Ciloto, 30 Mei 2017
“Alhamdulillah, ini kabanggaan dan kegembiraan dengan hadirnya 5 Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes RI dalam satu forum. Insya Allah beliau akan memberikan masukan, saran dan inspirasi dalam melayani tamu Allah di Tanah Suci. Secara berturut turut, dr. Wan Al Kadri, dr. Tofik, dr. Azimal, dr. Fidiansyah dan dr. Muhtarudin,” ungkap Kapuskes Haji dr. Eka Jusup Singka mengawali dialog dengan peserta pelatihan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji, 30 Mei 2017, di BBPK Ciloto, Jawa Barat.
Menurut dr. Muhtarudin, bahwa pencegahan lebih baik dari pengobatan yang dibingkai dengan budaya Sigap, Handal, Amanah, Resposif dan Inisiatif (SHAR’I).
Menurutnya, semua Kepala Pusat Kesehatan Haji mempunyai kompetensi masing masing, mulai penguatan penyakit tidak menular, penguatan kesehatan jiwa dan bugar dengan olah raga.
“Untuk itu perlu menumbuhkan semangat bekerja. Ingat, siapa atasanya ikuti. Tapi sebelum di putuskan, siapa saja boleh berpendapat. Tapi setelah diputuskan, laksanakan”, tegas dr. Muhtarudin.
Sementara dr. Fidiansyah, menyatakan perjalanan pelayanan kesehatan haji merupakan proses yang berkelanjutan dari awal sampai hari ini. Memang ada kepastian dalam ketidakpastian dalam pelayanan kesehatan haji. Sehingga lahir istilah 5 AS yakni; kerja keras, kerja cerdas, kerja ihklas, kerja jelas dan kerja tuntas.
“Istithaah kesehatan, adalah merupakan motif dalam melayani tamu Allah untuk mendapat Ridho Allah”, tegas dr. Fidiansyah.
Menurut dr. Azimal, Ikon haji itu pak Wan Alkadri. Sudah dari tahun 1988 menjadi petugas haji. Dulu namanya subdit haji. Beberapa pengalaman sebelumnya banyak yang meninggal karena miningitis. Sementara Kasus 1997, kemah-kemah jemaah haji malam hari kebakaran, padahal besuk pagi harus ke Mina.
“Waktu itu malam hari harus mengedor toko orang Arab untuk membeli tenda, juga banyak disibukan dengan banyaknya kematian akibat kebakaran tenda dan suhu udara yang sangat panas”, ujar Azimal.
Menurutnya, waktu itu banyak yang berkelahi, berantem. Sekarang saya yakin sudah lebih baik. Dulu semua terbatas, reward terbatas, sekarang sudah lebih.
Dr. Tofik, mengatakan dari tahun ke tahun masalah tidak selalu sama, maka perlu antisipasi dan persiapannya. ” Selalu ada masalah yang berbeda, sebelumnya ada masalah kren, mina dan lainya.
Menurutnya, paling penting dari semua itu, yaitu Ikhlas. Untuk itu semua harus mendasarinya bekerja dengan ikhlas.
“Bekerja yang baik dan tetap dengan kebersamaan. Biasanya kalau sudah menjelang akhir kerja, petugas kesehatan haji sudah mulai menurun semangatnya”, ujar Tofik.
Dr. Wan Al Alkadri, Kepala Pusat Kesehatan Haji pertama tahun 2010 menjelaskan mengacu UU 13 tahun 2008, terjadi reformasi pelaksanaan haji Indonesia. Kemudian diperkuat dengan Permenkes dan struktur Pusat Kesehatan Haji dibawah Menkes berkoordinasi dengan Sekretaris Jenderal, maka pelayanan kesehatan haji menjadi lebih kokoh.
Menurut Wan Al Kadri, setelah dr Endang Rahayu menjadi menkes, saya sampaikan kepada ibu Menkes bahwa Halal tidak halal vaksin miningitis menjadi soroton umat islam. Pelaksanaan haji di tanah suci juga menjadi sorotan publik.
Kemudian Ibu Endang meminta saya untuk menggawangi Pusat Kesehatan Haji. Sejak itu saya melakukan penguatan SDM, sarana prasarana dan sumber daya yang lain.
“Waktu itu pelayanan haji masih ego kementerian, kemudian kami memperbaiki kerjasama dengan kemenag. Melakukan pembinaan jemaah haji di tanah air sampai Arab Saudi”, ujar Wan Al Kadri.
Menurut Wan, sebenarnya, pelayanan haji di Arab Saudi tanggung jawab pemerintah Arab Saudi, tapi karena alasan jemaah haji Indonesia tidak bisa berkomunikasi, sehingga mereka tidak mendapat pelayanan pemerintah Arab Saudi. Itulah sebabnya, mengapa Pemerintah Indonesia hadir bersama jemaah haji untuk melayani.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat,Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline (kode lokal) 1500-567,SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.
Kepala Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat
drg. Oscar Primadi, MPH
NIP. 196110201988031013