Sehat Negeriku
No Result
View All Result
Kamis, 26/05/2022
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
Langganan Newsletter
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
No Result
View All Result
Sehat Negeriku
No Result
View All Result

Pesan Orangtua Dapat Turunkan Risiko Perokok Remaja

Rokom by Rokom
28 Februari 2018
Reading Time: 2 mins read
A A
0
blank
Bagikan di FacebookBagikan di WhatsappBagikan di Line

Jakarta, 22 Februari 2018

Perokok remaja ditengarai berpotensi menjadi pemicu sejumlah problem sosial, seperti putus sekolah, kenakalan remaja hingga perilaku seks tidak sehat. Pesan dari orangtua kepada para remaja diyakini efektif menurunkan risiko kerugian dari problem sosial tersebut.

“Menurut Badan Narkotika Nasional, ada tiga masalah besar yang mengancam masa depan remaja Indonesia, yaitu perilaku merokok, minum alkohol, dan penggunaan narkotika serta obat-obatan terlarang,” jelas Lucky Herawati dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Kesehatan Masyarakat Poltekkes Yogyakarta, awal Februari 2018 lalu.
Temuan tersebut kemudian mendasari Tenaga Ahli Program Penanggulangan Kemiskinan D.I. Yogyakarta ini lebih menyelami keterkaitan rokok dengan perilaku remaja serta problem sosial bangsa Indonesia. Pada tahun 2016, ia menemukan bahwa kaum remaja laki-laki yang masih di bangku kelas VIII SMP di tiga provinsi menjadi perokok berawal dari coba-coba.

Secara rinci, Prof. Lucky menyebutkan, prosentase perokok ‘amatir’ ini mencapai 55,71% di area Banjarbaru (Kalimantan Selatan), Denpasar (Bali) serta Bantul dan Gunung Kidul (DIY). Jumlah respondennya mencapai 649 anak.

Hasil tersebut ternyata masih relevan dengan survei The Asian Tobacco Control Atlas tahun 2014 bahwa usia orang mulai merokok di Indonesia makin tahun main muda. Awalnya pengalaman merokok dirasakan pertama kali oleh golongan usia 15-19 tahun. Lalu, bergeser menjadi usia 10-14 tahun atau masuk usia pelajar SD dan SMP.

“Perilaku merokok remaja dan anak-anak ini terkait banyak faktor, antara lain penggunaan dan penerimaan rokok pada saudara di lingkungannya dan rendahnya keterampilam menolak pengaruh sosial untuk merokok,” ungkap Lucky lagi.

Keterampilan menolak tersebut, ditegaskan oleh dosen Universitas Negeri Yogyakarta ini, sangat penting untuk dikembangkan supaya rantai potensi problem sosial terputus. Apalagi, tawaran merokok tadi selalu bersamaan dengan tawaran mencicipi alkohol dan narkoba.

Di sisi lain, penyebab remaja berani mengisap rokok untuk pertama kali akibat rendahnya keterampilan untuk menolak tadi turut dipengaruhi faktor internal keluarga. Lantaran responden menyatakan bahwa ada orangtua yang merokok di rumah, yaitu ayah, ibu, atau anggota keluarga lainnya.

“Kita memerlukan kebijakan untuk pemberdayaan orangtua sebagai penyampai pesan kesehatan kepada anak remajanya atau parent educator,” tegas Lucky.

Ia mengusulkan mekanisme kerja model parent educator diawali dengan pembekalan tentang pengetahuan kesehatan bagi orangtua. Kemudian, orangtua harus mampu menyampaikannya kepada sang anak dalam bentuk pesan yang edukatif, barulah anak diharapkan berubah perilakunya menjadi sadar untuk hidup sehat.

“Intervensi kepada orang tua yang merokok dapat meningkatkan kepedulian mereka sebesar 18,07%. Kemudian, pesan dari orangtua kepada para remaja terkait rokok dan alkohol masih bisa diterima dibandingkan isu tentang belajar, beribadah, memilih teman, musik, dan berpakaian,” kata Lucky menguraikan hasil temuannya.

Hasil penelitian Lucky tersebut dinilai selaras dengan upaya promotif dan preventif Kemenkes RI melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). “Dukungan pemerintah dalam menekan perilaku merokok dan minum alkohol di tengah masyarakat termasuk para remaja sangat serius. Hal ini ditunjukkan melalui Inpres Nomor 1 Tahun 2017 tentang GERMAS,” ujar Menkes RI Prof. dr. Nila Moeloek , Sp.M(K).

Kampanye nasional yang telah dilakukan melalui GERMAS, yaitu melakukan aktivitas fisik, mengonsumsi sayur dan buah, menjaga kebersihan lingkungan, memeriksakan kesehatan secara berkala,serta tidak merokok dan mengonsumsi alkohol. Khusus perilaku merokok, menurut Menkes, menjadi penyebab kematian penduduk usia muda akibat penyakit tidak menular seperti stroke, jantung, dan diabetes.

Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline (kode lokal) 1500-567,SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (wul)

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
Oscar Primadi

ShareSendShare
Rokom

Rokom

Redaksi Sehat Negeriku

Informasi Terkait

blank

Menkes Sampaikan Kesepakatan ASEAN pada World Health Assembly (WHA) ke-75 di Swiss

24 Mei 2022
blank

Eks Jubir COVID-19 dr. Achmad Yurianto Wafat

22 Mei 2022
blank

Tak Lagi Dicatat Manual, Imunisasi Anak Akan Terdata Digital di Aplikasi Sehat IndonesiaKu (ASIK)

18 Mei 2022
blank

Kemenkes Canangkan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) di Kepulauan Riau

19 Mei 2022
blank

Hasil Joint Statement AHMM, Bakal ada Kantor Kedaruratan Kesehatan tingkat ASEAN di Indonesia

15 Mei 2022
blank

Kemenkes Temukan 18 Orang Dugaan Kasus Hepatitis Akut

13 Mei 2022
Next Post
blank

Menkes Resmikan Radio Kesehatan dan Ruang Pers Kemenkes

blank

Siaran Radio Kemenkes Jangkau Dunia

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tweet oleh @KemenkesRI
Berita Utama

Indonesia Sampaikan Kesiapan Kolaborasi dalam Pembahasan Isu Kesehatan Presidensi G20 Tahun 2022

13 September 2021
Berita Utama

Kemenkes Tingkatkan Layanan Kesehatan Gigi dan Mulut Yang Aman Dari Penularan COVID-19

12 September 2021
Berita Utama

Wamenkes Dante Minta Masyarakat Waspadai Lonjakan Kasus COVID-19

11 September 2021
Berita Utama

Belajar dari Pandemi COVID-19, Menkes Ingatkan Pentingnya Perencanaan Pembangunan yang Memperhatikan Aspek Kesehatan dan Lingkungan

11 September 2021

Rekomendasi Artikel

blank

Sertifikat Vaksin & Data Bermasalah? Ini Solusinya

14 Agustus 2021
blank

Terlambat Vaksinasi COVID-19 Dosis Kedua Tidak Akan Pengaruhi Efektivitas Vaksin

3 Agustus 2021
blank

Kemenkes Tegaskan Vaksin Moderna Hanya untuk Booster Nakes dan Publik yang Belum Pernah Menerima Vaksin COVID-19

13 Agustus 2021

Berita Populer

  • blank

    Penerima Vaksinasi COVID-19 dapat Registrasi via WA

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Vaksin COVID-19 Merek Sinovac, AstraZeneca, Pfizer, dan Novavax Tidak Dapat Dipergunakan untuk Vaksinasi Gotong Royong

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pemerintah Tetapkan Batasan Tarif Pemeriksaan Rapid Test Antigen-Swab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Vaksin AstraZeneca Aman, Penghentian Sementara Hanya Pada Kelompok CTMAV547

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Virus Corona Varian Baru B.117, B.1351, B.1617 Sudah Ada di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Sehat Negeriku

Sehat Negeriku adalah kanal berbagi informasi tentang kegiatan Kementerian Kesehatan, baik berupa rilis yang dikeluarkan Kemenkes, dokumentasi foto dan video, maupun tulisan ringan seputar info-info kesehatan.

Jejaring Website Terkait

  • Kementerian Kesehatan RI
  • Biro Komyanmas

Informasi Lainnya

  • Tentang Sehat Negeriku
  • Peta Situs
blank
Infografis

Hari Tanpa Tembakau Sedunia

31 Mei 2019
blank
Infografis

Lebaran Sehat

19 Februari 2019
blank
Infografis

Mudik Sehat dan Aman

19 Februari 2019
blank
Infografis

Lansia Indonesia

19 Februari 2019
blank
Infografis

Sahur Sehat

19 Februari 2019

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
Langganan Newsletter

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.