Ngawi, 24 November 2019
Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan berbasis masyarakat. Berdasarkan data Kementerian Agama, di Indonesia ada 3,9 juta santri yang terdata.
Menteri Kesehatan RI Letjen (Purn) Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad(K) RI menilai jumlah tersebut berdaya ungkit besar terhadap pembangunan kesehatan di Indonesia. Santri bisa menjadi aset negara untuk menjadikannya SDM unggul, karena di pesantren selain mendapat pendidikan keilmuan, para santri juga bisa diberikan pemahaman soal kesehatan.
Namun di sisi lain, jumlah santri yang besar merupakan tantangan karena potensi penyebaran penyakit lebih mungkin terjadi. Sebagai langkah preventif, Kementerian Kesehatan mensosialisaskin skrining penyakit di pesantren.
Di Pondok Pesantren Gontor Putri misalnya, skrining TBC dilakukan terhadap ribuan santri. Skrining dilakukan dengan mengisi kuesioner dan X-ray. Pelaksanaan skrining tersebut ditinjau langsung oleh Menkes Terawan.
“Santriwati di sini harus sehat, agar bisa menjadi SDM unggul di masa depan. Antusias dari para santriwati untuk melakukan pemeriksaan kesehatan harus dijaga,” katanya di Pondok Pesantren Gontor Putri, Sabtu (23/11).
Menkes Terawan menambahkan, dalam mencetak santri berkualitas unggul maka harus dibekali pengetahuan termasuk ilmu agama supaya menjadi pemimpin negara yang berakhlak baik. Para santri harus menjadi agent of change, sudah sewajarnya para santriwati belajar dengan keras untuk menjadi SDM unggul.
“Itu adalah sebuah target ke depan untuk Indonesia maju,” katanya.
Sebelumnya, Rektor Universitas Darussalm (Unida) Gontor, Prof. Dr. Amal Fathullah Zarkasyi, M.A mengatakan Gontor baik pada santri di Sekolah Menengah maupun tingkat Perguruan Tinggi konsen terhadap kesehatan santri mulai dari gizi santri dan kebersihan lingkungan.
Bahkan kata dia saat ini sedang mendirikan Fakultas Ilmu Kesehatan dan mendirikan Rumah Sakit Tipe C.
“Kami konsen terhadap masalah kesehatan, buktinya kami sudah mendirikan Fakultas Ilmu Kesehatan dan Rumah Sakit,” katanya di Unida Ponorogo, Jumat (22/11).
Ia menambahkan sebagai langkah promotif dan preventif selalu diadakan penyuluhan tentang penyakit yang mudah menular.
“Kami terus berusaha bagaimana kesehatan anak-anak terus meningkat baik dari segi gizi atau kebersihan, dan olahraga. Itu konsen kita,” ucap Prof Amal.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.(D2)
Kepala Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM