Jakarta, 23 Juni 2019
Dua minggu jelang keberangkatan kloter pertama jemaah haji Indonesia menuju Arab Saudi, Kementerian Kesehatan semakin memantapkan layanan kesehatan dari berbagai aspek mulai infrastruktur hingga layanan jemaah.
Pada aspek infrastruktur atau fasilitas, saat ini telah disiapkan dua Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) baik di Mekah maupun Madinah. Bahkan KKHI Madinah merupakan bangunan yang baru saja diresmikan pada awal Mei 2019 lalu. KKHI Madinah yang baru tersebut mempunyai komposisi jenis perawatan yang lebih lengkap dan kapasitas tempat tidur yang lebih banyak ketimbang KKHI yang lama. Jumlah tempat tidur yang semula hanya 50 saat ini menjadi 80 tempat tidur.
Selain di Madinah, klinik kesehatan lainnya juga didirikan Kemenkes di Kota Makkah. KKHI Makkah telah berdiri megah di daerah Aziziyah Junubiah dan sudah beroperasi sejak 2017. Klinik 18 lantai tersebut memiliki kapasitas 300 tempat tidur rawat inap. Di samping itu juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung pemeriksaan kesehatan seperti laboratorium, apotek, ruang rontgen dan memiliki fasilitas kamar petugas kesehatan yang dapat menampung sekitar 400 petugas kesehatan haji. Kedua KKHI ini setara dengan rumah sakit tipe C di Indonesia.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes, Dr. dr. Eka Jusup Singka, MSc, mengatakan fasilitas kesehatan tersebut juga dilengkapi dengan sarana prasarana pendukung seperti ambulans, laboratorium dan obat-obatan. Tahun ini pemerintah menyiapkan sekitar 79 ton obat-obatan. Jumlah ini meningkat sembilan ton ketimbang tahun 2018. Begitu juga alat pelindung diri (APD) seperti masker, dan semprotan air juga tetap diadakan bagi setiap jemaah dan dibagikan di embarkasi saat sebelum keberangkatan.
“Itu kesiapan kita dari fasilitas, sarana dan prasarana termasuk tenaga petugas kesehatan yang insya Allah jauh lebih baik lagi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” kata Eka usai memberikan arahan pada acara Konsolidasi dan Penguatan Komunikasi Bagi Petugas Kesehatan Haji Indonesia di BBPK Cilandak Jakarta (23/6).
Dengan adanya tambahan kuota jemaah haji sebanyak 10 ribu orang, Kemenkes juga telah menyiapkan berbagai hal yang dibutuhkan bagi setiap kelompok terbang (kloter). Untuk Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) akan ada penambahan 66 tenaga kesehatan yang terdiri atas 22 orang dokter dan 44 perawat. Semua petugas kesehatan ini akan melayani langsung 22 kloter tambahan. Untuk mempersiapkan tenaga kesehatan tambahan ini, Pusat Kesehatan haji akan menyelenggarakan pelatihan terintegrasi pada 27-29 Juni 2019 mendatang.
“Semua mengikuti, tenaga bertambah, obat, vaksin, dan makanan tambahan bagi jemaah yang sakit juga kami siapkan,” ungkap Kapuskes Haji.
Sementara itu, lanjut Eka, Kemenkes juga terus mempersiapkan status istitaah kesehatan jemaah haji Indonesia. Seluruh jemaah telah melakukan pemeriksaan kesehatan dan saat ini sudah mendapatkan vaksinasi meningitis meningokokus. Meski demikian, pemerintah tetap mengimbau jemaah agar selalu menjaga kesehatannya.
“Jemaah haji harus menyiapkan kesehatan dengan baik, obat-obatan pribadi harus dibawa. Obat-obatan yang dibawa jangan ditaruh di koper tapi di tas tenteng. Jangan menahan kencing, banyak minum, dan banyak istirahat kalau lelah,” pungkas Eka.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (AM)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM.