Jakarta, 12 Agustus 2015
Kesehatan merupakan hak fundamental setiap manusia. Oleh karena itu, menjadi tanggung jawab semua pihak agar hak ini dapat diperoleh semua rakyat, tanpa terkecuali. Dalam masyarakat, terdapat berbagai potensi yang dapat mendukung keberhasilan program-program kesehatan. “Kelompok masyarakat yang paling potensial dalam pembangunan kesehatan adalah kelompok usia remaja-muda, karena kelompok usia ini menerima dan mengolah informasi dengan cepat dan tanggap, mudah mengembangkan keterampilan, serta dapat menggerakkan orang lain. Oleh karena itu, pemerintah membidik Gerakan Praja Muda Karana (Pramuka) sebagai mitra potensial dalam pembangunan kesehatan”, ujar Menteri Kesehatan.
Pada tanggal 17 Juli 1985, Departemen Kesehatan bersama dengan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, membina sekelompok generasi muda di Indonesia dalam bidang kesehatan melalui pembentukan Satuan Karya Pramuka Bakti Husada (Saka Bakti Husada). Tujuan pembentukan Saka Bakti Husada adalah untuk mewujudkan kader pembangunan di bidang kesehatan, yang dapat membantu melembagakan norma hidup sehat bagi semua anggota Gerakan Pramuka dan masyarakat di lingkungannya. Peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-21 pada tanggal 12 November 1985 di Magelang dijadikan momentum untuk meresmikan Saka Bakti Husada.
Pada awal terbentuknya Saka Bakti Husada terdapat 5 krida, yaitu Krida Bina Obat, Krida Pengendalian Penyakit, Krida Keluarga Sehat, Krida Bina Gizi, dan Krida Bina Lingkungan Sehat. Kini dengan penambahan Krida Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) menggenapkannya menjadi 6 Krida yang terdiri dari 37 Syarat Kecakapan Khusus (SKK). Dengan krida dan kecakapan khusus yang dimiliki, Saka Bakti Husada telah memberikan arah keterlibatan kaum muda di bidang kesehatan. Beberapa kegiatan antara lain kampanye PHBS di beberapa sekolah dan lingkup masyarakat kecil, peningkatan kesadaran akan bahaya HIV/AIDS dan tuberkulosis, kampanye pentingnya imunisasi, pengendalian vektor penyakit serta pemahaman tentang obat. Di samping kegiatan-kegiatan tersebut, Saka Bakti Husada juga dididik untuk tanggap dalam situasi bencana. Kesigapan Pramuka dalam pertolongan pertama gawat darurat telah ditunjukkan dalam simulasi tanggap bencana, sebagai manifestasi peran SBH pada penanggulangan bencana berbasis masyarakat
Lebih lanjut, Menkes mengatakan bahwa Saka Bakti Husada juga berperan sebagai pelopor hidup sehat bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat di sekitarnya, sejalan dengan tujuan pembangunan kesehatan, yakni meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan yang optimal. Pengetahuan dan keterampilan di bidang kesehatan yang diberikan dan dilatihkan kepada Pramuka sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib diharapkan dapat meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat, yang tidak hanya dimanfaatkan untuk diri sendiri, tetapi diharapkan dapat ditularkan kepada keluarga, dan masyarakat di sekitarnya.
Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun Saka Bakti Husada ke-30 dihadiri oleh pejabat eselon I Kementerian Kesehatan, Staf Khusus Menteri, pejabat eselon II Kementerian Kesehatan, perwakilan unit utama dan Sekretariat Jenderal, Direktur Rumah Sakit Vertikal, Kepala Dinas Kesehatan se-DKI Jakarta dengan membawa adik-adik binaan SBH, Kwarnas Gerakan Pramuka, anggota PIN Saka se-Jabodetabek, organisasi profesi kesehatan, perwakilan Poltekkes, Pramuka Gugusdepan BBPK dan Bapelkes, Pramuka RS Syamsudin Sukabumi, Pramuka Gugusdepan Cibubur, Pramuka Gugusdepan Perguruan Tinggi (UNJ, Universitas Trisakti, UI, IPB, UHAMKA), SBH KKP Tanjung Priok, SBH Jakarta Timur, dan SBH BBPK Ciloto.
Tema yang dipilih pada peringatan ulang tahun Saka Bakti Husada ke-30 adalah “Memantapkan Saka Bakti Husada sebagai Wadah Pembinaan Kader Kesehatan yang Berkarakter”. Karakter yang diharapkan dari seorang Saka Bakti Husada adalah Pramuka berjiwa Pancasila yang senantiasa berlandaskan pada sila pertama, yaitu mengutamakan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan YME. “Dalam rangka memantapkan SBH sebagai wadah untuk membina kader kesehatan yang berkarakter, saya mengajak semua pihak terkait untuk memperkuat jejaring yang sudah terbentuk dalam ikatan solidaritas dan nasionalisme untuk mewujudkan Indonesia Sehat.” Ujar Menkes dalam sambutannya (12/8).
Selain upacara, rangkaian peringatan HUT SBH ke-30 terdiri dari Sosialisasi Krida SBH dan Pameran Krida SBH. Sosialisasi Krida SBH dilaksanakan pada pukul 10.00–12.15 WIB di Ruang Siwabessy, Gedung Sujudi Kementerian Kesehatan yang meliputi Krida Bina Lingkungan Sehat, Krida Pengendalian Penyakit, Krida Bina Keluarga Sehat, Krida Bina Gizi, Krida Bina Obat, dan Krida Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Pameran Krida SBH yang terdiri dari 6 stand Bina Krida SBH dan 1 stand Kwarnas Pramuka diadakan di depan Ruang Siwabessy.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 500-567; SMS 081281562620; faksimili: (021) 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id