Untuk mengantisipasi penularan infeksi Entero Hemoragic E. Coli (EHEC) yang menyebabkan haemolytic uraemic syndrome (HUS), Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama, Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) telah membuat surat edaran kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) seluruh Indonesia.
Dalam surat edaran itu, Dirjen P2PL mengharapkan aparat kesehatan di seluruh tanah air mengambil langkah-langkah antisipasi infeksi EHEC dan HUS yang saat ini melanda Eropa dengan meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat luas tentang pentingnya menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
“Perilaku hidup bersih dan sehat dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya membiasakan cuci tangan dengan sabun setelah buang air besar/kecil dan sebelum menyentuh makanan/minuman. Mencuci sayuran dan buah buahan dengan air sampai benar-benar bersih, terutama sayuran dan buah-buahan yang dikonsumsi secara segar”, ujar Prof. Tjandra.
Khusus kepada Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), diminta agar mencermati setiap penumpang khususnya dari negara-negara Eropa yang mengalami gejala tersebut diatas dan segera mengkoordinasikan dengan imigrasi dan pengelola bandara serta melaporkan kepada Dirjen P2PL.
Menurut World Health Organization (WHO), kini langkah pencegahan EHEC dan HUS di Eropa dengan cara melaksanakan pola hidup bersih dan sehat, dengan selalu mencuci tangan dengan sabun setelah menggunakan toilet dan sebelum memegang makanan; Pengamatan terhadap kasus diare berdarah yang disertai sakit perut, yang mempunyai riwayat perjalanan atau kontak dengan orang yang datang dari Jerman Utara. Apabila mengalami kasus seperti ini harus segera berobat ke sarana kesehatan.
Sementara itu, WHO merekomendasikan lima pesan kunci untuk keamanan pangan yaitu menjaga kebersihan bahan makanan, memisahkan makanan mentah dengan makanan matang, memasak makanan hingga benar-benar matang, menyimpan makanan pada suhu yang aman dan mencuci bahan baku makanan dengan air bersih, ujar Dirjen P2PL.