Jakarta, 10 Maret 2020
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menekankan perlunya kerja sama lintas sektor untuk mengendalikan penyebaran covid-19. Pasalnya, penyakit ini menjadi ancaman serius bukan hanya pada keamanan kesehatan dunia, covid-19 juga mengancam sektor ekonomi dan kesejahteraan masyarakat karena memiliki tingkat penyebaran yang sangat cepat dan berpotensi pada kematian.
“Mengingat situasi covid-19 saat ini, fokus dunia tentang keamanan kesehatan harus berubah. Konsep setiap negara yang mencoba membatasi diri tidaklah efektif, sudah saatnya bagi kita untuk bekerja sama menghadapi wabah ini,”kata Menkes dalam acara GHSA Workshop on Collaborative Efforts in Pandemic Preparedness, di Jakarta, Selasa (10/3).
Sebelumnya, dunia telah berpengalaman menangani berbagai penyakit infeksi emerging dan re-emerging seperti SARS (2003), flu burung (2004), flu babi (2009), MERS (2012-2013), Ebola (2014), dan Zika (2015). Kendati karakteristik dan penangan penyakit tersebut berbeda, Menkes percaya seluruh negara telah belajar pada kasus-kasus sebelumnya.
Terkait pencegahan covid-19, Menkes meyakini setiap negara tak terkecuali Indonesia telah melakukan berbagai langkah antisipasi untuk mencegah dan mengendalikan penularan covid-19, terhitung sejak kasus ini ditemukan pada 31 Desember 2019 di Wuhan, Tiongkok.
“Kami telah meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan di titik masuk negara melalui pengaktifan thermal scanner dan menyediakan health alert card sejak Januari. Di Balitbangkes telah melakukan pengujian sampel yang dicurigai sejak Januari. Sampai 2 Maret 2020, tidak ada kasus positif yang kami temukan,”terangnya.
Di Indonesia kasus pertama terkonfirmasi positif covid-19 ada 2 yakni seorang ibu dan anak. Dengan ditemukannya 2 kasus tersebut, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan fokus pada tracing dan tracking contact manakala ditemukan kasus terkonfirmasi positif. Ini merupakan langkah cepat pemerintah untuk memutus rantai penularan agar penyebaran tidak semakin luas. Dua kasus tersebut ditemukan pada 2 Maret 2020, hingga rilis ini diturunkan, jumlah terkonfirmasi positif covid-19 di Indonesia sebanyak 27 kasus.
“Menanggapi hal tersebut, Indonesia telah melakukan upaya untuk mengantisipasi peningkatan kasus positif. Pelacakan kontak dilakukan pada mereka yang terkonfirmasi kasus, kami juga menunjuk 132 rumah sakit rujukan untuk menangani pasien covid-19,”tutur Menkes.
Ia menambahkan, Kemenkes juga telah memperkuat surveilans ILI dan pneumonia di fasilitas kesehatan dan masyarakat serta terus melakukan diseminasi tindakan pencegahan kepada publik termasuk menyediakan call center 24 jam khusus untuk covid-19.
Menutup sambutannya, ditengah situasi kegawatdaruratan kesehatan global saat ini, Menkes berharap pertemuan tersebut bisa menghasilkan keputusan bagi terjalinnya sinergi antarnegara di dunia untuk atasi covid-19.
“Saya harap GHSA Workshop on Collaborative Efforts in Pandemic Preparedness ini akan menghasilkan rekomendasi tentang bagaimana kita dapat bekerja sama secara kolaboratif dalam menghadapi wabah covid-19 saat ini. Saya percaya kita bisa,” pungkasnya.
Hotline Virus Corona 119 ext 9. Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@depkes.go.id (MF)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM