Jenewa, 23 Mei 2019
Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. Nila Moeloek, SpM (K) memimpin Delegasi RI menghadiri Pertemuan WHA ke-72 di Jenewa, Swiss pada tanggal 20-25 Mei 2019. WHA merupakan Pertemuan Tahunan Para Menteri Kesehatan se-Dunia. Selain Pejabat setingkat eselon 1 dan 2 Kemenkes RI, turut hadir sebagai Delegasi, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, Direktur PT Biofarma dan Perwakilan Nakes Teladan.
Di sela-sela Pertemuan WHA, Menkes RI melakukan serangkaian Pertemuan Bilateral baik yang sifatnya antar Pemerintah / Government to Government (G to G) maupun dengan Non State Actors. Dari 12 Pertemuan Bilateral yang dilakukan baik pada tingkat Menteri Kesehatan atau Pejabat Eselon 1, enam diantaranya merupakan Pertemuan G to G.
Telah banyak kontribusi yang diberikan oleh Indonesia serta hasil yang dicapai pada Pertemuan WHA kali ini. Dari hasil Pertemuan Bilateral yang dilaksanakan di sela-sela WHA, Menkes RI berhasil menyepakati/menandatangani 3 Perjanjian Internasional dengan Negara Mitra, yaitu Memorandum of Understanding (MOU) RI-AS, RI-Turki, dan RI-Singapura. Dengan demikian Kementerian Kesehatan RI telah menambah daftar Kerja Sama Bilateral dengan negara-negara sahabat menjadi total 16 perjanjian kerja sama/MOU Kesehatan yang siap untuk diimplementasikan secara konkret (22/5).
Di sela-sela penandatanganan, Menkes Nila menyampaikan bahwa Kemenkes siap membuka diri terhadap kerja sama bilateral dengan negara lain sebagai forum atau media untuk berbagi informasi dan pengalaman terbaik dengan negara lain dalam menambah wawasan guna pengembangan dan penerapan Sistem Kesehatan di Indonesia yang lebih baik di masa yang akan datang.
“Kerja sama Indonesia di bidang Kesehatan dengan negara/mitra asing dapat membantu Pemerintah dalam mengisi kesenjangan yang belum sepenuhnya dapat dilakukan melalui sumber daya nasional dalam mencapai Tujuan Prioritas Nasional serta target di tingkat Global”, ungkap Menkes Nila.
Menurut Menkes, MOU tidak hanya untuk di diskusikan, tapi yang terpenting adalah bagaimana mengimplementasikannya dan mengambil manfaat dari kerja sama tersebut. “Jadi bukan hanya sekedar kita berdiskusi tapi harus “Theory in Action”, tegas Menkes.
Action yang dimaksud Menkes adalah menyepakati aktifitas bersama yang perlu segera diimplementasikan secara nyata. Beberapa area kerja sama yang dibangun secara bilateral dua negara diantaranya adalah area kerja sama kesehatan masyarakat, pelayanan kesehatan, kefarmasian dan alkes, pencegahan dan pengendalian penyakit, SDM Kesehatan dan Penelitian/Pengembangan Kesehatan.
Dalam kaitan ini, Delri setingkat Pejabat Eselon 1 dan 2 juga telah berhasil menyepakati 3 Rencana Aksi Bersama (Joint Action Plan) yang merupakan dokumen penting bentuk komitmen kedua negara untuk mengimplementasikan MOU yang telah ditandatangani oleh Menkes kedua negara. Juga di sela-sela WHA, Indonesia menandatangani Plan of Action/Joint Action Plan (POA/JAP) dengan negara Belanda, Iran, dan Kuba (23/5). Ketiga POA ditandatangani oleh Pejabat setingkat Eselon 1 atau 2 yang setara dengan negara mitra.
“Beberapa kegiatan konkret yang menjadi fokus bersama diantara ketiga POA tersebut adalah aktifitas di bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Dalam hal ini, Pemerintah belajar bagaimana meningkatkan kewaspadaannya dalam mengantisipasi ancaman kesehatan global dengan munculnya New Emerging Diseases seperti SARS, H1N1, H5N1, Ebola, Zika, dll dan munculnya berbagai dampak perubahan iklim, ungkap Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, dr. Anung Sugihantono, M.Kes.
Di bidang Kefarmasian, Indonesia siap untuk mendorong Joint Venture antar Industri Farmasi kedua negara. Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Dra. Engko Sosialine Magdalene, Apt menambahkan bahwa Indonesia siap berkolaborasi dengan Iran dalam mengembangkan Vaksin Halal sekaligus memberikan training peningkatan kapasitas bagi negara Turki untuk belajar memulai produksi vaksin dalam negeri.
“Seperti kita ketahui Bersama, saat ini PT. Biofarma telah menjadi lead dalam hal produk vaksin guna memenuhi kebutuhan dalam negeri. Biofarma juga telah dipercaya sebagai OIC Center for Excellence Vaccines Research Development,” kata Engko.
Selain pertemuan bilateral dua negara (G to G), Menkes RI juga melakukan pertemuan dengan beberapa Non State Actors yang juga banyak berperan dalam membantu Pemerintah dalam meningkatkan Pembangunan Kesehatan di Indonesia, antara lain dengan International Agency for the Prevention of Blindness, Global Fund, UNION, EAT Foundation, Secretariat PMNCH dan Secretariat SDGs.
Terhadap hal tersebut, Acep Somantri, sebagai Kepala Biro Kerja Sama Luar Negeri berharap semua kerja sama yang dibangun ini dapat membantu Indonesia dalam mencapai Tujuan Prioritas Nasional sekaligus Target Global diantaranya Target SDGs, Roadmap Nasional Kemandirian Obat dan Alat Kesehatan, Penguatan Sistem Kesehatan Nasional melalui penerapan Standar Pelayanan Minimum (SPM), Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), dan Program Indonesia Sehat melalui Pendekatan Keluarga (PIS-PK).
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.(gi)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM