Aceh, 14 Oktober 2020
Tim Taskforce yang dipimpin Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Peningkatan SDM Kesehatan, dr. Mariya Mubarika, Plt. Gubernur Aceh, Ir. Nova Iriansyah, MT serta jajarannya menggelar rapat terkait advokasi pendampingan penanganan COVID-19 di Kantor Gubernur Aceh, Rabu, 14 Oktober 2020.
“Jurnal-jurnal terkini dari negara yang berhasil menangani COVID-19, kunci utamanya adalah leadership. Dengan adanya otonomi daerah, peran gubernur menjadi simbol utama dalam penanganan COVID-19”, ujar dr. Mariya ketika membuka rapat tersebut.
Selanjutnya, dr. Mariya menerangkan pengalaman negara yang berhasil menangani COVID-19 memberikan pesan kepada kita kalau kita harus merubah strategi, biasanya kita mengangkat senjata ketika sudah ada kasus positif, padahal di bukti-bukti ilmiah 2 hari sebelum gejala sudah bisa menularkan, dan positif dalam PCR rata-rata setelah kontak hari ke 5, beberapa jurnal juga menjelaskan bahwa ketika ada close contact dengan kasus kemudian dilakukan karantina tanpa menunggu hasil test maka berhasil menurunkan angka penularan dengan sangat bermakna
Artinya kita harus merubah strategi menjadi menerapkan Early Suspect Detection untuk segera dilakukan pemisahan agar tidak menularkan lagi, kecepatan kita harus melebihi kecepatan virus.
“Kami ingin menerapkan di daerah-daerah supaya bisa selesai dalam waktu cepat, saat ini Negara Pakistan yang pernah kejadian kasus nya mencapai 7.500 perhari dengan 90% transmisi lokal penduduk 220 juta, artinya kondisinya lebih buruk dari Indonesia, berhasil keluar dari masalah kompleks ini, dengan penurunan kasus dan penurunan angka kematian dengan merubah strategi, memisahkan dari suspect bukan dari kasus positif, Aceh bisa lebih cepat, dengan penduduk 5 juta lebih, apalagi ada sinergitas yang kuat “, ujar dr. Mariya.
“Kami telah bekerjasama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika. Nomor seseorang yang positif COVID-19 bisa di-tracing empat belas hari sebelumnya bertemu dengan siapa saja, berapa kali pertemuan dan berapa lama. Kita bisa tahu close contact secara digital”, terang dr. Mariya.
Early Suspect Detection menghasilkan nomor close contact dengan pasien positif yang kemudian akan kirimkan ke dinas kesehatan dan dibagikan ke puskesmas. Lalu nomor tersebut akan diolah menggunakan aplikasi Telesehat yang telah disosialisasikan sebelumnya dan akan dibangun juga di Provinsi Aceh.
Nova menyampaikan bahwa dalam hal COVID-19 pasukannya kolaboratif, rapat barisan, dan menghilangkan sekat-sekat tingkatan pemerintahan termasuk TNI/Polri dan kejaksaan.
“Apapun akan saya lakukan, apapun akan saya dukung, dan saya memimpin langsung” , tegas Nova.
Turut hadir dalam rombongan di antaranya Sekretaris Ditjen P2P, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Kepala KKP Aceh.
Kunjungan Tim Taskforce ke Aceh ini adalah untuk yang kali kedua. Pada kunjungan sebelumnya tim telah berkoordinasi dengan Sekretaris Daerah Aceh, Pangdam Iskandar Muda, Wakil Kepala Polda Aceh dan lainnya pada tanggal 28 September – 1 Oktober 2020.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.(NN)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM