Sehat Negeriku
No Result
View All Result
Senin, 16/06/2025
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Mediakom
  • Majalah
Langganan Newsletter
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Mediakom
  • Majalah
No Result
View All Result
Sehat Negeriku
No Result
View All Result

Indonesia Tingkatkan Inovasi dan Kolaborasi Untuk Akhiri Epidemi Tuberkulosis di Asia Tenggara

Rokom by Rokom
03 Oktober 2018
Reading Time: 2 mins read
A A
0
blank
Bagikan di FacebookBagikan di WhatsappBagikan di Line

New York, 27 September 2018

Pemerintah Indonesia bersama FSTPI dan WHO SEARO mengadakan Side Event pada High Level Meeting on Tuberkulosis sebagai perwujudan komitmen mengakhiri epidemi TBC.

Pertemuan Tingkat Tinggi untuk Tuberkulosis (High Level Meeting on Tuberculosis) diselenggarakan pada 26 September 2018, sebagai komponen vital dalam rangkaian Sidang Umum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di New York.

Dalam Pertemuan tersebut Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla, menekankan pentingnya upaya yang lebih terpadu untuk memperkuat kapasitas negara dalam mendeteksi kasus Tuberkulosis (TBC). Sebagai salah satu Negara dengan beban TBC tertinggi di dunia, upaya eliminasi di Indonesia akan menentukan keberhasilan upaya global mencapai target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan untuk mengakhiri epidemi ini di tahun 2030.

Pemerintah Indonesia, Pemerintah Sri Lanka, Pemerintah Maladewa, WHO South-East Asia Regional Office (SEARO), Forum Stop TB Partnership Indonesia (FSTPI) dan Stop TB Partnership global, menyelenggarakan diskusi panel untuk membahas upaya regional dalam mendorong kolaborasi dan inovasi untuk mencapai target eliminasi TBC di 2030. Acara ini dihadiri oleh pemangku kepentingan terkait dari Indonesia dan international dari berbagai sektor pemerintahan, swasta, mitra pembangunan internasional, organisasi masyarakat sipil, kelompok organisasi pasien, serta media. Dalam sambutannya, Ketua Forum Stop TB Partnership Indonesia (FSTPI), Arifin Panigoro, menegaskan, “TBC membutuhkan kemitraan global dari seluruh sektor, baik pemerintah, akademisi, organisasi masyarakat dan industri, untuk memacu efektivitas dan mempercepat dampak. Kemitraan multi-sektor akan mendukung terjadinya inovasi dalam menemukan solusi. Komitmen politis juga sangat untuk memastikan layanan TBC berkualitas tersedia, dan dapat diakses oleh seluruh pasien.”

Puan Maharani, Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, menyampaikan dalam pidato kuncinya, “Pemerintah Indonesia menyadari political will dan kepemimpinan menjadi kunci dalam beraksi. Di tingkat pembuatan kebijakan, TBC telah menjadi prioritas Presiden, dan tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). “Institusi apapun tidak dapat bekerja sendirian. Dalam upaya bersama untuk mengakhiri TB, kemitraan berkelanjutan antara pemangku kepentingan multi-sektor menjadi prioritas” tambahnya.

Dr. Lucica Ditiu, Direktur Eksekutif Stop TB Partnership global memoderatori diskusi yang dihadiri pemangku kepentingan internasional seperti Dr. Ali Naseer Mohamed, Perwakilan Tetap Republik Maldives untuk PBB; Jagat Prakash Nadda, Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga India; Dr. Poonam Khetrapal Singh, Direktur Regional WHO SEARO; Dr. Marijke Wijnroks, Global Fund; Vanessa Candeias, Kepala Kesehatan Global dan Inisiatif Sistem Pelayanan Kesehatan WEF; Jaak Peteers, Kepala Kesehatan Publik Global Johnson &
Johnson; dan, Irene Koek, Wakil Asisten Administrator Biro Kesehatan Global USAID.

Dalam pemangku kepentingan multi-sektor TBC, teknologi dan inovasi menjadi salah satu keahlian yang dimiliki sektor swasta. “Inovasi dan teknologi perlu dibuat terjangkau dan dapat diakses oleh semua orang, tidak hanya di daerah-daerah tertentu” tegas Jaak Peters. Selain sektor swasta, pentingnya memperluas jejaring dalam TBC juga disebutkan oleh panelis dari WEF, Vanessa Candeias. Ia memberikan contoh bahwa di World Economic Forum, platform yang mungkin tidak umum diasosiasikan dengan isu penyakit, TBC menjadi perhatian karena angka kematian yang dapat dicegah dan beban ekonomi luar biasa yang diakibatkan. “Kita harus terus mencari aktor-aktor yang ‘tidak lazim’, diluar jejaring kesehatan, yang dapat diajak berkolaborasi” ujarnya.

