Makkah, 8 September 2017
Petugas jaga Instalasi Gawat Darurat (IGD), Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, dr. Erneti Aziz, Sp.P mengatakan Jumlah jemaah Haji Indonesia yang menderita pneumoni pasca prosesi ibadah Arafah, Musdalifah dan Mina (Armina) meningkat. Terbukti dengan mendominasinya penderita penyakit tersebut di KKHI Makkah.
“Penyakit pneumoni ini terjadi karena adanya infeksi akut pada paru karena masuknya kuman atau bakteri dalam saluran napas akibat penularan dari orang lain yang menderita pneumoni melalui udara atau, percikan bersin dalam suatu kerumunan masa jemaah haji,” kata dr. Erneti. Jumat (8/9), di KKHI.
Kerumunan massa jemaah Haji ini bisa terjadi saat mereka berada dalam tenda Arafah, Mina atau saat melontar Jumrah Ula, Wusta maupun Aqoba.
Selain itu, Penanggungjawab rawat inap pria KKHI Makkah, dr. Oldi Dedya, Sp.PD mengaku memang sebagian besar jemaah Haji yang mendapat pelayanan rawat inap di KKHI Makkah adalah penderita pneumoni.
“Saat ini sebagian besar pasien yang mendapat pelayanan rawat inap di rawat inap pria maupun wanita di KKHI Makkah adalah menderita pnemoni,” kata dr. Oldi.
Menurut dr. Oldi, untuk jemaah yang menderita pneumoni hingga sembuh memerlukan perawatan kurang lebih 4-5 hari. Lamanya proses perawatan pasien pneumoni dan terbatasnya jumlah bed, menyebabkan KKHI penuh.
Dia juga menyarankan jemaah haji agar membentengi diri dengan imunisasi influensa dan pneumonia, sejak masih di tanah air, terutama jemaah yang sudah lanjut usia.
Anggota Asistensi Penyelenggara Kesehatan Haji Kemenkes, Dr.dr. Muchtaruddin Mansur mengatakan perlu terus memberi penguatan kepada Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) untuk mengingatkan kepada jemaah Haji agar menggunakan masker saat dalam pondokan atau keluar pondokan, baik yang menderita pneumoni, batuk maupun yang tidak batuk.
“Penggunaan masker bagi yang tidak menderita pneumoni, diharapkan jemaah dapat terhindar dari penularan pneumoni. Sedangkan bagi penderita pneumoni dapat terhindar dari menularkan virus atau kuman kepada jemaah lain,” ujar dr. Muchtaruddin.
Jemaah Haji pun dianjurkan melakukan perilaku hidup bersih dan sehat, terutama menjaga etika batuk dengan menutup mulut dan hidung dengan tisu ketika batuk, sehingga tidak menularkan penyakit kepada jemaah lain.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Oscar Primadi, MPH