Jakarta, 13 Februari 2018
Hari Kanker Sedunia digelar setiap tanggal 4 Februari. Kali ini Kementerian Kesehatan telah menggelar puncak acara tersebut dengan tema yang sama dengan tahun sebelumnya, yakni ‘Kita Bisa, Aku Bisa’.
Rangkaian acara ini lebih ditekankan pada kegiatan skrining kanker. Selain itu juga dilakukan launching bus Trans Jakarta Cegah Kanker Serviks sebagai bentuk sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa kanker bisa dicegah.
Acara dihadiri oleh Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, dr. Mohamad Subuh, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Perayaan puncak Hari Kanker Sedunia 2018 itu digelar di Museum Seni Rupa dan Keramik, Jakarta, Selasa (13/2).
Pada kesempatan ini, Nila mengimbau kepada masyarakat, khususnya wanita agar melakukan deteksi dini untuk mencegah terjadinya kanker serviks dan payudara. Deteksi dini dapat dilakukan dengan tes inspeksi visual asam asetat (IVA) dan pemeriksaan payudara klinis (Sadanis).
“Saya meminta kepada wanita, apalagi sekarang banyak pekerja wanita untuk melakukan deteksi dini kanker serviks, itu bisa dilakukan di Puskesmas dan murah,” Imbau Nila.
Sebelumnya, saat Menkes tiba di tempat acara langsung mengunjungi ambulans Healthcare Innovation of Mobile Services for Community of Senen (Hibiscus). Ambulans itu merupakan inovasi dari Puskesmas Kecamatan Senen, Jakarta yang melayani kesehatan langsung terjun ke masyarakat.
Selain itu, dilaksanakan dialog Interaktif oleh Nila Moeloek, Ketua Umum Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabiner Kerja (OASE-KK) Eni Guntarti Tjahjo Kumolo, dan Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) DKI Jakarta, Fery Farhati Ganis. Dalam dialog disampaikan bahwa pentingnya melakukas deteksi dini kanker terutama pada wanita yang rawan terkena kanker serviks dan payudara.
Karenanya, baik dari Kementerian Kesehatan, OASE-KK, dan TP PKK penting melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk sadar dan mau melakukan deteksi dini. Deteksi dini kanker serviks dapat dilakukan dengan inspeksi asam asetat (IVA) sementara deteksi dini kanker payudara bisa dilakukan dengan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) dan pemeriksaan payudara klinis (Sadanis). Pemeriksaan ini bisa dilakukan di setiap Puskesmas.
Selain itu dialog, dilakukan pula deteksi dini kanker serviks dan payudara secara masal, deteksi dini Retinoblastoma dengan sasaran siswa/i PAUD, dan deteksi Dini Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular melalui Posbindu PTM.
Pada deteksi dini Retinoblastoma, telah diperiksa 100 anak, dan 90 persen hasilnya tidak ada masalah pada mata anak-anak tersebut. Sementara sisanya masih dalam pemeriksaan dan belum bisa didiagnosa, namun dokter tengah merujuknya ke Puskesmas setempat agar dilakukan tindak lanjut.
Di samping itu, sebagai upaya sosialisasi cegah kanker, pemerintah DKI Jakarta menyediakan bus Trans Jakarta bertuliskan kalimat penyadaran bahwa pentingnya mencegah kanker dengan deteksi dini. Bus tersebut diluncurkan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan dalam acara Puncak Hari Kanker Sedunia 2018.
Melalui rangkaian acara tersebut ditargetkan cakupan deteksi dini kanker bisa meningkat dan bisa dilakukan pencegahan. Harapannya angka kematian akibat kanker bisa menurun.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline (kode lokal) 1500-567,SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
Oscar Primadi