Jakarta, 21 Juli 2018
Sanitasi merupakan kendaraan besar kesehatan lingkungan. Kementerian kesehatan mengapresiasi pihak-pihak yang senantiasa memberi perhatian besar terhadap kebutuhan dasar masyarakat tersebut.
“Kita perlu terus mencari inovasi dan belajar dari para champion”, ujar Direktur Kesehatan Lingkungan Kemenkes RI, dr.Imran Agus Nurali Sp.KO, saat membuka kegiatan Horizontal Learning Sustainable Sanitation & Hygiene for Eastern Indonesia (SEHATI) di salah satu hotel di Jakarta Pusat, Senin siang (23/7).
Kementerian Kesehatan sebenarnya telah menerbitkan Peraturan Kementerian Kesehatan No. 23/2014 mengenai Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) melalui 5 pilar pendekatan. Pendekatan ini digunakan dengan maksud agarmasyarakat tidak saja mendapatkan fasilitas sanitasi yang layak, tetapi juga mau dan mampu mengubah perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat.
Adapun 5 pilar tersebut adalah: 1) STOP Buang Air Besar Sembarangan /Open Defecation Free; 2) Cuci Tangan Pakai Sabun; 3) Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga; 4) Pengamanan Sampah Rumah Tangga; dan 5) Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga.
“Meski pendekatan telah mencakup 5 pilar, hingga kini sistem monitoring yang digunakan (STBM Smart) masih mengakomodir pelaksanaan pilar 1 dan 2 saja. Di sini hari ini hadir dari 7 Kabupaten yang telah berhasil mengimplementasikan lima pilar sanitasi, ini tentu bisa kita adopsi di seluruh Provinsi”, terang Imran.
SEHATI merupakan program yang digawangi oleh SIMAVI sejak tahun 2016 bersama lima mitranya, yaitu: Plan International Indonesia, Yayasan Dian Desa, Yayasan Rumsram, Yayasan Masyarakat Peduli NTB, dan CD Bethesda Yakkum. Program SEHATI dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan akses sanitasi di 7 kabupaten di 3 Provinsi (NTT, NTB, dan Papua) melalui pengembangan kapasitas pemeritah daerah dan wirausaha sanitasi berbasis pendekatan 5 Pilar STBM. Adapun tujuk lokasi intervensi SEHATI tersebut, yaitu: Kab. Lombok Utara, Kab. Lombok Timur, Kab. Dompu, Kab. Sumba Tengah, Kab. Sumba Barat Daya, Kab. Manggarai Barat, dan Kab. Biak Numfor.
Pada kesempatan tersebut, Kementerian Kesehatan juga memberikan apresiasi bagi seluruh pihak yang memperhatikan permasalahan sanitasi dan berkontribusi aktif dalam implementasi lima pilar sanitasi. Tidak hanya bagi SIMAVI selaku penyelenggara, namun juga para pemegang kebijakan, baik para Kepala Bappeda maupun pimpinan SKPD di Kabupaten yang turut hadir pada kesempatan tersebut untuk menyampaikan pembelajaran yang telah didapatkan dari intervensi yang telah dilaksanakan.
“Terima kasih untuk apa yang sudah disampaikan dan dilakukan oleh teman-teman di Kabupaten, antara air minum yang aman dengan sanitasi yang aman pasti menjadi sebuah kesatuan, tidak bisa terpisahkan. Terlepas saat ini yang running duluan adalah pilar pertama, tetap saja tidak bisa aman, kalau lantas pilar lainnya kita tinggalkan. Itu konsep dasarnya.” tandas Imran.
Sementara itu, country representative SIMAVI, Asken Sinaga, juga menyatakan bahwa pemimpin daerah yang mendukung program sanitasi pogram sanitasi itu langsung menyentuh masyarakat dan dibutuhkan masyarakat.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (myg)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM