Sehat Negeriku
No Result
View All Result
Sabtu, 28/01/2023
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
Langganan Newsletter
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
No Result
View All Result
Sehat Negeriku
No Result
View All Result

Terlalu Dini Katakan Penyintas Gempa Tsunami Alami Depresi

Rokom by Rokom
04 Oktober 2018
Reading Time: 2 mins read
A A
0
blank
Bagikan di FacebookBagikan di WhatsappBagikan di Line

Jakarta, 4 Oktober 2018

Terlalu awal bila kita menyatakan para penyintas gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah mengalami trauma. Dalam situasi emergency pasca terjadinya suatu bencana alam, kondisi kejiwaan para penyintas tersebut merupakan situasi yang normal dalam kondisi abnormal.

“Reaksi ini normal. Kemarahan, tidak menerima kenyataan, atau kehilangan anggota keluarga, tentu hal tersebut akan berdampak pada perilaku seseorang. Apalagi ditunjang dengan kondisi listrik belum menyala, BBM sulit, bahan makanan menipis, dan sebagainya.,” tutur Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Indonesia (PDSKJI), dr. Eka Viora, Sp.KJ, di ruang Narantha Kementerian Kesehatan, Kamis sore (4/10).

Dikatakan dr. Eka, di dalam situasi emergency hendaknya menghindari penyebutan kata trauma, depresi, atau melabeli para penyintas dengan istilah gangguan stres pascatrauma. Hal ini dikhawatirkan dapat memicu berdampak buruk yang berkepanjangan bagi para korban.

“Bukan istilah trauma healing yang sebaiknya digunakan, tetapi psycological first aid yang perlu diberikan dalam situasi saat ini. Karena apa yang mereka rasakan, emosi yang mereka tunjukkan merupakan reaksi yang normal dalam situasi yang tidak normal,” terang dr. Eka Viora.

Hal yang dibutuhkan pada situasi emergency ini itu adalah dukungan sosial dan psikososial, seperti misalnya kita mendengarkan keluhan mereka dan mempermudah mereka memenuhi kebutuhan dasar, hal ini akan membantu menstabilkan emosi para penyintas agar segera pulih dan kembali ke normal emotional state. Para penyintas perlu menyadari bahwa situasi ini akan berlangsung dalam kurun waktu yang cukup lama, dengan tetap dibangkitkan semangatnya untuk tetap hidup normal dalam situasi yang berbeda

Semua penyintas atau survivor atau korban yang selamat, baik anak maupun dewasa, perempuan bahkan laki-laki membutuhkan psychological first aid atau dukungan kesehatan jiwa dan psikososial. Hal ini perlu diberikan oleh semua relawan (bukan hanya para tenaga kesehatan jiwa) yang menghadapi langsung para penyintas dalam situasi saat ini.

“Di awal-awal terjadi ini sudah banyak yang menyebut bahwa para korban mengalami stress pasca trauma. Belum. Karena untuk menegakkan diagnosis pasca trauma itu ada kriterianya berdasarkan klasifikasi penyakit secara internasional (ICD-10) ada kriteria waktu,” imbuh dr. Eka Viora.

Menurut dr. Eka Viora, dengan intervensi dukungan psikososial yang tepat sejak awal akan mempercepat pemulihan. Biasanya sebagian besar akan berangsur-angsur pulih, namun kita akan memperhatikan bila sebagian kecil lainnya pada saat kondisi membaik ada yang tetap mengalami gejala berlanjut, seperti gangguan cemas, depresi, mengonsumsi zat berbahaya, atau mengalami stres pascatrauma.

Dua hari sebelumnya, ditemui pada kesempatan berbeda, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, dr. Anung Sugihantono, M.Kes menyatakan bahwa Kementerian Kesehatan berkoordinasi dengan seluruh unsur kesehatan di daerah, bukan hanya di pusat, juga melibatkan teman-teman di daerah sudah terbang ke Palu untuk masa tanggap darurat, seperti evakuasi, pertolongan pertama, dan penanganan kesehatan secara umum.

Secara khusus, terkait penanganan kesehatan jiwa, sebagian dari tenaga kesehatan Nusantara Sehat yang sebenarnya juga merupakan penyintas yang ikut mengungsi, namun tetap memberikan pelayanan pendampingan psikososial kepada sesama penyintas.

“Kita sedang menyiapkan fase kedua untuk layanan kesehatan jiwa, fokusnya nanti di pengungsian untuk layanan kesehatan jiwa atau bantuan psikososial di 33 titik pengungsian yang sementara ini sudah terindentifikasi,” tuturnya.

Upaya ini perlu dikoordinasikan agar semua penyintas dapat menerima layanan dukungan psikososial sehingga dapat diberikan secara merata. Mengingat saat ini penyintas berada di banyak titik, tidak hanya di wilayah terdampak, namun juga berada di Makassar bahkan Balikpapan.

Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (myg)

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM

ShareSendShare
Rokom

Rokom

Redaksi Sehat Negeriku

Informasi Terkait

blank

Waspada, 4 Masalah Gizi ini Berisiko Anak jadi Stunting

27 Januari 2023
blank

Prevalensi Stunting di Indonesia Turun ke 21,6% dari 24,4%

25 Januari 2023
blank

Cegah Stunting Pada Anak Dengan Protein Hewani

25 Januari 2023
blank

Masyarakat Diminta Segera Booster Kedua COVID-19

25 Januari 2023
blank

Protein Hewani Efektif Cegah Anak Alami Stunting

21 Januari 2023
blank

HGN 63: Protein Hewani Cegah Stunting

21 Januari 2023
Next Post
blank

Ratusan Tenaga Kesehatan Dikerahkan Untuk Penanganan Korban Gempa Palu Donggala

blank

Warga Sulut Sigap Bantu Korban Gempa Sulteng

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tweet oleh @KemenkesRI
Berita Utama

Indonesia Sampaikan Kesiapan Kolaborasi dalam Pembahasan Isu Kesehatan Presidensi G20 Tahun 2022

13 September 2021
Berita Utama

Kemenkes Tingkatkan Layanan Kesehatan Gigi dan Mulut Yang Aman Dari Penularan COVID-19

12 September 2021
Berita Utama

Wamenkes Dante Minta Masyarakat Waspadai Lonjakan Kasus COVID-19

11 September 2021
Berita Utama

Belajar dari Pandemi COVID-19, Menkes Ingatkan Pentingnya Perencanaan Pembangunan yang Memperhatikan Aspek Kesehatan dan Lingkungan

11 September 2021

Rekomendasi Artikel

blank

Sertifikat Vaksin & Data Bermasalah? Ini Solusinya

14 Agustus 2021
blank

Terlambat Vaksinasi COVID-19 Dosis Kedua Tidak Akan Pengaruhi Efektivitas Vaksin

3 Agustus 2021
blank

Kemenkes Tegaskan Vaksin Moderna Hanya untuk Booster Nakes dan Publik yang Belum Pernah Menerima Vaksin COVID-19

13 Agustus 2021

Berita Populer

  • blank

    Penerima Vaksinasi COVID-19 dapat Registrasi via WA

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Vaksin COVID-19 Merek Sinovac, AstraZeneca, Pfizer, dan Novavax Tidak Dapat Dipergunakan untuk Vaksinasi Gotong Royong

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pemerintah Tetapkan Batasan Tarif Pemeriksaan Rapid Test Antigen-Swab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Vaksin AstraZeneca Aman, Penghentian Sementara Hanya Pada Kelompok CTMAV547

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Virus Corona Varian Baru B.117, B.1351, B.1617 Sudah Ada di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Sehat Negeriku

Sehat Negeriku adalah kanal berbagi informasi tentang kegiatan Kementerian Kesehatan, baik berupa rilis yang dikeluarkan Kemenkes, dokumentasi foto dan video, maupun tulisan ringan seputar info-info kesehatan.

Jejaring Website Terkait

  • Kementerian Kesehatan RI
  • Biro Komyanmas

Informasi Lainnya

  • Tentang Sehat Negeriku
  • Peta Situs
blank
Infografis

Hari Tanpa Tembakau Sedunia

31 Mei 2019
blank
Infografis

Lebaran Sehat

19 Februari 2019
blank
Infografis

Mudik Sehat dan Aman

19 Februari 2019
blank
Infografis

Lansia Indonesia

19 Februari 2019
blank
Infografis

Sahur Sehat

19 Februari 2019

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
Langganan Newsletter

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.