Jakarta, 24 Mei 2017
Basis utama Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi bidang Kesehatan, dalam melayani jemaah haji Indonesia adalah jemput bola dan ikhlas melaksanakan tugas. Tidak boleh hanya menunggu pada suatu tempat. Tapi harus terus bergerak mendekat dengan jemaah haji.
Ketika ada kejadian, Tim Gerak Cepat (TGC) langsung bergerak menangani secara cepat dan tepat. Selain itu harus selalu mendasari pelayanan dengan ikhlas, semata mata hanya ingin melayani jemaah haji sebaik-baiknya.
Hal ini disampaikan Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes RI, Dr. dr. Eka Yusuf Singka, MSc, saat melakukan konsolidasi pelatihan PPIH Arab Saudi, Bidang Kesehatan, 24 Mei 2017, di Jakarta.
“Ikhlas melayani, merupakan bagian dari pengabdian tertinggi. Karena pada suatu saat anggota Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) mendapat tugas yang berbeda dengan keinginan pribadinya”, jelas dr. Eka.
Menurut Kapus Haji, pernah saat safari wukuf, ada peristiwa pengambilan pasien yang ada di Rumah Sakit Arab Saudi di bawa ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Arab Saudi, kemudian baru di safari wukufkan. Padahal mereka yang sudah ada di Rumah Sakit Arab Saudi sudah lebih baik, mulai dari sarana, tenaga kesehatan sampai ketersediaan obat-obatannya. Itu pernah dilakukan tahun sebelumnya.
“Akhirnya, Klinik Kesehatan Haji Indonesia itu penuh. Padahal mereka yang ada di rumah sakit Arab Saudi itu akan di safari wukufkan sendiri oleh rumah sakit. Untuk itu, jangan menggaruk kepala yang tidak gatal, atau mengerjakan sesuatu yang tidak perlu”, tegas Kapus Haji mengingatkan.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Oscar Primadi, MPH