Sehat Negeriku
No Result
View All Result
Senin, 16/06/2025
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Mediakom
  • Majalah
Langganan Newsletter
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Mediakom
  • Majalah
No Result
View All Result
Sehat Negeriku
No Result
View All Result

Memperlancar Produksi ASI

Rokom by Rokom
17 Agustus 2024
Reading Time: 3 mins read
A A
0
blank
Bagikan di FacebookBagikan di WhatsappBagikan di Line

Jakarta, 14 Agustus 2024

Pemberian Air Susu Ibu (ASI) untuk mendukung kesehatan bayi dan anak telah diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2024 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan. Ketentuan mengenai ASI tercantum mulai dari Pasal 24 hingga Pasal 48.

Pasal 24 menegaskan bahwa setiap bayi berhak mendapatkan ASI eksklusif sejak lahir hingga berusia 6 bulan, lalu dilanjutkan hingga berusia 2 tahun sambil diberikan makanan pendamping. Ketentuan ini seringkali menimbulkan pertanyaan di kalangan masyarakat, terutama mengenai solusi jika ASI ibu sulit atau tidak keluar.

Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dr. Lovely Daisy, MKM, menjelaskan, memberikan tanggapan mengenai ASI yang sulit atau tidak keluar seringkali membuat para ibu khawatir.

“Selama beberapa hari setelah melahirkan, ASI yang keluar berupa kolostrum dengan volume sekitar 5-7 ml. Kolostrum berwarna kekuningan atau bening, mengandung protein yang lebih tinggi dari ASI yang muncul kemudian dan mengandung zat anti infeksi. Inilah yang sering dianggap ibu sebagai ASI tidak, sulit atau sedikit keluar,” jelas Daisy di Jakarta, ditulis Rabu (14/8).

Seiring berjalannya waktu, kolostrum akan berubah menjadi ASI transisi, lalu menjadi ASI matang. Perubahan tersebut juga akan diiringi dengan pertambahan volume ASI.

“Ibu akan merasa payudara penuh, keras dan berat. Perubahan ASI tersebut terjadi pada minggu pertama kehidupan,” lanjut Daisy.

Menyusui Sesering dan Semau Bayi

Menurut dr. Lovely Daisy, cara paling efektif untuk memperlancar produksi ASI, yakni ibu menyusui bayi dengan benar sesering dan selama bayi menghendaki. Pemberian makanan atau minuman lain selain ASI tidak boleh sembarangan.

“Pemberian selain ASI akan menghambat produksi ASI. Susu pengganti ASI atau susu formula diberikan ketika ada indikasi medis setelah melalui penilaian oleh dokter yang kompeten,” terangnya.

Ibu dapat mempraktikkan teknik menyusui yang benar melalui perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar. Indikator dalam proses menyusui yang efektif meliputi posisi ibu dan bayi yang benar, perlekatan bayi yang tepat, dan keefektifan isapan bayi pada payudara.

Teknik menyusui yang salah dapat menimbulkan berbagai masalah, seperti puting susu menjadi lecet dan ASI tidak keluar secara optimal. Akibatnya, memengaruhi produksi ASI, yang selanjutnya membuat bayi enggan menyusu. Hal ini menyebabkan kebutuhan nutrisi bayi tidak tercukupi.

“Untuk menyusui dengan benar, ibu dapat menghubungi konselor menyusui di fasilitas pelayanan kesehatan terdekat atau mengakses telekonseling menyusui jika ibu mengalami keraguan terkait menyusui ataupun jika ada kendala,” ucap Daisy.

“Konselor menyusui siap untuk memberikan informasi atau mendukung ibu untuk menyusui.”

Dampak Pemberian Susu Formula

Lebih lanjut, Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak dr. Lovely Daisy mengingatkan tentang dampak pemberian susu formula pada bayi dibanding ASI.

“Ketika bayi diberikan lebih banyak susu formula dibandingkan ASI, maka bayi akan kenyang dengan susu formula sehingga lebih jarang menyusu. Hal ini berujung dapat menyebabkan produksi ASI berkurang,” katanya.

“Dampak lain yang dapat terjadi adalah meningkatnya risiko kesakitan pada bayi, karena kurang mendapatkan zat-zat kekebalan yang hanya terdapat di dalam ASI. Berkurangnya intensitas menyusui langsung juga dapat memengaruhi kedekatan antara ibu dan bayi (bonding) yang terjalin pada saat proses menyusui.”

