Jakarta, 24 Juni 2020
Juru bicara penanganan COVID-19 Achmad Yurianto mengatakan bahwa saat ini penularan COVID-19 masih cukup tinggi di beberapa daerah. Oleh karenanya protokol kesehatan mutlak harus dilakukan untuk melindungi diri dan kelompok rentan. Namun masih banyak orang yang belum disiplin melaksakan protokol kesehatan yang ada.
“Masih ada kelompok rentan yang tidak mematuhi protokol kesehatan, tidak menjaga jarak, tidak memakai masker, dan tidak rajin mencuci tangan, inilah yang kemudian menjadi kelompok rentan untuk tertular. Inilah gambaran kasus baru yang muncul,” kata Yuri dalam keterangannya di Graha BNPB, Jakarta, Rabu Sore (24/6).
Seperti yang kita tahu, COVID-19 menyebar secara cepat melalui percikan droplet baik saat bersin maupun batuk. Memakai masker adalah salah satu cara efektif untuk menahan droplet tersebut menyebar, terlebih masih ada Orang Tanpa Gejala (OTG) disekitar masyarakat yang belum melakukan isolasi dengan baik.
Yuri menjelaskan tingkat risiko penularan COVID-19 akan semakin menurun apabila seseorang memakai masker. Ia pun membaginya kedalam 4 tingkatan :
Pertama, apabila seseorang yang membawa virus (OTG) tidak menggunakan masker dan melakukan kontak dekat dengan orang rentan maka kemungkinan penularan mencapai 100 %.
Kedua, orang yang sakit pakai masker, sementara kelompok rentan tidak memakai masker maka potensi penularan mencapai 70%,
Ketiga, orang sakit pakai masker, sementara orang sehat tidak pakai masker maka tingkat penularannya hanya 5 persen.
Keempat, jika keduanya pakai masker, maka potensi penularan hanya 1,5%.
“Inilah yang meyakinkan kita bahwa menggunakan masker adalah cara yang paling tepat, sudah barang tentu gunakanlah masker secara benar, menutup hidung dan mulut dengan baik,” imbuhnya.
Yuri menekankan protokol kesehatan harus menjadi kebiasaan baru menuju tatanan masyarakat produktif namun tetap aman dari COVID-19. Kedisiplinan, kesadaran dan peran aktif dari seluruh elemen masyarakat sangat dibutuhkan agar kenaikan kasus tidak semakin tinggi.
Dalam update penanganan COVID-19 per tanggal 25 Juni 2020 saja, jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Indonesia bertambah 1.113 orang, sehingga totalnya 49.009 orang. Penambahan tersebut didapatkan dari pemeriksaan spesimen sebanyak 21.233 sehingga total menjadi 689.492 spesimen. Penambahan kasus tersebut tersebar di 443 Kabupaten/Kota di 34 provinsi.
“Jawa Timur hari ini melaporkan 183 orang kasus baru dan sembuh 80 orang, DKI Jakarta 157 orang kasus baru dan sembuh 94 orang, Sulawesi Selatan 132 orang dan sembuh 39 orang, MalukuUtara hari ini melaporkan 95 kasus konfirmasi baru 6 sembuh, Kalimantan Selatan 90 kasus baru dan 15 sembuh,” terang Yuri.
Sementara itu, ada 18 provinsi melaporkan kasus baru dibawah 10. bahkan 5 provinsi melaporkan tidak ada kenaikan kasus sama sekali.
Lebih lanjut, ada beberapa daerah yang melaporkan kasus sembuh lebih banyak daripada kasus positif diantaranya Kalimantan Timur, Gorontalo, Sumatera Barat, Lampung, Yogyakarta, Papua Barat, Bangka belitung, Bengkulu, dan Kalimantan Barat.
“Total kasus sembuh hari ini sebanyak 417 orang sehingga akumulasinya menjadi 19.658 orang, kasus meninggal 38 orang sehingga total menjadi 2.573 orang,” imbuhnya.
Pemerintah masih melakukan pemantauan kepada OPD sebanyak 36.648 orang dan pengawasan pada PDP sebanyak 13.069 orang.
Hotline Virus Corona 119 ext 9. Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id (MF)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM