Jakarta, 21 Februari 2020
Terdapat 1.104 anak buah kapal (ABK) di Kapal Pesiar World Dream yang sekira 270 ABK di antaranya adalah warga negara Indonesia (WNI). Pemerintah Indonesia merencanakan penjemputan WNI tersebut melalui perjalanan laut menggunakan Kapal Rumah Sakit KRI dr. Soeroso.
Sesditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemenkes dr. Ahmad Yurianto mengatakan kapal persiar World Dream itu sudah saat ini sudah menurunkan seluruh penumpangnya di Hongkong. Tinggal 1.104 ABK yang masih berada di kapal tersebut.
Kapal World Dream saat ini tidak bisa berlabuh di negara manapun. Pasalnya ada penumpang yang positif Covid-19 setelah beberapa hari turun dari kapal tersebut.
Otoritas Hongkong memeriksa dengan Polymerase Chain Reaction (PCR) pada seluruh penumpang World Dream dan hasilnya negatif. Setelah seluruh penumpang kecuali ABK turun dari Kapal dan beraktivitas, beberapa hari kemudian ada penumpang yang positif Covid-19. Sementara itu kapal sudah berlayar ke Malaysia.
“”Karena diketahui ada penumpang yang positif Covid-19 maka semua negara menolak kapal ini untuk berlabuh,” kata dr. Ahmad Yurianto, di Gedung Kemenkes, Jakarta, Jumat (21/2).
Saat ini, Kapal World Dream tengah berada di Perairan Bintan. Rencananya Pemerintah Indonesia akan menjemput sekira 270 ABK WNI itu menggunakan kapal bertemu di perairan internasional.
Teknisnya pemindahan ABK WNI dari Kapal World Dream ke KRI dr. Soeroso harus menggunakan sekoci. Setelahnya WNI akan diobservasi di selama 14 hari.
“Pakai sekoci dari Kapal World Dream ke kapal TNI. Setelah (WNI) masuk ke kapal dilakukan observasi menyeluruh oleh tim kesehatan. Kalau kondisi mereka sehat maka berikutnya perlu untuk diobservasi selama 14 hari,” kata dr. Ahmad.
Hingga saat ini, lanjutnya, belum ditentukan lokasi observasinya. Namun pemerintah sudah menyiapkan beberapa opsi lokasi termasuk Natuna.
“Kita menunggu keputusan Presiden untuk penjemputan WNI. Waktu tempuh dari Jakarta ke posisi Kapal World Dream kurang lebih 20 jam. Kita sedang menunggu keputusan (Presiden),” ucapnya.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.(D2)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM