Jakarta, 2 November 2018
Sebagai bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan pembangunan kesehatan di Indonesia, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI memiliki Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Tahun ini Kemenkes telah me-launching Riskesdas 2018 di gedung Kemenkes, Jumat (2/11).
Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengatakan data Riskesdas 2018 sangat penting. Data tersebut dapat digunakan untuk menyusun rencana-rencana kerja pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN).
“Karena data ini sangat penting sekali, data yang akurat ini dapat digunakan untuk menyusun Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) sehingga perubahan pembangunan kesehatan bisa sampai pada kabupaten/kota. Kita bisa melihat intervensi apa yang dilakukan untuk masing-masing kabupaten/kota kerna akan berbeda,” kata Nila.
Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan Dr. Drs. Nana Mulyana, M.Kes mengatakan Riskesdas merupakan riset kesehatan nasional yang sangat penting dan sudah dilakukan keempat kalinya mulai dari tahun 2007, 2010, 2013, dan 2018.
Dalam Riskesdas 2018 ini memuat informasi status kesehatan dan faktor-faktor yang memengaruhinya, termasuk faktor dari pelayanan kesehatan, lingkungan, perilau, dan karakterisktik. Riskesdas ini terintegrasi dengan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2018 yang nantinya akan bisa dilakukan analisis faktor sosial ekonomi dan terintegrasi juga dengan Badan Pusat Statistik (BPS).
“Riskesdas 2018 terintegrasi dengan BPS (Badan Pusat Statistik) dan ada kerjasama dengan organisasi profesi khususnya PDGI (Persatuan Dokter Gigi Indonesia) untuk pemeriksaan gigi dan mulut,” kata Nana.
Menkes Nila Moeloek mengapresiasi integrasi tersebut. Dengan integrasi itu analisis yang dilakukan bisa lebih mendalam dan akurat.
“Apresiasi tinggi pada BPS dimana sudah bersinergi pada pelaksanaan Riskesdan 2018, dan dengan integrasi ini sampling sangat penting sehingga analisis yang lebih mendalam dapat kita lakukan agar lebih negetahui secara akurat tentang status kesehatan dan determinan kesehatan, dan juga akan dilihat dari sisi faktor sosio ekonomi,” tambah Nila.
Nila menyoroti beberapa hal yang dapat menurunkan angka kesakitan sehingga dalam Riskesdas bisa ditemukan pertumbuhan kesehatan bangsa. Hal tersebut antara lain perubahan perilaku masyarakat, Nila mengatakan beberapa data menunjukkan stunting menurun, tentu ini berkaitan dengan adanya perubahan perilaku masyarakat bahwa masyarakat sudah mengerti pentingnya gizi.
Selain itu terkait lingkungan, jika lingkungan tidak diperbaiki, masyarakat di lingkungan tersebut rentan terserang berbagai penyakit. Misalnya pencemaran limbah dari pertambangan seperti pemakaian merkuri.
“Perubahan perilaku dan lingkungan penting sekali untuk kita bisa mengurangi jumlah kesakitan yang diakibatkan dari suatu lingkungan,” kata Nila.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (D2)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM