Jakarta, 6 Februari 2018
Pesta akbar olah raga di wilayah Asia, Asian Games ke-18 akan digelar Agustus mendatang. Kegiatan ini akan mempertandingkan 40 cabang olah raga, 462 pertandingan dan melibatkan sekitar 35.000 atlet, official dan tenaga sukarela dari 45 negara.
Hal ini disampaikan Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI, dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes. saat membuka Training Course: Addressing Critical Public Health Aspects for Effective Health Management During the 2018 Asian Games, di salah satu hotel di kawasan Mega Kuningan Jakarta, Kamis siang (6/2).
“Asian Games adalah pesta yang besar. Bukan hanya puluhan ribu atlet dan official staff namun juga penonton yang juga akan datang ke Indonesia,” tutur Untung.
Dalam kegiatan yang dihadiri oleh perwakilan berbagai sektor di Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan, Badan POM, juga stakeholder lainnya dari daerah, maka bukan hanya dari sisi kesiapan sarana dan prasarana untuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan saja yang perlu kesiapan, namun juga perlu penguatan kapasitas dari sektor lainnya juga sangat dibutuhkan. Hal ini didasarkan atas pemikiran, bahwa sektor kesehatan merupakan sesuatu hal yang sangat luas dan penting dalam menyukseskan Asian Games 2018.
“Menjelang Asian Games di dalam negeri telah dibentuk kepanitiaan nasional. Dari sisi kesehatan yang terlihat memang baru kesiapan penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Namun kita harus ingat, berbicara kesehatan bukan hal itu saja,” ujarnya.
Memang masalah kesehatan tidak mudah, karena bukan hanya sekedar dukungan pelayanan kesehatan. Namun, Kemenkes lebih ke mengarah ke pencegahan risiko, sehingga kita butuhkan surveilans dan lain sebagainya.
Sesjen menegaskan fokus kesehatan dalam masa persiapan saat ini lebih diarahkan untuk mengantisipasi potensi risiko ancaman kesehatan, baik yang ada di dalam negeri maupun yang mungkin dibawa ke negara kita.
“Masalah kesehatan memang tidak mudah, bukan hanya pelayanan kesehatannya, tetapi lebih ke arah mencegah potensi risiko, sehingga kita membutuhkan surveilans dan lain sebagainya,” tambahnya.
Menutup sambutannya, secara khusus, Untung berpesan bahwa sektor kesehatan perlu dipersiapkan lebih matang agar jangan sampai timbul masalah kesehatan. Namun bila muncul masalah kesehatan, kita harus cepat tanggap untuk menyelesaikannya.
Mengingat Asian Games merupakan national event yang besar bagi Indonesia, sehingga seluruh warga negara Indonesia akan berupaya keras untuk menyukseskannya, begitu pula dengan kesiapan dari sisi kesehatan.
“Kita sampaikan kepada seluruh dunia, bahwa Indonesia aman dari sisi kesehatan, dan kita telah mempersiapkan sebaik-baiknya untuk penyelenggaraan Asian Games,” tandasnya.
Menguatkan pernyataan tersebut, WHO representative for Indonesia, Dr. Paranietharan, menyatakan bahwa fokus utama dalam penyelenggaraan mass gathering event adalah pencegahan, bagaimana risiko-risiko kesehatan bisa kita mitigasi dari awal, berlatih bagaimana merespons dan tanggap terhadap situasi tersebut.
“Indonesia memang punya pengalaman dalam menyelenggarakan pertemuan massal yang banyak. Namun, mengingat Asian Games skalanya sangat besar, kami rasa Indonesia perlu penguatan kapasitas khususnya dalam mengantisipasi potensi atau risiko permasalahan kesehatan masyarakat,” imbuh Paranie.
Sementara itu, beberapa upaya bidang kesehatan dalam menyukseskan Asian Games, disampaikan Kepala Sub Direktorat Pelayanan Gawat Darurat Terpadu dr. Budi Sylvana, MARS, bahwa dukungan kesehatan dibutuhkan saat pembukaan dan penutupan Asian Games, pelayanan kesehatan di Wisma Atlet, venue (kompetisi dan latihan), airport, hotel, dan media centre, transportasi untuk merujuk dan RS rujukan. Selain itu, keamanan makanan dan sanitasi lingkungan juga tidak luput dari perhatian Kementerian Kesehatan.
“Kementerian kesehatan telah mendedikasikan 218 ambulans dan 21 rumah sakit rujukan khusus untuk penyelenggaraan Asian Games, selain itu juga Kemenkes juga sudah melakukan pengendalian vektor di venue, menyelenggarakan pelatihan dan menerbitkan modul emergency in sport event bagi para tenaga kesehatan,” ujar Budi Silvana.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat,Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (myg)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Oscar Primadi, MPH