Jakarta, 30 Oktober 2019
Hadir dalam pertemuan dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto berharap agar bijak menggunakan anggaran, yang mana harus disesuaikan dengan kemampuan.
“Jangan sampai kita dininabobokan bahwa inilah yang terbaik, apa yang terbaik untuk bangsa dan negara mengikuti besaran anggaran yang ada. Karena untuk jantung tidak main-main, lebih besar dari yang lainnya,” kata Menkes.
Menkes Terawan mengingatkan supaya idealisme sejalan dengan kemampuan. Jangan sampai memberatkan. Misalnya dari segi peralatan, tidak perlu pakai alat-alat yang mahal, namun yang penting bisa digunakan untuk melayani masyarakat.
“Saya selalu berpikir realistis, karenanya harus bisa merealisasikan anggaran dengan baik, jangan sampai uang tersebut larinya ke alat saja, apalagi alat yang berasal dari luar negeri. Kalau larinya ke dokter saya malah seneng, artinya dokter saya sejahtera,” terang Menkes Terawan.
Menkes mendorong RSJPD Harapan Kita agar menggunakan alat kesehatan dalam negeri. Pasalnya saat ini produk dalam negeri tidak kalah dengan produk luar, selain bagus juga bisa menghemat anggaran.
“Janganlah kita ada kompetensi yang membebani, gunakan bahan yang semuanya Indonesia saja, kan sudah ada yang SNI, jangan dikit-dikit luar, kan kalo ini bisa turunnya akan berapa turunnya,” dorong Menkes.
Di samping management anggaran, Menkes ajak RSJPD Harapan Kita lebih berani menggaet pasien lintas negara, selain tidak membebani JKN, pasien internasional akan mendatangkan devisa bagi negara.
“Bagaimana caranya RS Harapan Kita ini bisa memanggil pasien internasional, kalau pasien dalam negeri saja apalagi di JKN kan, akan membebani keuangan negera. Kalau bisa devisa yang didatangkan besar, caranya dengan bangun performance,” tutur Menkes.
Dibangunnya performance adalah salah satu cara membangun kepercayaan pasien. Trust, menjadi modal penting untuk menarik minat pasien lintas negara dan swasta agar mau berobat ke Indonesia. Menkes ingin melalui inovasi layanan dengan mampu menghadirkan pasien swasta dan internasional, dapat meringankan beban pembiayaan negara terhadap penyakit jantung.
Lebih lanjut, ia ingin ada kolaborasi dengan PERKI guna mewujudkan visi dan misi Presiden Joko Widodo dalam mewujudkan jaminan kesehatan yang baik menuju Indonesia maju.
“Saya mengimbau agar kita bisa berkolaborasi dan bersinergi, agar harapan bapak presiden untuk melaksanakan jaminan kesehatan dengan baik bisa tercapai, sehingga tujuan untuk mewujudkan Indonesia maju 2045 terpenuhi,” tutup Menkes.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (Mus)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM.