Sehat Negeriku
No Result
View All Result
Jumat, 27/01/2023
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
Langganan Newsletter
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
No Result
View All Result
Sehat Negeriku
No Result
View All Result

Schictosomiasis Masih Ada, Butuh Peran Lintas Sektor Bebaskan Indonesia

Rokom by Rokom
05 Desember 2016
Reading Time: 2 mins read
A A
0
blank
Bagikan di FacebookBagikan di WhatsappBagikan di Line

Schistosomiasis merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh cacing Schistosoma dan dibawa oleh keong Oncomelania. Berlatar belakang hal itulah, penyakit ini sering kali disebut sebagai demam keong. Saat ini, Schistosomiasis masih ada di Indonesia. Penyakit ini hanya dijumpai di 28 desa di Sulawesi Tengah, yaitu di 5 desa di Kabupaten Sigi dan 23 desa di Kabupaten Poso. Jumlah penduduk di kawasan tersebut ini berkisar antara 30.639 orang.

“Dengan fakta tersebut, Indonesia menjadi satu-satunya negara di wilayah SEARO yang masih memiliki masalah Scistosomiasis,” ujar Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K), pada pertemuan Bakohumas yang dihadiri oleh perwakilan Kementerian Kominfo, serta praktisi humas dari Kementerian dan Lembaga di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta (25/10). Senada dnegan hal tersebut, pada saat yang sama pula tengah dilaksanakan Pertemuan Lintas Sektor Eliminasi Penyakit Demam Keong (Schistosomiasis) Melalui Pengendalian Lingkungan Terpadu di Hotel Crown Plaza, Jakarta.

Penularan Schistosomiasis terjadi dengan cara Larva cacing Schistosoma menembus kulit dan masuk ke dalam tubuh manusia dan menjadi tumbuh menjadi dewasa, bertelur lalu telurnya keluar bersama tinja.  Jika penderita schistosoma buang air besar sembarangan maka telur schistosoma akan tersebar di tanah dan lingkungan menetas menjadi larva dan masuk ke dalam tubuh keong oncomelania. Di dalam tubuh keong oncomelania, larva tersebut berkembang menjadi larva dewasa lalu keluar ke lingkungan dan dapat menulari manusia selain dapat masuk ke dalam tubuh manusia. Larva juga dapat masuk ke dalam tubuh hewan mamalia seperti sapi, kerbau, kuda, dan anjing. Hewan-hewan ini dapat menjadi sumber penularan dengan menyebarkan telur schistosoma melalui tinjanya.

“Keong Oncomelania itu kecil sekali, ada di sekitar Danau Lindu. Setiap kali hujan dari hutan turun masuk ke masyarakat. Kalau masyarakat sampai kena, risiko kematian bisa jadi kenyataan”, terang Menkes.

Kementerian Kesehatan telah berupaya keras menurunkan angka kesakitan bahkan kematian di manusia akibat Scistosomiasis. Pencegahan dan pengendalian Schistosomiasis di Indonesia dimulai pada tahun 1981 dan berlanjut sampai sekarang. Upaya dimulai di Lindu (1981) diperluas ke Napu (1982) dan Besoa (1987). Upaya yang dilakukan oleh sektor kesehatan diantaranya: Promosi kesehatan agar masyarakat menghentikan kebiasaan buang air besar sembarangan; Pengobatan penderita Schistosomiasis Surveilans Schistosomiasis pada manusia, keong Oncomelania, dan tikus; dan perubahan lingkungan untuk pemberantasan keong Oncomelania. Prevalensi Schistosomiasis pada manusia berhasil diturunkan dari 5,9% tahun 1989 menjadi 1,2% tahun 2016.

“Kemenkes sudah bekerja, prevalensi di manusia berhasil turun. Tapi siklus itu kan berjalan terus. Cacing itu bisa masuk ke tikus, bahkan binatang ternak,” kata Menkes.

Menkes menegaskan bahwa Kementerian Kesehatan membutuhkan bantuan peran lintas sektor untuk menyelesaikan permasalahan kesehatan, misalnya: intervensi terhadap hewan tikus, semenisasi saluran irigasi agar kering dan aliran airnya lancar sehingga keong tidak menempel di daerah basah tersebut, serta upaya pemberdayaan masyarakat baik melalui Posyandu, UKS, bahkan ke tingkat aparat desa setempat.

“Janganlah memandang masalah kesehatan hanya dari sudut pandang kesehatan saja. Tidak mungkin Kementerian Kesehatan mampu berdiri hanya sendiri,” ujar Menkes.

Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021)5223002, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.

ShareSendShare
Rokom

Rokom

Redaksi Sehat Negeriku

Informasi Terkait

blank

Cegah Stunting Pada Anak Dengan Protein Hewani

25 Januari 2023
blank

Masyarakat Diminta Segera Booster Kedua COVID-19

25 Januari 2023
blank

Protein Hewani Efektif Cegah Anak Alami Stunting

21 Januari 2023
blank

HGN 63: Protein Hewani Cegah Stunting

21 Januari 2023
blank

3 Aksi Menkes Benahi Data Kesehatan

20 Januari 2023
blank

Masyarakat Umum Sudah Bisa Booster Kedua

21 Januari 2023
Next Post
blank

26-10-2016 Kunker Menkes ke Provinsi DIY

blank

Semua Puskesmas di Sidoarjo Mampu Lakukan Pemeriksaan IVA dan Sadanis

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tweet oleh @KemenkesRI
Berita Utama

Indonesia Sampaikan Kesiapan Kolaborasi dalam Pembahasan Isu Kesehatan Presidensi G20 Tahun 2022

13 September 2021
Berita Utama

Kemenkes Tingkatkan Layanan Kesehatan Gigi dan Mulut Yang Aman Dari Penularan COVID-19

12 September 2021
Berita Utama

Wamenkes Dante Minta Masyarakat Waspadai Lonjakan Kasus COVID-19

11 September 2021
Berita Utama

Belajar dari Pandemi COVID-19, Menkes Ingatkan Pentingnya Perencanaan Pembangunan yang Memperhatikan Aspek Kesehatan dan Lingkungan

11 September 2021

Rekomendasi Artikel

blank

Sertifikat Vaksin & Data Bermasalah? Ini Solusinya

14 Agustus 2021
blank

Terlambat Vaksinasi COVID-19 Dosis Kedua Tidak Akan Pengaruhi Efektivitas Vaksin

3 Agustus 2021
blank

Kemenkes Tegaskan Vaksin Moderna Hanya untuk Booster Nakes dan Publik yang Belum Pernah Menerima Vaksin COVID-19

13 Agustus 2021

Berita Populer

  • blank

    Penerima Vaksinasi COVID-19 dapat Registrasi via WA

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Vaksin COVID-19 Merek Sinovac, AstraZeneca, Pfizer, dan Novavax Tidak Dapat Dipergunakan untuk Vaksinasi Gotong Royong

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pemerintah Tetapkan Batasan Tarif Pemeriksaan Rapid Test Antigen-Swab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Vaksin AstraZeneca Aman, Penghentian Sementara Hanya Pada Kelompok CTMAV547

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Virus Corona Varian Baru B.117, B.1351, B.1617 Sudah Ada di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Sehat Negeriku

Sehat Negeriku adalah kanal berbagi informasi tentang kegiatan Kementerian Kesehatan, baik berupa rilis yang dikeluarkan Kemenkes, dokumentasi foto dan video, maupun tulisan ringan seputar info-info kesehatan.

Jejaring Website Terkait

  • Kementerian Kesehatan RI
  • Biro Komyanmas

Informasi Lainnya

  • Tentang Sehat Negeriku
  • Peta Situs
blank
Infografis

Hari Tanpa Tembakau Sedunia

31 Mei 2019
blank
Infografis

Lebaran Sehat

19 Februari 2019
blank
Infografis

Mudik Sehat dan Aman

19 Februari 2019
blank
Infografis

Lansia Indonesia

19 Februari 2019
blank
Infografis

Sahur Sehat

19 Februari 2019

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
Langganan Newsletter

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.