Pertemuan Tingkat Tinggi untuk Tuberkulosis di New York telah membuka peluang dan memperkuat jejaring Indonesia untuk mengakhiri epidemi TBC. Komunikasi dan kolaborasi lintas sektor yang telah berlangsung perlu dikukuhkan dan diterjemahkan ke komitmen dan aksi nyata para pemangku kepentingan terkait. Di penghujung acara, Arifin Panigoro menyampaikan, “Forum Stop TB Partnership Indonesia akan meneruskan momentum yang sudah terbangun untuk menunjang upaya pencegahan dan penanggulangan TBC yang transformatif di Indonesia”.

Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email [email protected]. (IP/myg)

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM

ShareSendShare
Rokom

Rokom

Redaksi Sehat Negeriku

Informasi Terkait

blank

Pulang Ibadah Haji? Waspadai Demam, Batuk, dan Risiko COVID-19!

15 Juni 2025
blank

Menkes Dorong Pemerataan Layanan dan Edukasi Kesehatan Gigi

15 Juni 2025
blank

Kepulangan Jemaah Haji Dimulai, Tim Medis Standby Siang Malam

14 Juni 2025
blank

Ditemukan Banyak Kasus Hipertensi, Diabetes dan Masalah Gigi Saat Cek Kesehatan Gratis

13 Juni 2025
blank

Perawat Melek Digital, UI Hadirkan Inovasi Teknologi Kesehatan

12 Juni 2025
blank

Fellowship TBC: Solusi Atasi Kekurangan Dokter Spesialis Paru di Indonesia

12 Juni 2025
Next Post
blank

Pemerintah Indonesia Akselerasi Eliminasi TBC

blank

Tanggap Darurat Gempa di Sulteng, Kemenkes Kirimkan Bantuan Tenaga Kesehatan dan Obat-obatan

Tweet oleh @KemenkesRI
Berita Utama

Pulang Ibadah Haji? Waspadai Demam, Batuk, dan Risiko COVID-19!

15 Juni 2025
Berita Utama

Menkes Dorong Pemerataan Layanan dan Edukasi Kesehatan Gigi

15 Juni 2025
Berita Utama

Kepulangan Jemaah Haji Dimulai, Tim Medis Standby Siang Malam

14 Juni 2025
Umum

RS Kemenkes Riau Resmi Dibangun, Hadirkan Layanan Premium dan Teknologi Canggih

13 Juni 2025

Rekomendasi Artikel

blank

COVID-19 Kembali Merebak di Luar Negeri, Masyarakat Diminta Waspada

20 Mei 2025
blank

Kini Check In PeduliLindungi Bisa Lewat Website

30 September 2022
blank

Cek Kesehatan Gratis Kado Ulang Tahun Dimulai, Ini 3 Cara Daftar

10 Februari 2025

Berita Populer

  • blank

    Masyarakat Umum Sudah Bisa Booster Kedua

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Besok PeduliLindungi Resmi Bertransformasi Menjadi SATUSEHAT Mobile

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Beri Perlindungan Tambahan, Lansia Diberikan Vaksin Booster Kedua

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sertifikat Vaksin & Data Bermasalah? Ini Solusinya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Penerbitan STR Seumur Hidup Lebih Mudah Lewat Portal SATUSEHAT SDMK

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Sehat Negeriku

Sehat Negeriku adalah kanal berbagi informasi tentang kegiatan Kementerian Kesehatan, baik berupa rilis yang dikeluarkan Kemenkes, dokumentasi foto dan video, maupun tulisan ringan seputar info-info kesehatan.

Jejaring Website Terkait

  • Kementerian Kesehatan RI
  • Biro Komyanmas

Informasi Lainnya

  • Tentang Sehat Negeriku
  • Peta Situs
blank
Infografis

Jadwal Skrining Anda dan Keluarga

Jadwal Skrining Sesuai Siklus Hidup

22 September 2023
blank
Infografis

Hari Tanpa Tembakau Sedunia

31 Mei 2019
blank
Infografis

Lebaran Sehat

19 Februari 2019
blank
Infografis

Mudik Sehat dan Aman

19 Februari 2019
blank
Infografis

Lansia Indonesia

19 Februari 2019

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Mediakom
  • Majalah
Langganan Newsletter

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.