Cikarang, 27 Februari 2018
Hari ini (27/2), Presiden Joko Widodo bersama Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Moeloek melakukan kunjungan kerja ke Pabrik Kalbio Medika untuk meresmikan fasilitas produksi PT. Kalbio Global Medika, Cikarang. Pabrik ini merupakan salah satu perusahaan Kalbe Group yang berfokus pada pembuatan produk biologi mulai dari bahan baku hingga produk jadi.
Menkes mengapresiasi fasilitas produksi PT. Kalbio Global Medika karena merupakan salah satu pelopor industri produk biologi di Indonesia.
“Semoga di masa mendatang PT. Kalbio Global Medika dapat memberikan kontribusi dalam penyediaan kebutuhan obat di pelayanan kesehatan dengan lebih baik,” kata Nila.
Kefarmasian merupakan komponen pendukung utama dalam pelayanan kesehatan. Pemberlakuan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sejak tahun 2014, mengakibatkan bertambahnya jumlah kepesertaan yang secara langsung akan memberikan dampak dalam peningkatan jumlah kebutuhan obat yang dipergunakan.
Karena itu, pemerintah wajib menjamin ketersediaan seluruh obat yang digunakan dalam (JKN). Pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan memerlukan program kesehatan yang bersifat membangun dan dukungan industri yang kuat selaku produsen penyedia obat.
Secara global penggunaan produk biologi bertambah dengan pesat mengalahkan obat konvensional yang selama ini banyak digunakan. Pada tahun 2015 sebanyak 50% obat blockbuster di dunia merupakan produk biologi, hal ini diperkirakan akan terus meningkat di masa mendatang. Perbandingan penggunaan sediaan biologi dan obat konvensional pada tahun 2017 adalah 28:72 dan diperkirakan meningkat 2-5% pertahun.
Tren yang sama juga akan terjadi di Indonesia. Produk biologi dengan efikasi yang lebih tinggi pada target sasaran, efek samping yang lebih kecil serta dapat memberikan kenyamanan bagi pasien akan lebih banyak digunakan. Selain itu meningkatnya prevalensi berbagai penyakit seperti kanker, diabetes mellitus dan ginjal menjadi salah satu penyebab meningkatnya penggunaan produk biologi di Indonesia.
Penggunaan salah satu produk biologi yaitu erythropoietin (EPO) terus meningkat bersamaan dengan meningkatnya penderita gagal ginjal yang terdeteksi. Namun hingga saat ini hanya kurang lebih 20% pasien yang mendapatkan pengobatan dengan benar karena jumlah EPO yang terbatas dan harganya mahal.
“Hampir seluruh kebutuhan Indonesia akan produk biologi selain vaksin masih dipenuhi melalui impor. Hal ini tentu perlu kita siasati bersama agar Indonesia dapat memproduksi sendiri dan mengurangi ketergantungan terhadap negara lain, selain itu dengan memproduksi sendiri diharapkan biaya dapat lebih terjangkau,” ucap Nila.
Menkes berharap fasilitas produksi PT. Kalbio Global Medika ini dapat mengisi kebutuhan produk biologi yang selama ini belum terpenuhi. Fasilitas terkini yang dimiliki oleh PT. Kalbio Global Medika ini pun diharapkan di masa mendatang dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam produk biologi yang dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan di antaranya insulin, erythropoietin (EPO), monoclonal antibody (MABs), granulocyte colony stimulating factor (GCSF), dan berbagai generasi terbarunya.
Industri Farmasi Berkembang Cepat
Perkembangan Industri farmasi di Indonesia berjalan dengan sangat cepat. Indonesia sebagai negara besar dengan jumlah penduduk yang sangat banyak merupakan pasar farmasi yang menjanjikan.
“Sangat besar peranan yang dapat diambil oleh industri farmasi lokal agar dapat mempertahankan penguasaan pasar domestik yang selama ini telah dapat mencukupi kurang lebih 70% kebutuhan lokal sementara sisanya masih diimpor dari berbagai negara,” ucap Nila.
Selain itu, Menkes menginginkan penguasaan pasar lokal, Indonesia juga dapat menjadi hubungan dan basis produksi obat terutama produk biologi untuk negara-negara di kawasan ASIA. Untuk itu ekspor harus terus ditingkatkan hingga memenuhi target ekspor yang telah dicanangkan oleh teman-teman industri farmasi sebesar Rp. 100 triliun pada tahun 2020.
Di akhir sambutan Menkes mengucapkan selamat kepada PT. Kalbio Global Medika atas selesainya pembangunan fasilitas produksi ini, dan berharap di masa mendatang dalam operasionalisasi dapat memenuhi persyaratan keamanan mutu dan khasiat bagi seluruh rakyat Indonesia.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghhubungi Halo Kemkes melaluihotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021)5223002, dan alamat email kontak@kemkes.go.id (Btri)
Plt.Kepala Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyaraka
drg. Murti Utami, MPH
NIP.196605081992032003