadah haji paling lama mencapai 23 tahun.
“Bila saat mendaftar usianya antara 35-40 tahun masih belum Lansia, tentu masih bugar. Namun, bila kebugaran itu tidak kelola, pasti akan menurun”, tutur Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat, dr. Anung Sugihantono, M.Kes, pada temu media mengenai Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) di Kantor Kemenkes, Selasa siang (29/5).
Kemenkes sudah memiliki program kebugaran untuk calon jemaah haji. Namun, saat ini masih berfokus pada para calon jemaah haji yang akan diberangkatkan dalam waktu dekat. Menurut Anung, fokus sasaran program tersebut harus diperluas, dari hanya jemaah yang sudah berusia Lanjut diarahkan lebih ke hulu yakni orang yang sudah mendaftar ibadah haji.
“Harapannya adalah begitu dia mendaftar, kita masukan ke dalam kelompok untuk kemudian kita bisa jaga kebugarannya sampai nanti waktunya ibadah haji”, tutur Anung.
Dijelaskan oleh Anung, kebugaran para calon jemaah harus dipersiapkan melalui pemantauan sejak pertama kali mendaftarkan diri. Sebaiknya setelah pendafatran haji, lalu ditindaklanjuti dengan pemeriksaan kebugaran. Hasil pemeriksaan tersebut akan mengelompokkan para calon jemaah haji ke dalam lima kelompok, yaitu: 1) Sehat, 2) Memiliki Faktor Risiko Kesehatan, 3) Sakit (memiliki gejala dan tanda), 4) Penyandang kecacatan, dan 5) Keparahan penyakit yang tinggi. Berdasarkan hasil pemeriksaan itu, para calon jemaah diharapkan dapat menerapkan “menu” untuk menjaga kebugaran tubuhnya.
“Saya akan minta kalau manasik haji ini, jangan hanya itu manasik saja tetapi juga ada manasik kesehatan untuk menjaga kebugaran mereka. Kita tidak boleh berfokus hanya pada mereka yang sudah Lansia justru kita harus fokus pada yang sebelumnya (baca: pra Lansia)”, tandas Anung.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.