Madinah, 09 Agustus 2017
Kakek berinisial AMD (90), asal Bogor, Jawa Barat, berangkat haji tanpa pendamping, setelah ditelusuri lebih lanjut, sebenarnya sudah mendaftar ibadah Haji bersama anak dan cucunya, tapi takdir AMD berangkat ibadah haji seorang diri.
Sebelumnya, Nenek dengan inisial AS berusia 84 tahun, asal Sulawesi Selatan, juga berangkat ibadah haji tanpa pendamping, walau sudah ada rekomendasi dokter agar disertai pendamping, takdir AS berangkat ibadah haji seorang sendiri.
Keduanya mengenakan gelang hijau sebagai tandan jemaah kategori risiko tinggi (Risti), artinya kedua jemaah ini umurnya di atas 60 tahun, tapi tidak sedang dalam menderita penyakit yang perlu kewaspadaan tinggi.
Karena tidak ada pendamping, maka keduanya harus di rujuk ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI). AS mengalami gangguan psikologis, karena merasa seorang diri, kemudian AMD tidak mampu mengeluarkan air seni (kencing) dan harus dilakukan kateter. AMD selalu menahan kencing, karena takut ke toilet, sebab tidak ada yang mengantar atau mendampingi.
Hasil laporan sistem Komputerisasi Haji Terpadu Kesehatan (Siskohatkes) hari ke 12, tanggal 8 Agustus 2017, menunjukan data deteksi dini gangguan kesehatan pada jemaah haji sebanyak 189 jemaah, dengan lokasi di pondokan dan sektor khusus. Sedangkan emergency response sebanyak 155 orang di pondokan dan sektor khusus. Setelah dilakukan penanganan, 296 jemaah tersebut kembali ke Kloter, 62 jemaah dirujuk ke KKHI dan 33 di rujuk ke RSAS.
Menyikapi kondisi jemaah haji di atas, penanggung jawab Tim Promotif Preventif, M.Latu mengingatkan kepada Tim Kesehatan haji Indonesia (TKHI), Karu, Karom dan Ketua Kloter memantau keadaan kesehatan jemaah haji lansia yang tidak ada pendamping, sehingga kesehatan, ibadah dan aktifitasnya dapat terpantau dengan baik.
“Tak terkecuali kepada jemaah haji yang masih muda dan lebih sehat untuk turut berpartisipasi dalam membantu kelancaran dan kesehatan jemaah haji lansia yang tidak ada pendamping dan membutuhkan bantuan,” harap Latu.
Selain itu, Latu juga berharap kepada jemaah lansia, bila akan keluar pondokan, ibadah dan ziarah untuk bersama-sama dengan rombongan. Hal ini untuk menghindari terjadinya jemaah tersesat, sehingga keberadaanya dapat termonitor oleh petugas haji di kloter.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, dan alamat email [email protected].
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Oscar Primadi, MPH