Karena itu, menyusui bayi sesering dan selama bayi menginginkan harus tetap diupayakan.

“Produksi ASI dipengaruhi oleh isapan bayi pada saat menyusu. Semakin sering bayi menyusu dengan cara yang benar, maka semakin banyak ASI diproduksi,” tegas Daisy.

Pemberian ASI juga memiliki manfaat besar bagi bayi. Seperti yang tercantum dalam Pasal 25 PP Nomor 28 Tahun 2024, pemberian ASI eksklusif sangat penting untuk memenuhi kebutuhan bayi dengan zat gizi terbaik demi tumbuh kembang yang optimal, meningkatkan daya tahan tubuh bayi sehingga dapat mencegah penyakit dan kematian, serta mencegah penyakit tidak menular di usia dewasa.

Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620 dan alamat email [email protected].

Plt. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik

dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid

 

ShareSendShare
Rokom

Rokom

Redaksi Sehat Negeriku

Informasi Terkait

blank

Komitmen Daerah Belum Optimal, Eliminasi Malaria di Papua Masih Terhambat

16 Juni 2025
blank

Papua Jadi Episentrum Malaria, Pemerintah Perkuat Sinergi Lintas Sektor

16 Juni 2025
blank

Indonesia Pimpin Arah Baru Eliminasi Malaria di Asia Pasifik

16 Juni 2025
blank

Revolusi Industri Kesehatan Dimulai dari Komponen Terkecil: DNA dan Masa Depan Medis

16 Juni 2025
blank

Persiapan Sejak Dini Kunci Utama Cegah Kematian Jemaah Haji

16 Juni 2025
blank

Pulang Ibadah Haji? Waspadai Demam, Batuk, dan Risiko COVID-19!

15 Juni 2025
Next Post
blank

88 Kasus Konfirmasi Mpox di Indonesia, Seksual Sesama Jenis Jadi Salah Satu Penyebab

blank

Siaga Hadapi MPOX

Tweet oleh @KemenkesRI
Berita Utama

Komitmen Daerah Belum Optimal, Eliminasi Malaria di Papua Masih Terhambat

16 Juni 2025
Berita Utama

Papua Jadi Episentrum Malaria, Pemerintah Perkuat Sinergi Lintas Sektor

16 Juni 2025
Berita Utama

Indonesia Pimpin Arah Baru Eliminasi Malaria di Asia Pasifik

16 Juni 2025
Berita Utama

Revolusi Industri Kesehatan Dimulai dari Komponen Terkecil: DNA dan Masa Depan Medis

16 Juni 2025

Rekomendasi Artikel

blank

COVID-19 Kembali Merebak di Luar Negeri, Masyarakat Diminta Waspada

20 Mei 2025
blank

Kini Check In PeduliLindungi Bisa Lewat Website

30 September 2022
blank

Cek Kesehatan Gratis Kado Ulang Tahun Dimulai, Ini 3 Cara Daftar

10 Februari 2025

Berita Populer

  • blank

    Masyarakat Umum Sudah Bisa Booster Kedua

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Besok PeduliLindungi Resmi Bertransformasi Menjadi SATUSEHAT Mobile

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Beri Perlindungan Tambahan, Lansia Diberikan Vaksin Booster Kedua

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sertifikat Vaksin & Data Bermasalah? Ini Solusinya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Penerbitan STR Seumur Hidup Lebih Mudah Lewat Portal SATUSEHAT SDMK

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Sehat Negeriku

Sehat Negeriku adalah kanal berbagi informasi tentang kegiatan Kementerian Kesehatan, baik berupa rilis yang dikeluarkan Kemenkes, dokumentasi foto dan video, maupun tulisan ringan seputar info-info kesehatan.

Jejaring Website Terkait

  • Kementerian Kesehatan RI
  • Biro Komyanmas

Informasi Lainnya

  • Tentang Sehat Negeriku
  • Peta Situs
blank
Infografis

Jadwal Skrining Anda dan Keluarga

Jadwal Skrining Sesuai Siklus Hidup

22 September 2023
blank
Infografis

Hari Tanpa Tembakau Sedunia

31 Mei 2019
blank
Infografis

Lebaran Sehat

19 Februari 2019
blank
Infografis

Mudik Sehat dan Aman

19 Februari 2019
blank
Infografis

Lansia Indonesia

19 Februari 2019

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Mediakom
  • Majalah
Langganan Newsletter

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.